Happy Reading
***
Pulang bareng, Mas Bima?
Keira masih terdiam dan bergumam dalam hati.
"Mas Rafi," panggil Keira
Rafi yang mulai turun amarahnya pun lalu menoleh.
"Mas Ken sekalian bareng di mobil Mas Bima, ya?" tanya Keira.
Rafi memandang Ken serta Bima, entah apa yang ada dipikiran pria itu.
"Enggak! Aku sama Ken masih ada yang harus dibeli," ujar Rafi.
Keira menunduk. Ia tak enak dengan Ken jika hanya berdua dengan Bima. Keira menyapu pandangan sekitar ia melihat Arga yang masih berdiri di dalam resto melihat keberadaannya.
Arga hanya tersenyum simpul, sementara Keira mengangguk. Tentu saja sebenarnya Arga ingin mendekati Keira, tetapi melihat tiga lelaki yang ada di sekitar Keira, nyali pria itu menciut.
Menyadari Keira masih memandang Arga, Rafi pun segera meminta untuk semua beranjak dari tempat itu.
"Kei, ikut Mas dulu aja, ya," ucap Keira. Ia berjalan di belakang Rafi.
"Ngeyel banget sih, Mas marah nih!" seru Rafi.
"Mau aku bilang ke Ayah kalau kamu pacaran?" gertak Rafi.
Bima dan Ken tertawa kecil mendengar perdebatan dua saudara itu, mereka sudah tak heran dengan Rafi yang begitu sayangnya dengan Keira hingga semua yang dilakukan Keira sangat terbatas.
Keira mengerucutkan bibirnya. "Mas Rafi, aku sama Arga nggak ada apa-apa, beneran!"
Langkah mereka berhenti di depan toko buku.
"Bim, anterin Kei pulang, entar aku beliin yang kamu butuhin, biar anak ini tar malam aku omelin di rumah aja, kesel aku." Rafi masih saja berwajah masam, ia lalu masuk ke toko buku diikuti oleh Ken.
Ya, Mas Rafi marah beneran!
"Ayo, Mas parkir di depan nggak di basement," ucap Bima.
Keira masih memandang dua punggung lelaki itu, ada perasaan tak enak dengan Ken. Eh, kenapa Keira jadi merasa tak enak? Padahal tak ada yang salah dengan Ken.
Pada akhirnya Keira menuruti kata Bima untuk segera beranjak menuju halaman parkir depan, tempat parkir yang bukan di dalam mal tetapi di seberang jalan. Keira berjalan dengan menenteng tas kertas yang berisi kado, ia berjalan pelan di sisi Bima.
Tiba di lobby depan hendak menyeberang jalan, tiba-tiba tangan Bima menggenggam tangan Keira yang sebelah kanan.
Keira sedikit terkesiap lalu ia menoleh ke arah Bima.
"Rafi minta buat jagain kamu, jadi harus benar-benar aman sampai rumah, kan?" ucap Bima. Ada gelanyar aneh menyerang hati Keira ketika tangan itu bertaut hingga sampai di tempat mobil Bima terparkir.
Manis sekali perlakuanmu Mas, Keira udah gedhe. Nggak mungkin juga nyebrang gini ketakutan.
Jemari mereka terlepas, Bima mempersilahkan Keira masuk setelah pintu dibuka oleh Bima, lalu pria itu mengitari mobil untuk masuk dari sisi kemudi.
Tak ada pembicaraan selama mobil itu meninggalkan area parkir, hanya terdengar audio yang menemani perjalanan mereka.
"Kamu pacaran, Kei?" tanya Bima. Akhirnya Bima bersuara setelah lebih dari lima menit saling terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS IS ME, KEIRA [TAMAT]
Подростковая литература[Follow dulu yuk! Sebelum membaca] *** Jatuh cinta dengan sahabat kakak sendiri itu sih sebenarnya sah-sah saja. Namun, apa jadinya jika sahabat kakak hanya menganggap sebagai adik? Apakah perlu tetap dikejar? Atau menyerah dan menerima saja? Sep...