(19) Pertemuan Kembali

1.5K 278 36
                                    

Acara pertemuan penting itu pun akhirnya dimulai. Terlihat dibuka dengan sambutan beberapa komisaris perusahaan tersebut. Seharusnya Damar pun juga memberikan ucapan sambutan di acara itu, namun karena kondisinya masih drop, ia pun berhalangan hadir. Meskipun sebenarnya Damar sangat ingin melihat putra sulungnya itu maju untuk pertama kali di antara para pemegang tahta perusahaan besar tersebut.

Setelah adanya sambutan-sambutan dari para komisaris dan CEO sementara perusahaan tersebut, kini saatnya giliran para kandidat CEO baru yang dipersilahkan untuk memperkenalkan diri mereka sekaligus menjadi ajang untuk mencuri simpati serta perhatian para komisaris dan seluruh pemegang saham.

Aldebaran menjadi orang pertama di antara ketiga kandidat tersebut yang diminta untuk melakukan sambutan. Dengan penuh percaya diri, pria tampan yang hari itu tampil dengan setelan serba hitam, turtle neck hitam, jas hitam, celana kain hitam, dan sepatu hitam yang mengkilap, mulai melangkah maju ke depan. Dengan tersenyum simpul, ia mengambil posisi dan berdiri tegap dengan pandangan yang menguasai seluruh peserta yang berhadir.

"Selamat siang, semua." Bukanya dibantu dengan sebuah microphone. Semua hadirin pun menyahut dengan kompak.

"Yang sangat saya hormati, ketua komisaris ARTMedia Grup, Bapak Haikal Atmojo beserta seluruh jajaran komisaris. Yang juga saya hormati Bapak Frans Nugroho selaku CEO sementara ARTMedia Grup, dan seluruh hadirin yang telah memberikan banyak kontribusi terbaiknya untuk perusahaan ini." Aldebaran membuka sambutannya dengan lancar dan senyuman simpul yang mengembang.

"Saya merasa sangat terhormat berada bersama orang-orang hebat, para pebisnis luar biasa yang dimiliki oleh Indonesia. Menjadi salah satu kandidat CEO untuk perusahaan sebesar ini tentu merupakan sebuah kebanggaan bagi saya, sekaligus menjadi tantangan baru yang akan mewarnai perjalanan karir saya."

"Sebelum saya berbicara lebih lanjut, saya ingin memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Saya Aldebaran Diaz Mahendra, seorang pria yang sedang menggeluti dunia yang sama seperti rekan-rekan semuanya. Barangkali sudah ada yang mengenal saya di jabatan saya yang sekarang atau sebagai putra dari salah satu komisaris ARTMedia. Tapi hari ini saya tidak ingin membahas kedual hal itu."

Layaknya seorang entrepreneur kelas kakap yang begitu mahir berbicara di depan publik, Aldebaran tampak mulai berhasil mencuri perhatian para peserta rapat besar tersebut. Kepercayaan dirinya dalam menyampaikan setiap kalimat, membuat orang-orang tampak terpukau. Meski terkenal dengan pribadi yang dingin dan tetrutup, setiap berkesempatan berbicara luas Aldebaran selalu mampu menghipnotis para pendengarnya.

"Dalam hidup, saya memiliki tiga prinsip penting, yang mana ketiga prinsip itu juga saya terapkan dalam berbisnis. The first, is purpose. Dalam segala hal, saya ingin selalu memiliki tujuan. Dalam menempuh pendidikan, dalam hubungan pertemanan, dalam berbisnis, maupun dalam ..." Aldebaran tampak menahan kata-katanya membuat beberapa terlihat menunggu.

"Maupun dalam hubungan percintaan." Lanjut Aldebaran dengan menyunggingkan sebuah senyuman berbeda. Hal itu turut mengundang senyuman lebar dari para hadirin.

"Time is precious. Waktu yang kita miliki semua terbatas. Bagi saya sangat penting untuk memastikan bahwa apa yang kita lakukan dari hari ke hari itu mendekatkan kita dengan purpose yang kita miliki. Saya tidak memiliki banyak waktu untuk terlibat pada sesuatu yang yang bukan tujuan saya. Apalagi jika itu merugikan diri saya maupun orang lain."

"Kemudian, yang kedua adalah sense of mission. Setiap orang pasti memiliki komitmen dengan dirinya sendiri, dengan perusahaan yang ia bangun, atau dengan bisnis yang sedang dijalankan. Orang-orang hebat seperti kalian semua pasti memiliki tanggung jawab yang besar terhadap apa yang sudah atau yang sedang kalian lakukan. Terlebih bagi seorang leader, dia memiliki amanah yang besar dibanding timbal balik yang akan dia dapatkan dari posisinya sebagai pemimpin. Menjadi CEO salah satunya."

Forever AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang