31

11 5 0
                                    

Happy reading!!!

Bola peniru energi

Hari ini adalah hari di mana pengetesan kekuatan untuk kali kedua, di lakukan pengajar Suiker atau sering di sebut Prof. Cincin api oleh para pelajar yang ada di sana.

Tentu ini juga merupakan kali kedua Clara merasa gugup, yah... Bagaimanapun di percobaan pertama ia tak berhasil mengeluarkan kekuatan yang membuat pengajar Suiker yang berekspektasi tinggi merasa kecewa.

Kali ini Clara sudah di latih oleh teman kelompoknya yang tak lain adalah Orion. Clara agak sulit untuk meminta Rio mengajarinya, kerena ia yang terlihat selalu sibuk, jika tak membaca buku ia pasti akan menulis di meja belajarnya selama berjam-jam dan terlihat sangat fokus. Berbeda dengan Orion yang terlihat tak melakukan apa-apa, tentu Clara memintanya untuk mengajarinya, walaupun harus menguras banyak kesabaran untuk meminta Orion mengajarinya.

Bahkan saat ini Orion terlihat sangat menjengkelkan di mata Clara, karena ia seperti memanfaatkan situasi. "Woy... Anak murid, tidak sopan meninggalkan gurumu di asrama," teriaknya dari jauh yang membuat semua orang yang berada di sana menatap mereka berdua.

Clara hanya bisa bersabar sambil mengerutkan wajahnya tak berani melawan. "Sudah ku bilang aku sangat berterima kasih atas bantuannya, jadi akhiri saja sebutan anak murid dan guru itu."

"Yahh... Aku juga ingin mengakhirinya, tapi sepertinya sudah terbiasa wahai anak murid ku." Sambil menjauh setalah mengejek Clara.

"Akan ku tahan, tapi jika waktu pengujian nanti tidak berhasil, lihat saja akan ku pukul kepala mu itu." Sambil mengejar Orion yang sedari tadi masih saja berteriak pada Clara dengan mengatakan Clara anak murid kesayanganku.

Suara ricuh terdengar di lapangan, kerena banyak siswa tingkat satu yang berkumpul. Di sana sambil menunggu pengajar Suiker datang mereka menghabiskan waktu untuk mengobrol, beda halnya dengan Clara yang masih mengingat kembali ajaran dari Orion tentang bagaimana cara mengeluarkan kekuatan, mulai dari postur tubuh bahkan pikiran yang harus terkontrol.

Mendadak suasana hening ketika pengajar Suiker datang menghampiri pelajar yang sedari tadi menunggunya di tengah lapangan, dengan di dampingi oleh Alto yang memegang kotak kayu. Bisa di bilang ukuranya sedang karena seperti yang terlihat kotak itu tidak lah besar, tapi tidak kecil juga. Alto tak sengaja menatap ke arah Clara dan begitu pula sebaliknya, mereka berdua saling senyum ramah. Eva yang tak sengaja melihatnya merasa aneh. "Apa mereka pacaran," gumamnya pelan.

Lagi-lagi pengajar Suiker datang dengan cara jalan khasnya itu, jalan pincang yang nampak di buat-buat.

"Wahh... lihatlah cincinnya yang banyak itu, jangan bilang di balik sepatunya semua jari kaki juga memakai cincin," ucap Orion dengan berbisik.

Mendengar perkataan Orion Clara langsung mengalihkan pandanganya kepada Orion. "Benar juga, apa pengajar Suiker memakai cincin dikakinya, Ahh... Pasti gak mungkin kan. Si Orion menambah pikiran," gumam Clara pelan.

***

Berbeda halnya dengan mereka yang masih berada di lapangan, para pelajar yang di dalam asrama gempar setelah melihat satu korban lagi terkena serbuk perusak.

Korban di angkat menggunakan tandu agar di bawa keruangan kesehatan. Ia berteriak dengan sangat keras karena sakit yang di rasa.

Di Antara Ruang. [Season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang