4. Jauhi dia!

2.5K 144 1
                                    


Follow sebelum membaca!

Orang yang paling dekat denganmu biasanya dia adalah orang pertama yang akan menyakitimu.

                              _Rasat_
                              

Benar dugaannya Damar, Sekar datang ke kelas dan langsung di beri hukuman meskipun ia mendapatkan nilai yang bagus dalam pelajaran matematika. Bu Mella adalah guru yang terkenal killer, mau itu jujur sekalipun, hukuman tetap hukuman.

Sekar berjalan menuju ke arah perpustakaan lagi untuk membersihkan kaca jendela. Di belakang Sekar sudah ada Damar yang mengikutinya.

"Tuh kan bener, kita kena hukuman, ngeyel sih, coba aja tadi di UKS aja." Ujar Damar terkekeh membuat Sekar tersentak kaget.

Sekar tak memperdulikan ucapan Damar, ia terus berjalan dan mereka berdua sampai di depan perpustakaan.

"Loh Non Sekar kenapa balik ke sini lagi, bukannya istirahat di UKS?" tanya pak Wahyu yang sedang duduk di luar perpustakaan.

"Di hukum Pak." Jawab Sekar dengan nada yang pelan.

"Oalah, itu lebamnya kenapa Non bisa kayak gitu?" tanya Pak Wahyu yang baru menyadarinya.

"Kejatuhan buku Pak."

"Tapi ini kayak bukan lebam biasa ini Non."
Ujar Pak Wahyu yang terus memperhatikan tangan Sekar. Sepertinya Pak Wahyu mengetahuinya.

"Maaf pak permisi." Sekar melewati pak Wahyu begitu saja lalu mengambil kain lap , sabun dan ember kecil yang sudah di sediakan di sana.

Damar mengikuti Sekar setelah berpamitan kepada Pak Wahyu, ia sebenarnya juga masih bingung dengan luka yang ada di tangan Sekar.

Sekar mulai mengelap kaca jendela perpustakaan sesekali mengangguk ketika di ajak berbicara Damar.

"Kar kalung lo bagus banget, warnanya cantik , kaya yang punya, hehe." Ujar Damar.

"Kamu tau?" tanya Sekar bingung.

"Maaf tadi gue lancang, karena bersihin darah mimisan lo."

"Hm."

"Lo beli di mana Kar? Gue suka sama desainnya, simpel tapi sederhana."

"Dari Kakek."

"Kakek lo yang buat sendiri?" Sekar mengangguk pelan.

"Kakek lo hebat banget Kar, bisa ngedesain kayak gitu." Sekar terus mengelap kaca jendela.

"Gue kagum sama permatannya, warnanya tadi menyala pas gue gendong lo."

"Makasih."

"Sama-sama, nggak papa kok."

Mereka terus melanjutkan acara bersih-bersih kaca jendela yang tersisa satu lagi, hingga satu bisikan mengganggu kegiatan Sekar.

DAMAR KUDU MATI

"JANGAN!" teriak Sekar dengan keras dan menjatuhkan kain lapnya.

Prang!

Pak Wahyu yang sedang meminum kopinya pun terkejut hingga gelasnya terjatuh ke lantai.

Damar yang bingung langsung menghampiri Sekar yang sedang menutup telinganya. Pak Wahyu pun ikut menghampiri Sekar karena khawatir.

"Lo kenapa Kar?" tanya Damar bingung bercampur cemas. Sekar menggeleng menatap kosong ke arah Damar

Ojo Damar Nyai!

"Non Sekar, kenapa, Bapak kaget tadi." Pak Wahyu menatap ke arah Sekar dengan cemas dan khawatir.

"Maaf Pak." Sekar menundukkan kepalanya meminta maaf.

RASATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang