Hari ini adalah hari dimana camping SMA Baraswara diadakan. Matahari sudah condong ke barat, lebih tepat nya jam tiga sore ketika bus tiba di lokasi camping. Memang lokasi nya lumayan jauh ditambah lagi macet jadi menghabiskan waktu sekitar lima jam perjalanan.
Zela keluar dari bus dengan lesu karena perutnya terasa campur aduk. Jalanan yang tidak mulus ditambah bau khas dari bus membuatnya mabuk perjalanan. Untung saja tidak sampai muntah, hanya mual.
"Muntahin aja biar lega." ujar Akira yang berjalan di belakang Zela bersama Damica.
Zela menggeleng lalu meminum air mineral yang dibawa. "Nggak bisa."
"Mau gue kerokin apa gimana? Kali aja lo masuk angin." tawar Damica namun dibalas gelengan oleh Zela.
"Enggak. Gue nggak papa."
Langkah ketiga nya sampai di tempat seperti lapangan yang sangat luas. Semua orang disana sedang membangun tenda, yang berarti mereka juga harus membangun tenda mereka sendiri.
"Eh cewe-cewe, pasang tenda lo disini aja. Sampingan sama tenda kita." perintah Junio yang terlihat sibuk memasang tenda.
Damica menghampiri keenam cowok tersebut. "Lo berenam setenda?"
"Iya lah. Tenda kita gede."
"Mau main pedang-pedangan berenam?"
"Heh tanpa di adu juga udah keliatan pedang gue yang paling tajem. Sering gue asah soalnya." ujar Miko penuh ambigu.
"Ngasah pake tangan aja koar-koar nya kenceng banget." olok Damica kemudian kembali pada Zela dan Akira. "Kita bertiga harus masang tenda sekarang."
"Lo berdua deh. Gue bawa badan aja nggak bisa, gimana mau masang tenda." keluh Zela.
"Gue juga mana bisa anjir? Yang ada tuh tenda ambruk nanti malem." imbuh Akira.
Damica tersenyum penuh arti. "Gue punya ide. Manfaatin pacar lo, Ra."
Akira tersenyum penuh arti sembari menjentikkan jari. "AYANG PASANGIN TENDA GUE DONG! KITA BERTIGA NGGAK ADA YANG BISA MASANG NIH!" teriaknya keras-keras pada Haikal.
Dengan ekspresi kesal nya, Haikal mendatangi mereka. "Lo teriak-teriak kaya dihutan aja dah."
"Lah, emang ini hutan kan?"
Cowok itu tiba-tiba meringis. "Oh iya lupa. Ya udah lo duduk sana biar gue yang pasangin tenda lo ya, cantik."
"Huek!" Damica berakting mau muntah.
"Huek!" Zela berlari ke tempat yang lumayan jauh dari tenda. Bukan akting, ini muntah sungguhan.
"Huek!"
"Huek!"
Zela mengeluarkan semua isi perutnya sambil menunduk. Ternyata setidak-enak ini rasanya mabuk perjalanan, benar-benar seperti orang sakit. Padahal tadi ketika berangkat sehat-sehat saja.
"Keluarin aja semuanya." ujar Damica yang tiba-tiba ada dibelakang sambil memijit tengkuk Zela.
"Udah, udah."
Akira menyerahkan botol air mineral ditangannya. "Nih minum dulu."
Zela menurut, melakukan apa yang diusulkan Akira. Setelah merasa lebih baik akhirnya cewek itu memutuskan kembali lagi ke tenda yang ternyata sudah terpasang rapi.
"Lo mendingan tidur aja deh, biar gue sama Kira yang beresin semuanya. Nanti gue panggil Gentala sekalian." usul Damica sambil membantu Zela masuk kedalam tenda.
Zela hanya mengangguk kecil sebagai jawaban, tubuhnya benar-benar lemas setelah muntah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?
Teen FictionKeyakinan bahwa Gentala mencintai nya adalah sumber kekuatan Zela. Meski harus menghadapi banyak persoalan, itu tak akan membuat Zela melepas Gentala begitu saja. Hingga ada satu titik dimana Zela kehilangan kekuatannya. Yaitu untuk yang pertama kal...