Hai para readers!i'm back again!
•
•
•
•
•
•Happy Reading and enjoy!
Losing You.
Pesta bisnis antara sesama direktur sudah dimulai sejak lima belas menit yang lalu, sebenarnya ini bukanlah rapat bisnis seperti yang dari awal Dams katakan, dan Aysel percaya begitu saja.
Nyatanya ini hanyalah pesta untuk kalangan para direktur untuk menyambut sebuah produk yang barusaja diterbitkan oleh rekan bisnis Damska.
"Bapak bilang ini rapat, kenapa semua orang berpesta ria?"
"Aku kan tidak bilang rapat Aysel, aku bilang urusan bisnis!" tekan Dams.
"Aku tidak cocok berada di sini pak, aku ini kalangan rakyat jelata sementara kamu adalah bosku. Nanti kalau aku salah bicara gimana?"
"Makanya diam saja Aysel!"
"Aku kan punya mulut pak, mulut gunanya untuk bicara, kalau diam saja namanya aku itu gagu—"
"Maksudku, selama kamu berada di sini, jangan buat kekacauan. Aku tidak punya pasangan jadi aku membawamu kesini!"
"Jadi, bapak memanfaatkan Aysel ya?"
"Siapa yang memanfaatkan kamu? Aku ini bosmu kalau kamu lupa! Dan kamu bekerja untuk aku Aysel, ayolah disaat seperti ini cukup turuti perintahku!"
"Yaudah sih pak, marah melulu."
Aysel nampak celingak-celinguk memerhatikan pesta yang sangat meriah itu, dihadiri oleh beberapa direktur penting, dan tentunya pesta yang tak pernah Aysel bayangkan sebelumnya. "Kale tidak ikut ya pak?"
"Kenapa kamu cuma menyebut namanya?"
"Dia yang suruh kok."
"Dia ikut, mungkin sebentar lagi akan datang."
"Terus, Kale berangkat dengan siapa?"
"Kenapa kamu tanya sama aku? Nggak tahu!"
"Bapak itu galak, kalau Kale kan nggak."
"Bapak dan Kale itu teman ya?"
"Hem!" sahut Dams singkat seraya membenarkan letak dasinya.
"Hem apa?"
"Iya Aysel!" jelas Dams.
Karena tidak mau berdebat lagi dengan Aysel, Dams akhirnya membawa wanita itu untuk masuk ke dalam hiruk piruk pesta di dalam sana. Aysel mencicipi segala hidangan yang disediakan, mulai dari makanan ringan sampai makanan orang kaya yang belum pernah ia makan seumur hidupnya.
"Bapak, mau ini nggak? Rasanya manis, sangat enak!" ujar Aysel riang.
"Tidak, makan saja semuanya biar kamu gendut!" ejek Dams.
"Yasudah." Aysel kembali mengunyah desert yang rasanya sangat enak itu, kemudian mengambil beberapa makanan lain.
Tepat saat itu, Kale berpapasan dengan Dams, pria itu terlihat tampan dengan balutan jas formal biru dongker, serta kemeja putihnya. Kale mengernyitkan dahinya saat ada pusat perhatian yang kini memenuhi pandangannya. "Kamu pergi dengan Aysel, rest?" tanya Kale.
"Begitulah." jawab Dams malas.
"Kenapa nggak sewa wanita aja? Kamu kan punya banyak uang."
"Aku itu bosnya Kal, terserah aku lah!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Losing You
RomanceTidak ada yang lebih menyakitkan daripada kehilangan seseorang yang sangat kamu cintai, segala usaha yang kamu lakukan untuk mempertahankan ikatan suci itu pun tak menyisakan apa-apa kecuali luka yang semakin menganga, hingga pada akhirnya kamu teta...