17

66 28 1
                                    

Happy reading ^^

Seragam dan perlengkapan

Clara berdiri di dekat pintu keluar menunggu Mia yang masih berada di depan meja, menunggu barang yang akan di berikan.

"Apa ini," gumam Clara sambil melihat ke arah kertas seperti brosur bergambar yang di berikan oleh wanita berambut hitam bergelombang. Setelah beberapa saat akhirnya Clara ber-oh paham. "Jadi ini adalah jadwal pemakaian seragam, pantas saja ada gambar seragam di sini."

Yang di tunggu akhirnya selesai juga, dengan sedikit berlari ia menuju Clara yang berada di dekat pintu sedang menunggu. Tanpa di sadari dari arah samping seseorang menabraknya, hingga barang-barang yang ada di tangannya terhempas berjatuhan.

Mia langsung mengambil kembali barang-barang miliknya yang berserakan di lantai,tentu saja juga di bantu oleh orang yang telah menabraknya.

"Maaf aku tidak sengaja,"ucap laki-laki yang menabraknya sambil memberikan barang-barang milik Mia.

Mia terdiam sejenak, kagum melihat wajah dari laki-laki yang menabraknya, matanya berwarna silver yang begitu senada dengan rambutnya yang putih, wajah ya begitu tampan membuat Mia tak bisa berpaling. "Wah..." Mia tak sadar tapi untungnya laki-laki yang berada di depannya itu tak mendengar.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Clara baru saja datang, mendekati Mia sambil mengambil barang-barang yang masih tersisa di lantai.

Sontak Mia Langsung mengarah ke arah Clara yang telah membuatnya terbangun dari kagumnya pada laki-laki yang entah siapa namanya itu. "Ya... " sahut Mia dengan senyuman di wajahnya.

"Maaf aku tak sengaja. Perkenalkan namaku Alto Iron pelajar tingkat dua, sekaligus kepala asrama." Laki-laki berambut putih memperkenalkan diri. "Kalau boleh tau siapa nama kalian?"

"Aku Clara," sahut Clara. Mia tak menyahut hanya memandangi Alto "Mia!!" senggol Clara.

"Oh iya aku Mia."

"Kalian pasti pelajar tingkat satu, aku akan membawakan barang kalian sebagai permintaan maaf." Alto mengambil barang-barang milik Mia. "Clara pinjam barang-barang mu biar aku yang bawakan" pinta Alto.

"Tidak usah, biar aku sendiri saja," tolak Clara halus.

Mereka bertiga berjalan beriringan menuju asrama. Jalannya sangatlah keren, bahkan Mia tak bisa berpaling, walau sudah beberapa kali melihatnya.

"Namamu clara Oktavia kan?" Tanya Alto memulai pembicaraan.

"Bukankah aku tak memberi tahu nama belakang ku, dari mana kau tahu?"

"Clara kau terkenal di sini."

"Ramalan itu bukan," sahut Mia.

"Kenapa tidak dari dulu aku melihatmu mungkin aku akan mempercayainya kalau wanita yang di bicarakan itu begitu cantik," gumamnya pelan.

"Jadi kau tidak mempercayainya, baguslah aku juga tidak percaya," sahut Clara yang masih bisa mendengarnya.

Alto Langsung berhenti di depan Clara."bukanya begitu." Alto tak enak hati.

"Sudahlah."

Mereka akhirnya sudah sampai di Asrama tingkat satu. "Aku hanya bisa mengantar kalian sampai di sini, asramaku di lantai berikutnya."

Clara mengangguk mengiyakan sedangkan Mia sibuk mengambil kembali barang miliknya.

Alto sudah pergi, Mia dan Clara langsung menuju kamar mereka. Di sana sudah ada Orion yang bermalas-malasan dan Rio yang berada di meja belajar miliknya, sedang sibuk membaca, entah apa yang ia baca Rio, tapi terlihat benar-benar serius.

Barang yang di berikan langsung di susun di lemari, Clara dan Mia meletakan serapi mungkin di lemari mereka. Barang-barang itu terdiri dari empat pasang seragam, satu buah topi rimba berwarna hitam dengan dengan logo aneh terletak di depan, mereka juga di berikan satu cincin dengan logo yang sama, satu pasang sepatu boots wanita dan satu pasang sepatu olah raga.

"Apakah semuanya sama?" Tanya Mia.

"Ya. Kecuali sepatu," sahut Clara yang masih sibuk.

Clara memilih sepatu boots berwarna hitam dan sepatu olahraga berwarna putih polos, sedangkan Mia memilih sepatu boots berwarna creem dan sepatu olahraga berwarna biru muda dengan sedikit campuran warna abu-abu.

Lemari Clara sudah rapi dengan seragam yang tergantung, karena sudah selesai ia langsung menuju tempat tidurnya. Orion sudah terlelap masuk ke alam mimpi, Mia masih sibuk menata barang-barangnya, sedangkan Rio masih memegang buku di tangannya.

Bersambung...

Di Antara Ruang. [Season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang