12

89 39 6
                                    


Kereta kuda.

Wajah pria tua itu nampak terkejut dengan perkataan Clara barusan.

"Aku akan sekolah di sana seperti yang baru saja anda bicarakan. Tapi bagaimana dengan para tetangga, mereka pasti akan mempertanyakan kepergian ku."

"Kau tidak perlu khawatir tentang itu. Dua hari lagi saat malam hari, datanglah bawa barang-barang yang kau perlukan saja, di sana sudah ada Beckett yang akan membawamu," ucap prof. Wer langsung menuju pintu untuk pergi.

"Tapi bagaimana dengan biaya, uang yang ada di sana sangat berbeda," ucap Clara menghentikan langkah Prof. Wer.

"Kakak ku meninggalkan semua hartanya atas namamu Clara. Dia tak ingin kau kesulitan di sana, oh iya, amplop yang ku larang untuk kau buka, kau bisa bawa, itu adalah hal penting jika ingin masuk ke asrama lonioidea. Baiklah, Kalau begitu aku akan pergi." Prof. Wer langsung menghilang dari pandangan entah kemana dia sekarang.

Ia termenung beberapa saat menginat kembali kejadian yang baru saja terjadi. "Apa keputusanku benar," gumamnya sambil duduk di kursi belajar. "Semoga semua akan berjalan dengan baik."

Dua hari sudah berlalu dan ini adalah malam Clara pergi ke terowongan. Ia menjinjing tas yang tak terlalu besar berwarna coklat, Clara mengingat perkataan Prof. Wer yang hanya memerintahkan untuk membawa benda-benda penting saja. Jadi ia hanya membawa beberapa lembar pakaian dan potret keluarga.

Perasaan Clara benar-benar campur aduk. perasaan takut, bersemangat, dan sedikit bingung membuatnya tidak bisa mengekspresikannya.

Kakinya sudah melangkah masuk ke dalam terowongan, suara air lagi-lagi terdengar. Tapi ia hanya menikmati suara itu dan tetap berjalan menuju cahaya.

Tuan Beckett sudah menunggu saat ia keluar, seperti yang Prof. Wer katakan. Saat itu hujan begitu deras di sana Tuan Beckett yang berdiri di bawah derasnya hujan mendekati sambil memberikan jubah kebesarannya untuk menutupi Clara dari hujan.

Mereka tetap berjalan melewati hujan. Tuan Beckett begitu ramah saat mereka bersama. Dan akhirnya sampai di sebuah kereta kuda berwarna putih dan kuda yang berwarna coklat.

"Clara naiklah." Suruh Beckett sambil meletakan tas bawaan miliknya di kereta kuda.

Clara menuruti apa yang Beckett katakan dan naik ke kereta kuda. Sedangkan Beckett menuju pengendara kereta kuda yang terlihat menyeramkan.

Pengendara kuda itu memiliki rambut hitam panjang dan sedikit bergelombang. Kukunya begitu panjang dan kotor, tatapannya yang tidak fokus, dan di tambah baju hitamnya yang basah kuyup akibat hujan membuatnya terlihat semakin mengerikan.

Kereta kuda melaju meninggalkan Tuan Beckett di sisi jalan yang melambaikan tangan pada Clara.

"Aku mengantarmu sampai sini saja. Kalau kau sudah sampai di gerbang sekolah Lonioidea perlihatkan benda yang di berikan prof. Wer," teriak Tuan Beckett yang tubuhnya hampir tak terlihat sudah jauh tertinggal.

Tak ada yang bisa ia lihat karena hujan yang begitu deras. Clara sesekali melihat pengendara kuda yang basah kuyup oleh hujan.

Perjalanan memakai kereta kuda itu hampir empat jam. Matanya ia buka lebar untuk menahan ngantuk, hujan itu benar-benar lebat sudah empat jam di perjalanan tidak ada tanda-tanda ingin berhenti, Clara bahkan penasaran dengan keadaan sang kusir yang terlihat baik-baik saja, walaupun di terpa lebatnya hujan selama empat jam.

Kereta kuda berhenti membuat Clara yang sedari tadi melamun terkejut saat Sang Kusir kuda tanpa bicara menurunkan tas yang sedari tadi ada di sampingnya.  Saat ia turun betapa terkejutnya saat melihat lentera dari kereta kuda lain, yang berhenti di depan sungai yang di seberangnya terdapat kastil yang begitu besar.

Bersambung...

Di Antara Ruang. [Season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang