Minggu pagi ini, Aya dan Altair pergi berkunjung ke rumah tetangga mereka untuk menjenguk Lila karena seminggu ini jadwal Aya sangat padat jadi tidak sempat untuk bermain ke rumah tetangganya ini.
"Selamat pagi!" sapa Alta pada Pak Eko yang sedang duduk di ruangnya. Pak Eko berdiri dan tersenyum, "Masuk saja Mas, Ibuk lagi di ruang keluarga sama yang lainnya."
Mereka langsung masuk ke dalam rumah dan menuju ke ruang keluarga. Disana ada Lila yang sedang membaca majalah, Lisa yang sedang memainkan ponselnya, Kevin dan Kania yang sedang bermain game.
"Pagi tante!" sapaan Alta membuat mereka semua menoleh.
"Abang Alta!" Kania langsung berlari memeluk Alta. Alta memang menjadi kesayangan semua keluarga sahabat Aya karena sifatnya yang menyenangkan, "Loh kok Ia udah besar saja? Ia makan obat dinosaurus ya makannya cepat besar?"
"Tidak. Abang Alta saja yang jarang kesini jadi tidak tauu kalau Ia udah besar."
"Maaf ya, Abang Alta sibuk sama kegiatan sekolah," Alta mencubit pipi Kania, "Ayo kita main game lagi."
Di lain sisi, Aya sudah duduk disamping Lila dan Lisa. Aya memberikan kue yang dibelikan Bang Alden kepada Lisa, "Dari bang Alden, tante. Abang titip salam karena gak bisa kesini lagi banyak kerjaan katanya."
Lila mengangguk dan tersenyum, "Tidak masalah, Tante juga sudah baik-baik saja."
"Maaf juga tante aku jarang kesini. Lagi padat jadwalnya, minggu depan sudah mulai olimpiade."
"Tidak masalah, Aya. Lisa juga sudah bilang kemarin."
"Tante kalau ada butuh sesuatu bisa bilang ke Aya juga, siapa tau Aya bisa bantu."
Lila terkekeh melihat tingkah Aya saat merasa bersalah, "Kamu tidak berubah ya. Jangan seperti ini terus, nanti kamunya yang jadi tidak enak sendiri. Kepikiran cuma karena merasa bersalah seperti ini."
Aya tersenyum, sifatnya memang mudah terbaca. Aya paling tidak bisa jika merasa bersalah kepada seseorang, pasti Ia kepikiran takut orang itu marah atau tidak paham alasan Aya.
"Aya!" panggil Lisa yang sedang meletakkan kue yang Ia bawa tadi di meja. Aya menoleh sekilas dan tidak sengaja matanya bertemu dengan mata Kevin. Ia mengalihkan pandangannya, "Kenapa, Sa?"
"Ini ada orang yang dari lihatin lo mulu. Bukannya bantu motong kue, malah asik ngelihatin lo doang."
Orang yang disebut itu tersenyum ke arah Aya, namun Aya tidak menggubrisnya, "Mungkin Kak Kevin nungguin lo potong kuenya, Kak Kevin yang bawa kuenya kesini, Sa."
Aya mengalihkan lagi pandangannya menatap Lila yang masih tersenyum. Senyum Lila termasuk salah satu senyum terindah yang pernah Ia lihat, wajar Lisa dan Kania itu cantik banget turunan dari Lila tidak pernah ada yang gagal.
"Aya tadi katanya mau bantu tante kan? Tante boleh minta tolong sesuatu gak?"
"Boleh banget. Tante mau apa? Biar Aya ambilkan kan."
Lila menggeleng dan memegang tangan Aya, "Itu kamu ngobrol sama Kevin. Sepertinya dia dari tadi ingin ngomong sesuatu ke kamu."
Aya melihat kearah pandang Lila dan benar saja Kevin masih melihat ke arahnya, kini berjalan mendekat ke arah mereka duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Have a Crush On You
Teen Fiction"Boleh gue peluk lo?" "Hah?!" Karena Aya tidak merespon, laki-laki itu langsung memeluk Aya yang mematung lalu melepaskannya dan berkata, "Benar. Gue suka sama lo." "APA?" "Bercanda." Laki-laki itu pergi dan meninggalkan Aya yang masih mematung deng...