Chapter 12

39 5 0
                                    

Haloo! Sudah sampai chapter 12 nih! Kalian apa kabar? Semoga sehat selalu🤗

Masih nungguin up gak nih?
Jangan lupa tap vote ya bund!

Awas typo, koreksinya 🙏🧡


*Happy Reading*

Terlanjur Mencinta-  Tiara Andini



Sebelum pergi ke kediaman Dams, Aysel sudah lebih dulu menelpon Bu Patriya kalau ia akan pulang malam. Wanita yang kini memakai dress yang dipilihkan Dams sudah rapi dan menunggu Dams di depan mobil pria pemarah itu.

Selang beberapa menit, Dams pun tiba dan menyuruh Aysel segera masuk ke mobil. "Pakai sabuk pengaman." titah Dams.

"Siap!" ujar Aysel, memasang seatbelt ke tubuhnya. Dams mengulum senyum, lalu menancap gas melaju ke arah perumahannya.

Di perjalanan, Dams dan Aysel masih berdebat, baik itu tentang pekerjaan Aysel yang menurut Dams masih belum perfect seperti biasa. "Aku lihat desain komikmu ada yang kurang, biasanya nggak gitu."

"Maaf Pak, lagian apa semua itu harus sempurna? Aysel kan bukan robot pak." jelas Aysel.

Dams mendecak, Aysel itu memang tak kehabisan kata untuk mendebatnya. "Kamu kan emang kayak robot." gumam Dams, namun Aysel masih bisa mendengarnya.

Aysel memilih mengabaikan. "Nggak ada permen di mobil bapak? Aysel mau yang manis-manis. Kalau boleh yang warna hijau."

Dams mengernyit sembari fokus menyetir."Nggak ada, lagian kenapa harus hijau? Aku punya tapi cuma Kopiko." balas Dams.

"Nggak jadi."

Perbincangan kecil itu berakhir, dan tak terasa mereka sudah di depan gerbang rumah Dams. Alih-alih turun dari mobil, Aysel justru menggigit jarinya gugup.

"Kenapa?" heran Dams.

"Takut." tuturnya.

"Ini bukan rumah hantu, ngapain kamu takut. Cepat turun, atau aku kunci kamu di mobil."

Aysel pun cepat-cepat keluar dari mobil sedan Dams, ia mengikuti Dams dari belakang, melirik kanan kiri, Rumah Dams seperti istana, apalagi lahannya sangat luas.

"Mommy!" panggil Dams kepada seorang wanita paruh baya yang kini tengah duduk bersama keponakannya.

Iries menoleh saat mendapati putra bungsunya datang bersama seorang wanita yang tak ia kenal." Aze, liat tuh om kamu pulang."

"Om oyes!"

Dams mendekat lalu menggendong Aze, menciumi pipi anak lelaki itu gemas. Iries menanyakan siapa wanita yang dibawa Dams, sambil tersenyum ramah kepada Ayse.

"Selamat malam ibu, saya karyawannya Pak Dams. Nama saya Aysel." ucap Aysel sopan.

Iries nampak senang dengan Aysel, tapi ia bertanya-tanya mengapa ia berpikir Aysel ini berbeda.

"Mom, aku pernah cerita kalau ada pegawaiku yang autis. Itu dia." jelas Dams seolah menjawab pertanyaan Iries. Sontak Iries membulatkan mulutnya, ia langsung menyuruh Aysel bergabung. Iries adalah sosok ibu yang hangat dan penyayang, dia tidak pernah membeda-bedakan siapapun, baik itu anak-anaknya atau bahkan orang lain.

Losing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang