Bagian 17 | Murka Zela

312 30 0
                                    

Pagi tadi Zela terbangun dari tidurnya dengan perasaan luar biasa tak enak. Ketika membuka mata ada harapan bahwa yang terjadi semalam hanyalah mimpi. Namun ketika melihat cermin Zela harus percaya bahwa kemarin adalah kenyataan karena mata sembab nya tak bisa berbohong.

Langkah Zela memasuki gerbang sekolah. Matanya sekilas melihat sosok Gentala berdiri didekat pos satpam sambil menatapnya tajam. Tapi Zela tak peduli, ia terus berjalan melewati cowok itu seakan tak ada apa-apa.

Ctak

Gentala meraih tangan Zela hingga cewek itu menghadapnya. "Aku mau ngomong."

"Gue gak mau ngomong sama lo!" tegas Zela.

"Mau sampe kapan kita kaya gini?"

Dengan kasar Zela menghempas tangan Gentala. "Gue gak peduli!"

"Kamu kaya anak kecil tau gak." ujar Gentala menusuk.

Zela menyeringai dengan olokan itu. "Gue emang kaya anak kecil, tapi gue tau arti komitmen."

Zela memilih segera pergi dari sana ketimbang perdebatan itu terus berlanjut. Ia sungguh muak melihat wajah Gentala.

Sampai dikelas, Zela langsung disambut oleh teman-temannya. Semalam sih yang dicurhati hanya Damica tapi ia yakin sekarang semua orang sudah tau.

"Gimana?" tanya Junio tak sabaran.

"Apanya?"

"Gentala lah bego! Apa yang lo liat?"

Nah kan, benar tebakannya.

Zela duduk di bangku nya dan secara otomatis yang lain datang menggerumbuli. Cewek itu menjelaskan semuanya secara detail tanpa terkecuali. Sahabat-sahabat nya ini dapat diandalkan masalah jaga rahasia.

"Menurut gue yang salah cewe nya." ujar Aksa tanpa dosa.

Sontak Zela menatapnya tajam. "Lo belain Gentala?!"

"Lo pikir aja, mana ada kucing yang nolak dikasih ikan?"

"Kalo kucing mahal nolak sih," celetuk Nathan.

Haikal menoyor kepala Nathan. "Beda cerita, bego."

"Cewe itu kaya nya gampangan. Gimana kalo kita taruhan? Yang bisa ngajak check in dapet iphone keluaran terbaru." usul Gavin. Sejak tadi diam, itu yang ada di pikirannya.

Miko berdecak. "Diem-diem otak lo cabul ternyata!"

"Check in doang elah. Tapi kalo mau ngapa-ngapain juga gak papa. Tetep dilayani."

Aksa tersenyum penuh ejekan. "Mau aja lo sama bekasannya Gentala."

Damica menatap nyalang cowok-cowok itu. "Kalo cuma bikin rusuh mending lo semua pergi!"

"Tau lo semua, parah. Temennya susah malah ribut check in. Kesian nih, hati mungiel Zela terluka." tambah Junio.

"Ini namanya strategi buat bales dendam. Kita sebagai temen gak terima temennya diselingkuhi." ujar Nathan.

"Bales dendam nyari enak!" olok Akira.

"Kalo itu mah bonus. Bales dendam nya dapet, enaknya juga dapet. Mana itu cewe cakep banget lagi."

"Body nya juga oke men!" imbuh Haikal disertai kekehan.

Dengan emosi Akira menarik kerah seragam Haikal. "Lo mau masuk neraka pake jalur apa?" tanya nya serius.

Haikal hanya bisa nyengir tak berdosa. "Becanda, Ra. Sadis bener dah."

"Lo gak mau hajar dia?" tanya Junio melihat Zela tak bereaksi.

WHY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang