KEIRA || TIGA PULUH SEMBILAN

90 8 0
                                    

Happy Reading

🔥🔥🔥

"Jam berapa ini?" gumam Keira lirih. Kedua matanya mengerjap, melirik jam yang ada di dinding kamar sudah menunjukkan pukul dua siang.

"Astaga! Aku tidur lama sekali, dan ini udah lewat makan siang. Tidak ada yang membangunkan aku. Itu artinya mereka sangat marah padaku."

Keira mengembungkan pipinya, lantas kakinya turun dari kasur. Merasakan tenggorokannya kering dan tak ada air minum di dalam kamar, terpaksa Keira harus ke dapur. Ia berjalan pelan, mengendap-endap agar tak ada yang tahu ia keluar kamar.

Langkahnya terayun pelan mendekati dispenser setelah mengambil gelas kosong di kabinet. Gelas itu ia penuhi dengan air mineral lalu meminumnya sampai tandas dan kemudian menyandarkan tubuhnya di meja pantry.

Huft!

Keira menghela napas panjang. Nafsu makannya memang belum kembali, namun mengingat saat ini ada bayi di dalam perut yang bergantung hidup padanya, membuat Keira bergerak pelan membuka kulkas mencari makanan yang bisa dimakan langsung.

Tangan kanan Keira membuka pintu kulkas, tubuhnya sedikit membungkuk untuk mengambil buah apel. Keira merasakan lengannya dipegang, ia pun menoleh. "Mas Ken, kenapa ke sini?" tanyanya.

"Kei, Rafi udah tahu kalau kamu hamil?" ujar Ken.

Keira menegakkan badan dan lalu menggigit apel yang baru saja ia ambil. Ia menyandarkan tubuhnya kembali di meja pantry.

"Mas Rafi nyebar aib adiknya?"

Ken mengangguk pelan.

"Kei, Rafi marah, ia kelihatan marah sekali. Ingin tahu siapa ayah bayi ini," ucap Ken sembari memegang perut Keira. "Biarkan aku jujur ya, Kei. Kalau akulah ayahnya, aku papapnya. Kita nggak bisa be--"

"Berengsek! Bajingan, bangsat!" seru Bima yang tiba-tiba datang dan mencengkeram kaus Ken.

Keira terperanjat. Tanpa bisa melawan Ken hanya bisa pasrah dan menatap Bima.

Rahang Bima mengeras, wajahnya merah menahan amarah. Tangannya terkepal dan memukul wajah Ken. "Berengsek! Tega kamu ya ngerusak adik kamu sendiri, aku pikir kamu lebih baik dari aku. Ternyata tak lebih dari seorang bajingan!"

Bugh ... bugh!

Dua pukulan kembali Bima layangkan ke wajah Ken.

Keira melotot, dan ia merasa tidak tega melihat sudut bibir Ken mengeluarkan darah, ia pun maju dan menghalangi Bima menyerang Ken kembali.

"Mas Bima, udah!" teriak Keira.

Rafi dan ayah yang ada di ruang tengah mendengar keributan di dapur pun segera datang. Bima masih menahan amarah dengan mencengkeram kaus Ken.

"Rafi, pengen tahu siapa yang menghamili Keira? Dia orangnya! Berengsek!" teriak Bima, sembari melayangkan pukulan ke wajah Ken kembali.

Keira yang ada di antara mereka hanya terisak. Ken terlihat pasrah dan tak membalas.

"Keira mohon, udah, Mas."

Kini Rafi yang tersulut emosi, ia pun menghampiri Ken dan langsung memukul wajahnya tanpa ampun. Ken diam dan menerima saja, karena membalas pun juga tak akan membuat Rafi dan Bima amarahnya reda.

"Tolong, hentikan! Kasihan Mas Ken, ini bukan semua salah Mas Ken. Ini juga karena Keira mau! Udah, jangan sakiti Mas Ken. Mas Rafi, udah! Kalau Mas masih mukul Mas Ken lagi sama aja nyakiti Keira karena anak ini anaknya Mas Ken," ujar Keira, ia semakin terisak melihat keadaan Ken yang sudah banyak mengeluarkan darah dari sudut bibirnya.

THIS IS ME, KEIRA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang