8

109 55 10
                                    

Halo semuanya kembali lagi dengan cerita Clara, Di Antara Ruang. Sempat tidak up di bulan Agustus kini aku akan kembali up, ini up pertama aku di bulan ini untuk cerita ini.

Happy reading...

Menunggu

Orion  menuntun Clara ke jalan menuju terowongan, jalan yang mereka lewati sekarang sama persis dengan jalan saat mereka datang. Clara yang merasa risih langsung membuka tudung kepala, hal itu membuat Orion panik dan langsung memasangkan tudung kembali.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Orion dengan suara berbisik setelah memasang kembali tudung kepala Clara.

"Tudung itu membuat ku tidak bisa melihat dengan jelas, memang kenapa aku harus memakai jubah ini." Protes Clara.

Orion menghela nafas sambil menatap Clara. "Beckett yang menyuruhku untuk menjagamu sekaligus melindungi wajahmu agar tidak di perlihatkan pada orang-orang," jelas Orion.

"Memang kenapa orang-orang tidak boleh melihat wajahku?"

Wajah orion mendekat dan menatap Clara, begitu sangat dekat sehingga membuat Clara sedikit tidak nyaman. "Karena kau adalah gadis yang di ramalkan serta di tunggu-tunggu oleh para penduduk negeri ini." Setelah mengatakannya Orion kembali menegakan badannya dan melanjutkan perjalanan.

"Tidak!! Itu bukan aku. Aku sama sekali tidak ada hubungannya dengan Sang peniru yang kau maksud," sanggah Clara dengan suara yang agak nyaring.

Orion langsung berbalik menutup mulut Clara dan menyuruhnya untuk diam. Clara langsung memberontak dan mengigit tangan Orion. Lantas Orion langsung melepaskan dekapannya. "Apa yang kau lakukan," ucap Orion sambil memeriksa tangannya yang telah di gigit oleh Clara.

Di tangan Orion masih terlihat bekas gigitan Clara.

"Apa kau binatang, kenapa asal gigit," protes Orion.

"Kau juga berani membekap mulutku," jawab Clara.

"Syukur kau perempuan, jika laki-laki akan ku hajar."

"Ya...ya. Jika aku laki-laki tidak akan menggigit melainkan memukuli mu," gumam Clara sambil menatap punggung Orion yang berjalan lebih dulu darinya.

Mereka berdua akhirnya sampai di depan terowongan. Orion langsung meninggalkan Clara tanpa berpamitan.

"Apa dia marah," gumam Clara menatap punggung Orion yang sudah menghilang, karena masuk dalam keramaian pasar.

Tanpa menunggu lagi Clara masuk ke dalam terowongan. Lagi-lagi hanya gelap, tapi Clara sudah tahu bahwa terowongan itu memiliki ujung, jadi dia hanya berjalan terus hingga menemui ujung dari terowongan.

Clara sudah keluar dari terowongan, asap putih tiba-tiba menghilang tak ada lagi.

Ia sudah tiba di dalam hutan Bahari, Clara terdiam sejenak menatap terowongan yang baru saja ia lalu, dan Clara masih benar-benar tidak menyangka bahwa di balik terowongan itu terdapat sebuah negeri yang belum di ketahui orang-orang, dan di sana juga terdapat ramalan seorang wanita yang akan menyelamatkan negeri itu dari serangan Sang peniru.

Walaupun sedikit tidak mengerti Clara hanya bisa menunggu besok malam untuk memastikan apa yang baru saja terjadi itu nyata.

Clara sudah keluar dari hutan Bahari, ia melihat sepedanya masih berada di tempat yang sama, sepertinya tidak ada yang melihat sepeda berwarna merah tua yang sengaja di parkiran di sisi jalan, mungkin juga karena cahaya dari lampu jalan yang redup.

Sudah hampir jam dua belas malam, Clara memutar balik sepedanya tak jadi pergi ke supermarket karena sudah terlalu malam.

Bulan tak lagi bersinar terang karena tertutup awan hitam. Pintu rumah Clara terbuka ia menghela nafas menatap kembali seisi rumahnya "Sangat sepi," Clara dengan raut wajah sedih.

Clara langsung menuju ke kamarnya meletakan jubah yang sedari tadi ia pegang di meja belajar. Clara tak lagi merasa lapar karena kejadian aneh itu.

Setelah meletakan jubah kebesaran di meja belajar, Clara langsung melompat ketempat tidur dan membaringkan tubuhnya.

***

Pagi yang cerah tiba, Clara sudah bangun, dan ia tak bisa tidur karena kejadian kemarin malam, sekaligus tak sabar menunggu malam hari untuk mengembalikan jubah yang di berikan Beckett.

Jam menunjukan pukul 07.10 pagi, makan sudah tersaji di meja makan.

pagi-pagi sekali Clara mengayuh sepeda merah tua miliknya untuk pergi ke pasar dan membeli bahan makan yang tidak jadi ia beli tadi malam.

Kini di meja makan hanya tersedia satu piring dan hanya ia sendiri yang berada di meja makan tanpa ada teman bicara, semuanya telah ia lakukan demi menghilangkan rasa sedih di tinggalkan ibu yang sangat di cintai.

Mulai dari memasak, membuat kue, membersihkan rumah, menata ulang ruang tamu, tetap tidak bisa menghilangkan kesedihannya, dan malah ia semakin teringat dengan sosok orang tua yang selama ini berada di sisinya.

Cuaca yang begitu cerah sangat mendukung untuk pergi jalan-jalan, tapi tidak bagi Clara yang hanya berbaring di tempat tidur sambil menatap jubah merah yang terlipat rapi di atas meja belajar.

Seminggu lagi tahun ajaran baru akan di mulai, tapi Clara hanya santai tak menyiapkan apapun karena semua sudah di siapkan oleh Anna, entah itu baju seragam dan perlengkapan lainnya.

Anna juga meninggalkan tabungan dengan nominal yang lumayan begitu banyak ber-atas namakan namanya, jadi untuk sementara ia tak perlu memikirkan apa-apa.

Matahari tidak bersinar terik lagi karena sudah sore, dan awan hitam mulai bermunculan menandakan akan turunnya hujan.

Clara terbangun saat mendengar rintikan hujan yang jatuh dari atas ke atap rumahnya, dengan cepat ia bangun dan berlari menuju ke arah jemuran yang terletak di belakang rumah, untuk mengambil pakaian yang baru saja di cuci.

Cucian bersih  ia taruh di atas tempat tidurnya dan  langsung duduk ke kursi untuk mengatur nafas yang terengah-engah habis berlari. Clara sudah bangun tak mungkin lagi tidur, jadi ia menuju ke sofa yang berada di ruang tengah dan menyalakan TV.

Berjam-jam ia menonton TV hingga hujan yang deras berhenti dan langit mulai berubah kekuningan menandakan senja, saat menyadarinya Clara langsung pergi meninggalkan TV yang masih menyala. Ia ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Clara memang sengaja membiarkan TV menyala agar rumah tidak sepi.

Sekarang Clara sudah mengenakan celana jeans dan Hoodie berwarna abu-abu. Jubah yang di atas meja ia ambil dan langsung menuju ke arah pintu keluar.

"Aku akan datang dan mencari tahu," gumam Clara.

Bersambung...

Di Antara Ruang. [Season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang