Bagian 11 | Happy Birthday

181 27 0
                                    

Zela mengeluarkan sim card dari ponsel nya kemudian menyerahkan ponsel berlogo apel tergigit itu pada seorang cowok di hadapannya. "Nggak bakal lama. Kalo gue udah ada duit, gue tebus ini."

"Beneran lo yakin? Nanti bingung nggak bisa chat sama cowo lo." tanya cowok tersebut sambil terkekeh.

Cewek itu nampak berpikir sejenak. Jujur ia juga ragu menggadaikan satu-satunya ponsel yang dimiliki tapi tak ada cara lain untuk mendapat uang dalam waktu dekat. Tabungan nya yang tidak seberapa, tidak cukup untuk memberikan kejutan ulang tahun Gentala.

"Yakin deh. Gampang nanti gue bisa login instagram di laptop adek gue." ujar Zela dengan mantap.

Rico, cowok itu memberikan sebuah amplop coklat berisi uang pada Zela. "Ini gue lebihin sapa tau kurang."

"Emang lo temen gue yang paling baik dah." Zela tersenyum senang ketika melihat lembaran uang berwarna merah di dalam amplop tersebut. Meskipun tak banyak setidaknya itu bisa menjadi tambahan untuk menyewa restoran dan membelikan kado Gentala.

"Kalo gitu gue cabut duluan ya, Co." pamit nya kemudian bertos ala cowok.

"Oke, hati-hati lo. Kalo mau ngambil langsung kesini aja."

"Siap deh."

Zela berjalan lumayan jauh keluar dari gang rumah Rico untuk sampai di jalanan besar, yang terdapat abang ojek sedang nongkrong. Kalau saja ponselnya ada, ia pasti akan memesan ojek online agar tidak perlu susah-susah berjalan kaki.

Sebetulnya bisa juga jika minta tolong salah satu temannya untuk mengantar, tapi Zela tidak mau terlalu merepotkan. Selagi masih bisa mengatasi, pasti akan ia atasi sendiri.

"Bang, anterin saya ke mall yang deket perpustakaan kota dong." ujar Zela pada seorang abang gojek.

"Siap-siap dek. Ini helm nya."

Zela menerima helm pemberian abang ojek tersebut dengan terpaksa. Belum dipakai saja bau apek nya sudah berkobar, bagaimana kalau sudah nempel di kepala coba.

"Mari dek," tegur abang ojek itu hingga lamunan Zela buyar. Mau tak mau harus memakai helm tersebut kalau ingin selamat dari tilangan polisi.

"Udah bang."

Motor abang ojek melaju pelan dibawah sinar matahari yang sedang terik-teriknya. Debu dan polusi bercampur jadi satu dengan udara sehingga tak ayal wajah Zela menjadi kucel dibuatnya. Namun meskipun begitu, ia tidak menyerah untuk mencari barang yang sudah diincar Gentala sejak dulu.

Bermenit-menit merambat dibawah terik matahari akhirnya Zela sampai juga di mall dekat perpustakaan kota. Setelah membayar abang ojek, ia segera menaiki lift yang membawaya ke lantai lima.

Disana Zela langsung tertuju pada sebuah toko pakaian yang harganya lumayan untuk ukuran anak SMA. Dulu Gentala pernah menginginkan sebuah hoodie dari brand tersebut tetapi karena ada suatu masalah di endcity, Gentala harus menggunakan uangnya untuk mengatasi masalah tersebut dan mengubur sementara keinginannya.

Sekarang di ulang tahun Gentala, Zela ingin mewujudkan keinginan itu. Ya meskipun bukan keinginan besar tapi setidaknya Gentala akan senang.

"Yang mana ya?" monolog Zela sambil memegang dua hoodie ditangannya, hitam dan putih. "Dua-duanya bagus sih, cowo gue kan ganteng."

Zela menghampiri cermin dan meletakkan hoodie berwarna putih di depan badannya. "Ini aja kali ya?"

Cukup lama menimang akhirnya pilihan Zela jatuh juga pada hoodie yang berwana putih karena setahunya Gentala sudah memiliki beberapa hoodie warna hitam.

WHY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang