27. Terlalu baik

1.4K 88 0
                                    

SELAMAT MEMBACA!

  Jangan membenci orang lain dengan      berlebihan. Karena bisa jadi, orang yang kamu benci adalah orang yang pertama kali membantumu di saat kamu membutuhkan bantuan.

_Rasat_

                                   •••

Hari Seninnya mereka semua berhamburan menuju ke arah lapangan, karena upacara sebentar lagi akan di mulai. Semua siswa-siswi berbaris rapi di sana.

Setelah melakukan rangkaian kegiatan upacara yang lainnya, sekarang adalah amanat pembina upacara.
Sekar selalu fokus mendengarkannya.
Namun ketika matanya mengarah ke kanan, sosok yang kemarin ia lihat terlihat berjalan membelakanginya.

Ia memperhatikan ke mana gadis tersebut pergi, sampai ia tersadar ketika ada tepukan tangan di bahunya.

Gadis tersebut selalu mengarahkan dirinya ke arah kelas sepuluh. Sekar jadi lebih yakin gadis itu adalah adik kelasnya.

"Udah selesai Kar! Kamu ngapain masih
berdiri aja?"

"A-apa?!"

"Tuh udah pada masuk kelas." Tunjuk Damar dengan dagunya, memang benar semuanya sudah menunju ke dalam kelas.

Sekar hanya menatap kosong ke arah depan, hanya ada Damar, Sekar dan anggota OSIS yang sedang membereskan peralatan upacara.

"Liat apa sih?!"
Sekar hanya menjawabnya dengan gelengan kepala.

"Yaudah ayo balik ke kelas! Jangan ngalamun lagi kaya tadi."

Damar mengajaknya pergi dari lapangan lalu mengantarkan Sekar ke kelasnya.

"Makasih."

Damar hanya menganggukan kepalanya pelan, Damar bingung melihat perubahan Sekar, semoga saja Sekar tidak sampai seperti dulu yang selalu sendiri.

***

Bel istirahat berbunyi nyaring sejak lima menit yang lalu. sekar keluar kelas lalu kakinya membawanya ke arah perpustakaan lagi. Ia celingukan tidak melihat Damar hari ini.

Akhirnya Sekar membuka ponselnya untuk mengecek apakah ada pesan dari Damar.

Damar

Kar, aku nggak bisa nemenin kamu, aku
disuruh Bu Hana buat bantu keperluan
Osis, sorry ya

                                                            Nggak papa

Yang Sekar tahu dulu Damar adalah mantan ketua OSIS, sifatnya yang ramah dan baik membuatnya mempunyai banyak penggemar, meskipun kini jabatan itu tidak lagi ia sandang, Damar masih di beri kepercayaan oleh Bu Hana.

Sekar menghela nafas panjang, kakinya mulai melangkah ke perpustakaan.
Setelah sampai ia berpapasan dengan Pak Wahyu yang hendak keluar.

"Non Sekar!"
Sekar hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum tipis membalas sapaan pak Wahyu.

Setelah Pak Wahyu pergi, Sekar berjalan ke arah rak-rak buku, ia mengambil buku bersampul hijau muda tentang biologi.

Sekar mendudukan dirinya di kursi perpustakaan. Tangannya membuka buku lalu mulai membacanya.

Atmosfer yang berada di perpustakaan tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin.

Pintu perpustakaan tertutup secara keras, membuat Sekar tersentak kaget. Tidak ada angin atau orang lain selain dirinya di sini.
Buku-buku yang ada di sana juga berjatuhan. Sekar mengepalkan tangannya erat sampai kubu-kubu jarinya memutih.

RASATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang