22. Malam 13 Maret

1.5K 98 0
                                    


Baca bismillah dulu !

Sekar masuk ke dalam dimensi lain.

_Rasat_



^^^

Hari-demi hari berlalu, malam nanti adalah malam yang di tunggu-tunggu pukul 12.00 nanti.

Sekar duduk di ruang tengah bersama dengan Sedayu yang sedang menasihati dan memintanya untuk selalu berdoa.

"Hati-hati Kar! Wasista adalah orang yang sangat licik!" Sekar menganggukan kepalanya pelan.

"Dia bisa menyerangmu dari arah manapun."

Sekar menganggukan kepalanya kembali, ia akan mengingat semua pesan Sedayu.

Sekar pamit untuk masuk kedalam kamarnya. Sekar membuka kembali buku usang yang ia simpan di dalam lemari kecil di samping tempat tidurnya. Sekar membuka lembaran yang baru, namun lembaran kertas kekuningan itu masih kosong.

Tiba-tiba hawa dingin menghampiri Sekar, Sekar menolehkan kepalanya ke belakang dan mendapati Setya berdiri di samping jendela.

"Setya?"

Hati-hati Sekar

Sekar menganggukan kepalanya pelan dan mengerti.

Maaf tidak bisa membantumu

"Kenapa?"

Karena jika itu terjadi

Maka aku tidak bisa kembali

"Aku mengerti."

"Terimakasih Setya."

Setya menganggukan kepalanya pelan.

Satu masalah hilang

Yang lain datang

Sekar terdiam sejenak lalu tersadar bersamaan dengan Setya yang menghilang.

***

Sekarang pukul 23.45 , seperempat lagi menuju jam 00.00. Sedayu sudah menyalakan sebuah kemenyan yang sudah di bakar disamping tubuh Sekar. Sedayu juga tak henti-hentinya selalu menasehati Sekar.

"Kamu jangan gegabah Sekar."

"Ikuti kata hatimu nanti."

Sekar menganggukan kepalanya pelan mengerti.

Sekian lama menunggu jam sudah menunjukan pukul 00.00 yang berarti, Sekar harus pergi kedunia lain sekarang juga.

"Waktunya!"

Sekar segera memejamkan matanya dengan duduk bersila dan tangan yang menggenggam kerisnya di depan dada.

Sekar sampai di tempat yang remang-remang lagi. Sekar menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan melihat situasi sambil membawa kerisnya. Hawa dingin sangat menusuk kulit Sekar.

Sekar mendengarkan suara teriakan lalu dengan segera menghampirinya.

Disana ada Melisa, Dian, Fiorenza dan,Damar yang sedang diikat tali di sebuah tiang. Sekar terkejut dengan kondisi Damar yang sama seperti dengan ketiganya.

Bagaimana bisa?

"D-damar?!"

"S-sekar?"

Sekar celingukan, ia langsung berlari menuju ke arah Damar dan melepaskan tali tersebut dengan menggunakan keris.

"Kenapa kamu bisa ada di sini Mar?"

"A-aku nggak tahu Kar."

"Bagaimana bisa?"

RASATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang