1. SMA DWIDAYA

5.4K 210 1
                                    


Mengasingkan diri lebih baik daripada bersosialisasi.

_Sekar_



^^^

Seorang gadis cantik berjalan dengan pelan menuju kelasnya sendiri, meskipun tatapannya dingin tapi ada sisi cantik yang terlihat di sana, 12 IPA dua adalah kelasnya.
SMA Dwidaya nama sekolahnya, sekolah yang mempunyai gedung yang sangat besar dan terfavorit di kota ini.

Sekar berjalan dengan pelan menuju ke arah kelasnya. Saat ia sudah sampai ia langsung duduk lalu mengeluarkan alat tulisnya dan meletakkannya di atas meja.

"Apa liat-liat, liat hantu lagi lo?" tanya Clara dengan nada ketus, teman sekelasnya yang duduk di depannya.

"Hm."

Namanya Sekar Rahayu, gadis dengan wajah pucat pasi seperti mayat hidup, mempunyai rambut hitam dan panjang, bisa melihat mahluk tak kasat mata dan tak banyak bicara, dan dia juga bisa membaca pikiran orang lain. Namun mereka semua hanya tau kalau Sekar itu hanya bisa melihat hantu. Sekar pindah ke sini dari akhir kelas sebelas.

Sekar duduk sendiri di belakang Clara dan tidak mempunyai teman. Dan jika Sekar sedang menatap seseorang, tatapan yang ia berikan pun tajam dan menusuk.

Dulu Clara tahu karena melihat Sekar yang berbicara sendiri di dalam perpustakaan seperti orang gila. Padahal tidak ada siapapun di dalam sana selain dirinya dan Sekar. Tak jarang juga banyak yang melihatnya, entah itu di toilet, UKS dan masih banyak lagi.

Maaf aku nggak bisa bantu kamu

Heh lo ngomong sama siapa Kar?

Hening , Sekar tak menjawab pertanyaan dari Clara.

Jangan-jangan lo gila? Aneh kenapa lo ngomong sendiri

Sekar selalu diam dan malah terus menatap tajam ke arah Clara

Jawab! Di sini nggak ada siapa-siapa

Hantu

Hantu? Hahaha gue nggak percaya ada hantu, mana ada siang bolong kayak gini ada hantu.

Ada

Hahaha lucu lo Kar

"Nggak usah ngada-ngada lo Kar, mereka semua itu nggak ada dan nggak pernah ada, mereka itu cuma di fiksi sama sinetron, mereka nggak nyata, cuma halusinasi lo aja."

"Mereka ada."

"Mana buktinya kalo mereka ada, kalo mereka ada, gue udah bisa lihat mereka saat ini juga."

"Kamu tidak bisa melihatnya."

"Sampai kapanpun gue juga nggak akan percaya kalo mereka itu benar-benar ada, kalo gue bisa liat mereka sendiri, baru gue percaya."

Sekar hanya diam dan menatap tajam ke arah Clara.

"Nggak ada kan? Sampai kapanpun juga gue nggak akan pernah percaya sama omong kosong lo itu."

Sekar tak menanggapinya lalu mengalihkan pembicaraannya ke arah yang lain. Clara juga sama sepertinya, berbalik ke depan lalu memainkan ponselnya.

"Kamu ngerasain sesuatu." Tebak Sekar sambil menatap kosong ke depan.

"Nggak gue biasa aja, emang kenapa?"

"Hm."

Clara hanya diam, memang benar ia
sedari tadi merasakan hawa dingin dan merinding saat ini, seperti ada bongkahan es di punggung lehernya. Bahkan kakinya juga merasa sangat dingin padahal ia sudah memakai kaus kaki.

RASATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang