Chapter 2

106 11 1
                                    

Happy Reading!

Mohon koreksinya, awas typo!




Rapat mingguan guna membahas kinerja para karyawan baru saja usai, Kale menyuruh para karyawannya untuk mulai bekerja kembali.

Pembahasan meeting pun cukup simple, bagaimana cara mencari peluang sebanyak-banyaknya untuk menjual produk mereka secara meluas.

Kale adalah pimpinan usaha tersebut, yakni pengusaha material serta mebel. Ia mengambil jurusan management sebelum memulai bisnisnya, semua tidak akan terjadi jika bukan karena support dari Ibunya.

Pria itu menautkan alisnya, membaca setiap daftar pemasukan dan pengeluaran selama bulan ini, ia juga mulai mengetikkan sebuah proposal pengajuan investasi kepada sebuah perusahaan dari produk yang berbeda untuk mendapatkan keuntungan yang lebih stabil.

Usaha material serta mebel milik Kale termasuk yang paling bagus dan sudah banyak orang yang mengenal serta membali di tempatnya. Baik itu material untuk membangun rumah atau bahan-bahan lainnya.

Kale nampak fokus sambil sesekali menyipitkan kedua matanya, membuat proposal memang tak semudah kelihatannya sama seperti kamu membuat skripsi, itu sama sekali tidak mudah, apalagi ranahnya sudah masuk pekerjaan.

Jadi, Kale harus benar-benar teliti dan tak mau ada kesalahan sedikitpun.

Dua puluh menit berlalu, kantuk membuat Kale menguap, ia kemudian berhenti sejenak dan menyimpan hasil proposalnya ke dalam flashdishk, lalu menonaktifkan laptop itu.

"Tolong buatkan saya kopi ya." ucap Kale ditelepon.

"Siap Pak!"

Seorang office girl yang disuruh membuatkan kopi berjingkrak kegirangan, ia pun memamerkannya kepada teman og yang lain.

"Gue di panggil Pak Bos nih!" seru si OG wanita bernama Tyas.

"Widih beruntung bener, biasanya Pak bos kan buat sendiri ya." sahut temannya.

Tyas mengedikkan bahu tak peduli, yang penting kan ia bisa menatap lama-lama wajah tampan nan rupawan Pak Bos.

"Yang penting bisa cuci mata, haha, duluan ye!" lanjut Tyas, lalu berjalan menuju dapur untuk membuat kopi khusus Pak Bos.

Tyas berjalan dengan hati-hati sebelum masuk ruangan Kale, ia mengetuk pintu terlebih dahulu, baru setelah Kale mengizinkannya ia pun masuk dengan menundukkan kepala.

"Ini kopinya Pak." kata Tyas sambil di letakkan di atas meja yang kosong.

Kale tersenyum manis dan mengucapkan terima kasih, ia langsung mempersilahkan sang og untuk melanjutkan pekerjaanya.

Setelah Tyas keluar dari ruangan Kale, ia pun menghembuskan napas dan menetralkan deru napasnya yang tak beraturan.

"Ganteng banget si pak! Mleyot nih ah!"

Tyas geleng kepala kikuk sendiri, ia dengan cepat pergi dari ruangan Kale, dan akan memamerkan lagi pada teman og lain kalau ia barusaja bertatapan cukup lama dengan Pak Kale.

Sementara itu, di ruang kerja, Kale kembali sibuk dengan proposal dan rancangan anggaran perusahaan.

Drrt!

Bunyi dering ponsel membuat fokusnya teralihkan saat melihat nama yang tertera diatas layar ponsel.

Phavela.

Bukanya kita sudah berjanji mau weekend bareng?

Kale tersenyum simpul membaca pesan Phavela, ia mengerti jika Phavela takut dirinya akan lupa, padahal Kale termasuk orang yang mudah mengingat sesuatu.

Losing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang