Chapter 20

64 4 4
                                    


~HAPPY READING!~

AWAS TYPO, MOHON KOREKSINYA!






Setelah menyelesaikan pekerjaannya sebagai seorang penulis webtoon, Aysel kembali merenung soal kekesalannya terhadap Kale. Bukannya ia marah besar, hanya saja ia pun terlalu takut jika Kale akan mengulangi hal seperti itu lagi. Ketika semua orang menjauh saat ia membutuhkan uluran tangan, Kale justru berada di sana dan menggenggam erat tangannya. Pria yang dianggapnya bak seorang pangeran yang hanya datang dari negeri dongeng, menerima segala kekurangan Aysel.

"Woi!" sapaan keras itu seketika mengalihkan lamunan Aysel.

Ia mengedipkan kedua matanya, saat Dams kini menatapnya dengan raut garang serta nampak jengkel.

"Bapak itu nggak punya sopan santun ya? kok begitu manggilnya?" celetuk Aysel.

"Yang bosnya itu siapa?! kamu dari tadi ngelamun kayak monyet!" seru Dams sambil meletakkan berkas berisi rangkaian cerita baru yang harus Aysel kerjakan.

"Aku itu sudah memanggil kamu lima kali, kamu saja yang budek!" ungkapnya, lagi.

Aysel memberengut sambil membuka lembar demi lembar berkas yang diserahkan Dams barusan. "Ya sudah sih, kan bisa baik-baik bicaranya. Jangan pakai otot terus kalau ngomong, nanti putus pita suaranya."

"Kamu menyebalkan!"

"Bapak juga." lirih Aysel.

Dams yang tadinya bersikap tenang, entah mengapa suka sekali saat bersilat lidah dengan Aysel, wanita itu selalu saja menjawab ketika ia berbicara. Dia memang autis yang terlihat idiot, tapi lihatlah dia juga sama menyebalkannya seperti Kale.

"Kapan kalian akan bulan madu?" Tiba-tiba saja Dams mengalihkan pembicaraan mengenai honeymoon yang belum sempat pasangan baru itu realisasikan.

"Nggak tahu, tanya saja Kale." jawab Aysel, apa adanya.

"Memangnya kamu sudah siap untuk punya anak?" tanya Dams lagi seraya memutar bola matanya. Seperti gayanya yang sok gengsi namun ia selalu penasaran akan Aysel.

Aysel menghela napas, dan menatap Dams lekat. "Kalau Aysel nggak siap, lalu untuk apa menikah?  Bapak ini kalau nanya yang logis dong!"

Dams kembali melotot. "Ya biasa aja sih jawabnya, Aku kan cuma tanya!"

"Terus, bapak kenapa masih ada disini? Bapak nggak ada kerjaan ya? Bos kok sukanya mondar-mandir doang sih?" cetus Aysel yang lagi lagi mendapatkan pelototan tajam oleh Dams.

"Kamu tuh sehari bisa nggak sih nggak menyebalkan? Aku cuma ingin membuat hubungan antara aku dan kamu lebih baik! Kamu istri dari sahabatku, makanya aku bersikap seperti ini!"

"Aysel kan nggak tahu kalau maksud bapak seperti itu, makanya lain kali jelasin."

"Makanya kamu juga jangan idiot!"

"Kalau orang lain menindasmu, maka kamu harus melawan, ngerti?!"

"Kenapa gitu? Kan kalau kejahatan nggak boleh dibalas sama kejahatan?"

"Camkan baik-baik perkataanku. Dengar Aysel, kalau kamu ingin bertahan di dunia yang keras ini, maka kamu tidak boleh menjadi orang yang lemah. Kalau kejahatan atau hal apapun itu menyakitimu, apa kamu akan diam saja? Aku tahu kamu sudah mengalami banyak hal menyakitkan selama hidupmu apalagi dengan kondisi yang seperti itu, makanya kamu harus melawan bukan membiarkannya!"

Losing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang