Chapter 18

43 6 0
                                        

update again! koreksi typonya yaa🙏

.
.
.
.
.
.




Hari bahagia yang ditunggu Aysel dan Kale akhirnya tiba. Persiapan pernikahan yang seadanya sudah sempurna seratus persen. Daritadi, Kale tidak berhenti untuk memantapkan dirinya, meski dia masih terlihat gugup.

Meskipun tidak ditemani Ibunya, Kale tetap lengkap ditemani oleh keluarga pihak Dams, serta... Ayahnya. Dua hari lalu sebelum pernikahan dia telah menjumpai sang Ayah dengan menyampaikan maksudnya, Kale sejenak mengesampingkan rasa bencinya kepada Ayah demi pernikahannya.

Kale saat ini sedang berada di ruang tunggu, ia menautkan tangannya, berharap acara pernikahannya dengan Aysel lancar tanpa halangan apapun. Saat ia tengah berdiri dengan gugupnya, seorang wanita dari belakang menepuk pundaknya dua kali. "Vela.." tatap Kale, tersenyum cerah.

Phavela balas tersenyum sedikit dipaksakan. "Aku tidak menyangka akan datang ke pernikahan pria yang masih aku cintai sampai saat ini."

"Aku harap, kamu akan mendapatkan lelaki yang lebih baik dariku, Vel." jawab Kale sambil meremat bahu Phavela.

"Kamu tahu Vel, kamu pun sudah merubah hidupku. Aku ingin kamu mengerti Vel, kalau kamu selalu menjadi orang yang aku sayang."

Phavela pasti tidak tahu diri jika saat ini dia memeluk lelaki yang sebentar lagi akan melepas statusnya. "Kal, setidaknya beri aku waktu.. Jika kamu meninggalkan aku seperti ini, maka apa yang harus aku lakukan?"

Kale membalas pelukan Phavela, dia sangat tahu bagaimana perasaan Vela, sungguh tidak ada niat untuk melukai wanita ini.

"Meski begitu, selamat atas pernikahanmu Kal, aku tidak tahu kapan aku bisa ikhlas untuk melepasmu. Sampai sekarang, sema masih menyakitkan bagiku."

Di sisi lain, Aysel sudah sangat cantik dengan balutan A-Line Dress yang sangat pas di tubuh rampingnya. Patriya terus memuji Aysel karena ia sangat cantik dan anggun.

"Aysel, Ibu sangat bahagia karena kamu sudah menemukan pelabuhan terakhirmu. Ibu harap, kalian akan selalu bahagia." ungkap Patriya tersenyum tulus.

"Ibu, aku sangat gugup. Tamu Kale pasti akan membicarakannya di belakang, aku tidak mau membuat Kale malu." Aysel merasa sedih dengan kondisinya, meskipun dia bahagia, tidak mungkin dia tidak memikirkan persepsi kerabat Kale, mungkin tidak apa jika mereka hanya menghinanya, tapi jika mereka juga mempermalukan Kale, Aysel tidak bisa menerimanya.

Patriya terus memberikan pengertian bahwa Aysel tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, Kale pasti bisa mengatasinya. "Aysel, sebentar lag acara akan di mulai, tersenyum ya."

Detik demi detik berlalu, Kale masih saja gugup sebelum akhirnya Forest datang menghampirinya. "Kamu masih disini." ucapnya.

"Rest." sapa Kale memeluk sahabatnya itu.

"Semua orang sudah menunggu disana, Ayahmu juga sudah siap. Kenapa kamu gugup?" tanya Forest.

Kale menggelengkan kepala, ia hanya merasa gugup karena ini adalah keputusan terbesar dalam hidupnya menikahi Aysel dan menjadikan istri seumur hidupnya.

"Aku sudah siap, ayo." tegas Kale, menghilangkan rasa gugupnya.

Kale dengan balutan tuxedo yang rapi membuat ia nampak sempurna, tampan dan tinggi. Kale melihat orang-orang yang hadir di pernikahannya, memang tidak terlalu banyak, tapi mereka cukup untuk menjadi saksi pernikahannya dengan Aysel.

"Jangan gugup nak, kamu pasti bisa melakukannya." tiba-tiba saja Ayahnya sudah berdiri di samping Kale, Kale hanya menganggukkan kepala.

Di sana, Aysel sudah berdiri dengan gaun pengantin yang sangat indah, Kale berjalan layaknya pangeran menemui tuan puteri.

Losing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang