Hai semuanya sebenarnya Di Antara Ruang up setiap hari Jumat. Tapi karena hari ini aku sedikit lenggang jadi untuk chapter ini anggap aja bonus.
Happy reading!!!
Kejadian tak terduga
Clara sudah berada di depan semak-semak yang dari tadi bergoyang karena sosok hitam yang ia lihat.
Saat ingin membuka semak-semak dan melihat sosok hitam, tiba-tiba gemuruh mengejutkan Clara beserta sosok hitam di dalam semak-semak, bukan hanya terkejut sosok hitam itu keluar dari semak-semak.
Kini sosok hitam itu berada di depannya, dengan cahaya lampu jalan yang remang-remang akhirnya ia mengenali bahwa itu bukanlah makhluk yang mengerikan melainkan seekor kucing berwarna abu-abu yang biasanya berada di Pabrik Tahu.
Clara lega karena sosok hitam yang bersembunyi di balik semak -semak tidak seperti yang ia pikirkan. Clara mengelus kucing itu sejenak dan melanjutkan perjalanan menuju supermarket untuk membeli garam.
***
Tangannya menenteng plastik putih yang berisikan garam, sambil berlari pelan ia meninggalkan supermarket untuk kembali ke rumah.
Bulan sudah tertutup oleh awan hitam yang menandakan akan turunnya hujan. Belum setengah jalan, rintik-rintik hujan mulai berjatuhan mengenai tubuh Clara. Karena terlalu malas untuk berteduh, ia langsung berlari menerobos hujan.
Akhirnya Clara melewati Hutan Bahari dan Pabrik Tahu yang menandakan sudah setengah jalan menuju rumah.
Hujan semakin deras, ia tidak bisa lagi berlari karena terlalu lelah. Baju yang ia pakai sudah basah kuyup, Clara yang terengah-engah berhenti berlari untuk mengatur kembali nafas.
Ia menengadahkan kepala sambil merasakan tetesan air yang jatuh di wajahnya, sudah berapa lama ia tidak mandi hujan, mungkin kira-kira sudah lebih dari empat bulan yang lalu, ketika Clara yang tidak sengaja kehujanan saat pulang sekolah, saat lupa membawa jas hujan serta payung, dan alhasil perbuatannya itu membuat Anna mengeluarkan omelan-nya.
Clara mengangkat sebelah tangannya yang tidak memegang apapun, sambil melihat tetesan hujan yang mengenai telapak tangannya, seketika ia berpikir untuk mengendalikan tetesan hujan seperti cerita novel fantasi yang Clara baca akhir-akhir ini.
Jalan sudah sepi karena sudah hampir pukul sepuluh malam, di tambah lagi hujan yang turun begitu deras membuat orang-orang enggan untuk keluar rumah.
Clara masih melihat telapak tangan yang basah dengan tatapan yang begitu fokus. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang aneh baru saja terjadi, beberapa air hujan yang berada di sekitarnya tak lagi terjatuh ke tanah atau jalan aspal yang ia jalani, melainkan bergerak menuju tangannya yang terangkat. Beberapa tetesan hujan itu menyatu dan menjadi gelembung air yang ukuranya hampir sama dengan bola kasti.
Karena terkejut, dengan refleks langsung Clara turunkan tangannya, dan seketika pula gelembung air itu pecah menjadi air biasa yang berjatuhan ke bawah tidak mengambang seperti sebelumnya.
"Apa itu," gumam Clara sambil meneliti tangannya.
Clara mengusap mata dan berpikir bahwa kejadian tadi hanya halusinasi, akibat terlalu banyak membaca novel fantasi dan di tambah lagi tubuhnya yang kedinginan basah kuyup. Clara tidak perlu berpikir aneh lagi, kini ia berlari pulang menuju rumah.
Sesampainya di rumah, Anna yang melihat Clara yang basah kuyup mengomel dan menyuruh untuk mengganti pakaian. Clara termenung mengingat kejadian aneh yang di alaminya di meja makan. Anna juga langsung memberikan secangkir teh untuk menghangatkan tubuh anak perempuannya itu.
"Bagaimana bisa air hujan seperti itu."
Anna yang mendengar langsung berbalik menghadap. "Ada apa dengan air hujan?" tanyanya sambil duduk di bangku sebelah.
Clara yang terkejut berusaha memalingkan wajah agar tidak menatap Anna.
Tidak mungkin kejadian air hujan yang membentuk gelembung dan mengambang ia beritahukan pada Anna, bisa-bisa Anna langsung panik dan membawa Clara ke rumah sakit untuk di periksa.
"Ara. Ada apa dengan air hujan?" tanya Anna sekali lagi.
"Ta-Tadi sebelum hujan Ara ketemu kucing bu, jadi Ara lagi mikirin kucingnya apa gak kehujanan di luar."
"Ooh... Kamu tenang aja, kucingnya pasti punya tempat berteduh. Sekarang Ara masuk kamar dan tidur."
Clara langsung mengucapkan selamat malam pada Anna dan langsung pergi menuju kamar, kini ia tak lagi memikirkan tentang kejadian gelembung air. Memikirkan itu hanya menambah pikiran saja, pikir Clara.
***
Ini adalah hari yang di tunggu-tunggu, yaitu hari kelulusan. Clara bersiap menggunakan baju baru, baju itu memiliki warna dan motif yang sama dengan teman-teman sekelas tapi memiliki model yang berbeda-beda sesuai selera masing-masing.
Sebenarnya Clara agak risih dengan rok yang sedang ia pakai, entah kenapa tukang jahit membuatkan rok yang begitu ketat sehingga membuatnya sangat sulit berjalan.
Clara keluar, menuju ke arah Anna yang sudah siap untuk ikut ke acara kelulusan, sekolah Clara memang mengundang orang tua murid untuk ikut serta di acara kelulusan.
"Ibu sudah siap?"
"Iya," sahut Anna singkat.
Wajah Anna sekarang ini terlihat pucat, entah kenapa akhir-akhir ini Anna juga menutup toko dan hanya diam di rumah, Clara khawatir jika Anna memaksakan diri untuk ikut pesta kelulusan, padahal ia tidak enak badan.
"Muka ibu pucat lebih baik istirahat di rumah saja biar Ara pergi sendiri."
Anna tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Muka ibu kan emang begini, lagian hari ini ibu pengen liat anak ibu di acara kelulusan. Masa ibu gak ikut."
Clara sebenarnya ingin sekali melarang Anna untuk ikut dan menyuruhnya beristirahat saja, tapi bagaimana lagi Anna tetap memaksa ingin ikut.
Di sekolah Clara begitu bahagia sambil bercakap-cakap bersama orang tua Fiona. Kini acara kelulusan sudah hampir selesai, Clara menatap Anna yang duduk di bangku khusus yang di sediakan untuk keluarga siswa.
Tapi ada yang aneh, wajah Anna terlihat bertambah pucat.
Dan tanpa bisa di tebak Anna yang sedari tadi duduk diam di kursi mendadak pingsan dan terjatuh.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Antara Ruang. [Season 1]
Fantasy"Apakah Terowongan itu menuju ke negeri lain?" Tragedi itu sudah begitu lama, saat Clara kecil yang tersesat di hutan tak sengaja menemukan terowongan aneh yang ternyata terhubung dengan negeri lain. Kini Clara sudah remaja dan menggap tragedi yang...