Chapter 1

186 19 0
                                    

Seluruh cerita ini adalah fiksi belaka, jika ada typo mohon koreksinya.

Untuk siapapun kamu yang sudah membaca kisah ini, aku ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknyaa..



Happy Reading📖


Sudah setengah jam lamanya Kale menunggu hujan reda sambil menyeruput kopi panas yang sempat ia beli sebelum hujan turun tiba-tiba. Pria itu bahkan tak membawa mobil karena niatnya hanya sekedar mampir ke minimarket terdekat untuk membeli beberapa makanan ringan untuk mengisi kulkas di rumahnya.

Rupaya, ia malah terjebak diantara derasnya hujan begini. Kale hanya memakai jaket tipis berwarna abu-abu dan celana joger hitam, lengkap dengan sepatu santainya.

Dan sialnya lagi, ia tak membawa handphone sehingga yang Kale lakukan adalah menunggu hujan reda.

"Malam-malam begini, pasti Phavela sedang menangis di dalam selimut sambil nonton drama kesukaannya, haha." gumamnya.

Sebenarnya ini baru pukul setengah delapan malam, namun karena hujan, udara berubah menjadi sangat dingin, dan jalanan pun ikut sepi.

Kale pun sedari tadi hanya duduk bosan sambil sesekali mengunyah keripik nangka yang ia beli tadi.

Kale duduk di sebuah bangku yang terletak tak jauh dari minimarket, kebetulan ada atap yang membuatnya aman dari derasnya air hujan. Bukan hanya Kale yang meneduh di situ, namun beberapa orang lain juga ikut duduk dan beberapa lagi memilih berdiri sambil menelepon seseorang, yah mungkin meminta dijemput.

Saat orang-orang itu sudah pergi, Kale masih berada di sana, karena ia tak bisa menerobos hujan yang derasnya tak kira-kira, bisa-bisa ia demam dan tak akan mengikuti meeting mingguan bersama para karyawannya.

Saking lebih fokus dengan pikirannya sendiri, Kale sampai tidak menyadari kalau ada seseorang yang duduk di sampingnya. Seorang perempuan yang entah dari mana datangnya, dengan rambut yang basah nan panjang, terlihat blonde seperti orang bule, namun dengan wajah asia, Kale bisa melihat wajah putih wanita itu dari samping.

Hidungnya kecil, bibirnya kemerahan membentuk love tipis.

Tapi bukan itu, Kale sendiri bingung mengapa sekarang wanita itu malah terkantuk-kantuk dan tak menyadari ia juga duduk disana?  Kale bersikap tak acuh, ia juga tak mau mengganggu ketenangan wanita tersebut.

Namun..

Bruk!

Kale dengan sigap menahan tubuh dan kepala wanita tersebut yang jatuh di atas pangkuannya, dengan mata terpejam khas orang tertidur. Kale semakin bingung namun juga merasa iba, ia dapat melihat wanita ini sangat kelelahan, entah pekerjaan berat apa yang telah dia lakukan.

Kale pun membaringkan pelan kepala gadis yang terlihat muda tersebut, mungkin sekitar dua puluh lima? atau dua puluh empat? Tapi Kale sendiri berpikir dia masih berusia belia melihat wajahnya yang tak teramat seperti wanita dua puluhan. Tapi siapa tahu kan? Karena wanita tersebut memakai blazer ala kantor jadi Kale berpikir bahwa wanita tersebut adalah wanita karier.

Ia membaringkannya di atas pahanya sendiri sebagai bantalan, kemudian melepas jaketnya untuk menutupi sebagian tubuh wanita tak dikenal tersebut.

"Nona, tolong jangan tidur terlalu lama, aku juga mengantuk." ujarnya sambil melirik ke bawah bertatapan langsung dengan kelopak mata wanita tersebut yang terpejam rapat.

Kale memeluk tubuhnya dengan kedua lengan, ia memberikan jaketnya secara sukarela bahkan pada seseorang yang tak ia kenal. Sebenarnya itu merupakan hal lumrah, karena siapa saja yang mengenal Kale, dia pasti tahu kalau Kale orang yang sangat pengertian dan juga perhatian.

Losing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang