Saat di perjalanan pulang kerja, Aysel tiba-tiba dihadang oleh dua orang pria berbadan besar dan wajah yang menyeramkan. Meski tidak takut pada apapun, Aysel hanya menakutkan satu hal, yaitu manusia.
Baginya, manusia adalah yang paling menakutkan, mereka bisa melakukan apa saja, mereka bisa menyakiti, membunuh, bahkan melakukan hal di luar nalar.
Tapi, atas ajaran yang diberikan oleh Bu Patriya, Aysel mencoba untuk tetap tenang menghadapi situasi ini.
"Kamu sangat cantik Nona." ujar si preman.
"Aku memang cantik om! Om kan tidak buta, bisa melihat wajahku dengan jelas." seru Aysel yang membuat si preman geram.
"Hei, barusan kamu bilang apa?!" gertak si preman.
"Om jangan membentak Aysel, telingaku sakit tahu! Memang apa yang om inginkan?" tanya Aysel polos.
"Uangmu!" kata si preman kasar sambil menyeret lengan Aysel.
"Tinggal dua ribu om!"
"Ini aja kembalian tadi beli ramyeon, mau di ambil?"
"Kamu pikir kami ini lelucon ha?!" preman itu menggertak lagi sambil melotot.
"Om, aku ini berkata jujur, berapa yang kalian inginkan? Coba katakan." tanya Aysel malah mengajak preman preman tersebut bercengkrama.
"Lima juta!"
"APA!" teriak Aysel kaget.
"Om, aku ini miskin! Miskin sekali, mana ada uang segitu om, om mau membuatku tambah miskin?"
"Aku tidak peduli! Cepat berikan uangmu!" paksa si preman yang sudah geram menghadapi tingkah Aysel.
"Yasudah ini dua ribu terimalah!" Aysel benar-benar menyerahkan selembar uang dua ribu itu pada si preman.
"Apa-Apaan ka—" belum sempat preman mendekati Aysel lagi, ia sudah tersungkur akibat pukulan yang dilayangkan oleh Kale.
"Ay, sembunyi di belakangku!"
Kale bergerak maju dan menodongkan senjata berupa pistol pada dua preman tersebut. "Pergi sebelum ku pecahkan isi kepalamu itu brengsek!"
Dua preman tentu saja mengangkat tangan mereka takut-takut. Mereka lantas lari kocar-kacir dari hadapan Kale, tidak berani untuk mengganggu Aysel lagi.
Kale menghembuskan napas lega setelah penjahat itu melarikan diri. Ia menarik lengan Aysel, membekap permukaan pipi wanita cantik nan imut itu.
"Kamu baik-baik saja?" suara Kale terdengar sangat khawatir, sampai ia menelisik seluruh wajah dan kedua tangan Aysel untuk memastikan bahwa wanita ini tidak terluka.
"Itu pistol mainan." bukannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan Kale, Aysel lebih tertarik dengan pistol yang Kale genggam.
"Eh? Darimana kamu tahu kalau ini hanya mainan?" heran Kale.
Aysel menyipitkan matanya, fokus memperhatikan pistol yang di tunjukkan Kale. "Pistol asli terbuat dari besi solid dan ujung laras yang memiliki ukuran tipikal. Ukuran yang biasa dipakai dinyatakan dengan istilah kaliber. Ukuran tipikal yang dipakai oleh TNI adalah 9mm (kaliber 0.35 inch). Sedangkan aifsoftgan terbuat dari plastik / bukan logam. Cara ini yang paling mudah untuk membedakan mana senjata asli maupun mainan..walaupun sekarang sudah ada airsoftgan yang sangat mirip sekali dengan senjata asli." jelas Aysel cepat seketika ingatannya tentang senjata muncul begitu saja.
Kale membulatkan mulutnya tak percaya. "Wow! Bagaimana kamu bisa tahu itu semua?"
"Aysel pernah membaca buku tentang senjata, dan tadi saat Kale menodongkan pistolnya aku perhatian baik-baik, ternyata cuma mainan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Losing You
Storie d'amoreTidak ada yang lebih menyakitkan daripada kehilangan seseorang yang sangat kamu cintai, segala usaha yang kamu lakukan untuk mempertahankan ikatan suci itu pun tak menyisakan apa-apa kecuali luka yang semakin menganga, hingga pada akhirnya kamu teta...