Happy Reading
🔥🔥🔥
Sudah satu bulan lebih sejak kejadian itu, Keira berhasil menghindar dari Ken dengan alasan tidak ada libur di weekend. Keira lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menggambar dan tentunya mengisi jar dengan kertas warna-warni yang sudah hampir penuh. Juga dengan buku diary-nya, mengisinya dengan foto setiap bulan dan slip gaji. Slip gajinya hampir berjumlah dua puluh empat, itu artinya Keira akan segera pulang ke Jogja untuk meraih cita-citanya.
Cukuplah dua puluh empat bulan ini menjadikan Keira semakin dewasa, mandiri, dan bertanggung jawab dengan dirinya sendiri. Namun, ia gagal menjaga dirinya sebagai seorang perempuan.
Bagaimana dengan Ken?
Lelaki itu masih saja setiap hari mengirim pesan rindu, pesan cinta. Tetapi, Keira selalu diingatkan oleh pesan Rafi yang ia sematkan di ponselnya.Huft!
Embusan napas Keira ia lepaskan dengan kasar.Ia melirik kotak yang dua hari lalu ia terima dari Singapura, isinya sebuah dress berbahan satin dengan potongan simple dan slim fit berwarna lilac sesuai dengan tema pernikahan Bima dan Jihan.
Ya, esok adalah hari pernikahan Bima dan Jihan. Kali ini Keira benar-benar sudah ikhlas, apalagi setelah kejadian malam itu, Keira semakin malu untuk membuka hati kepada lelaki lain karena kini ia tak lagi sempurna.
Lamunan Keira seketika buyar mendengar dering ponselnya, nama Rafi menari-nari di layar. Dengan sekali usap panggilan itu terhubung.
"Hai, Mas, kenapa?" sapa Keira.
"Libur?" tanya Rafi
Keira terdiam sejenak.
"Aku libur dua hari dan Senin masuk malam, Mas. Gimana?"
"Besok ke tempat Bima, dijemput Mas aja, ya? Venue-nya kan lewat Muka Kuning, jam sepuluh harus udah siap."
Jemari Keira mengusap baju dari Bima, lalu ia berkata, "Iya, sama Mas dan mbak Salma aja, kan?"
"Iya, kenapa? Apa kamu dijemput sama Ken? Please, Kei! Jangan dekat-dekat sama Ken, Mas takut!"
Suara Rafi terdengar lirih, Keira tahu Rafi khawatir, tapi Keira tak berani bilang jika dia dan Ken telah melakukan hal di luar batas kewajaran orang pacaran. Bahkan, status pacaran Ken dan Keira pun Rafi tak tahu.
"Mas, bukankah mas Ken pernah bilang ingin macari aku, dan Mas setuju, kan?"
Hening sejenak lalu terdengar kembali suara Rafi. "Mas takut kamu akan nangis lagi."
Keira akan semakin sakit jika Mas Rafi nggak ngizinin mas Ken untuk berjuang.
"Ya udah. Kei mau mandi sama nyuci baju yang buat besok, Keira tunggu besok, ya, Mas. Nggak usah naik, kalau udah sampai gerbang nanti WhatsApp aja, Keira yang akan turun," ucap Keira. Ia pun mematikan sambungan teleponnya.
***
Minggu pagi.
Keira sudah bersiap dengan gaun yang sudah ia persiapkan sejak semalam. Dengan make-up tipis ia telah siap pergi ke pernikahan Bima.
Defi melihat Keira yang sangat cantik pun berdecak kagum lalu mengusap pipi Keira. "Kamu tuh cantik banget! Pantas aja kalau mas Ken tergila-gila sama kamu, rela nunggu kamu dari SD sampai segede ini."
Kening Keira mengerut. "Maksudnya?"
Defi tertawa kecil. "Kei, aku kalau jalan sama mas Ken itu hanya ngobrolin kamu. Dia dekat denganku cuma ingin tahu tentang kamu di dormitori. Jadi ... jangan ragukan mas Ken? Kamu layak dicintai olehnya. BTW, sekarang aku lihat kamu agak gendutan, Kei?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS IS ME, KEIRA [TAMAT]
Fiksi Remaja[Follow dulu yuk! Sebelum membaca] *** Jatuh cinta dengan sahabat kakak sendiri itu sih sebenarnya sah-sah saja. Namun, apa jadinya jika sahabat kakak hanya menganggap sebagai adik? Apakah perlu tetap dikejar? Atau menyerah dan menerima saja? Sep...