Happy Reading
🔥🔥🔥
Keira masih terdiam di tengah ranjang memandangi kertas undangan pertunangan berwarna ungu tersebut, tertulis nama Jihan dan Bima di dalamnya. Lalu, kedua matanya beralih melihat dress warna putih yang telah Keira siapkan sejak semalam. Dress yang dibelikan oleh Ken dua minggu yang lalu saat mengantar undangan ke dormitori.
"Datang enggak, ya?" gumam Keira. Ia pun kembali melihat undangan itu. "Dua jam lagi acaranya, gimana, nih?"
Defi melihat sahabatnya gelisah, ia pun mendekat. "Ngapain, sih? Udah mandi kok nggak ganti baju? Keburu mas Ken dateng, loh? Kalian mau pergi berdua, kan?"
Keira menggeleng pelan. "Aku belum tahu," ujarnya.
Usapan tangan Defi di lengan Keira membuat gadis itu mendongak menatap sang sahabat. "Kei, kalau kamu nggak datang itu artinya kamu belum bisa ikhlas. Tunjukkan dong ke mas Bima kalau kamu emang udah ikhlas dan anggap dia sebagai kakak, kemarin udah teleponan satu jam dan udah bilang ke mas Bima apa yang kamu rasakan, kan? Dan kamu juga udah bilang ke aku jika akan menerima mas Ken. Kei, sayang itu nggak harus bersama, mencintai itu maknanya luas. Kamu tetap bisa sayang dan cinta dengan Bima dalam konteks lain yaitu bukan sebagai pria tetapi sebagai kakak, layaknya kamu cinta dan sayang ke mas Rafi."
Defi mengambil napas sejenak, ia melihat Keira masih terlihat gamang.
"Intinya, kamu juga butuh bahagia. Jangan siksa diri kamu sendiri, ada banyak cinta buat kamu." Defi memberikan senyum setelah berucap dan memaksa Keira membalas senyumnya.
"Iya, Def. Makasih! Tapi ... kenapa selalu saja mas Bima menyakiti aku pas aku ulang tahun?" Keira menunduk. Ia mengingat ulang tahun sebelumnya yang juga tersakiti oleh perlakuan Bima.
Defi terkekeh pelan. "Kebetulan aja, kali. Nggak usah dipikirin, lagian kamu nggak peka amat, sih? Pas mas Ken kirim video narasi ke kamu ucapan ulang tahun itu, ada kalimat yang menyatakan dia ingin kamu jadi wanita masa depannya, loh? Itu artinya dia sayang kamu, Kei."
"Apaan, sih? Mas Ken juga sama aja sahabatnya mas Rafi, apa iya aku harus terluka dua kali karena cinta kepada sahabat kakak? Aku kira jatuh cinta itu indah, ternyata begitu rumit."
Kali ini Defi terbahak. "Kamunya yang rumit, ada yang perhatian dan sayang kamu sia-siakan, malah mengejar lelaki yang trauma dengan sebuah hubungan. Ingat, Kei. Mas Bima itu masih belum sembuh dari trauma masa lalu dengan mantan pacarnya, kalau kamu terusin sama dia, kamu juga bakal jadi pelampiasan."
Keira mengangguk lalu tersenyum. Sahabatnya satu ini memang sudah ahli dalam masalah percintaan.
"Aku bantuin dandan, yuk! Kamu pasti cantik banget pakai dress ini," ujar Defi. Ia mulai mengambil alat make-up Keira dan membantu menyisir rambut panjang Keira.
"Aku bisa sendiri, Def."
Hampir satu jam Keira menghabiskan waktu untuk bersiap. Dress putih itu telah membalut tubuh Keira, dengan tali yang ia simpul menjadi pita di bagian belakang. Terlihat simple, tetapi terlihat manis dipakai Keira.
"Kamu cantik sekali, Kei. Mas Bima lihat pasti nyesel, dan mas Ken makin jatuh cinta sama kamu," goda Defi.
Keira pun tersipu ia pun memandanng kembali cermin kecil yang ada di kamarnya.
"Kamu apaan, sih? Aku sama mas Ken nggak ada apa-apa."
"Belum, Kei. Sapa tau malam ini kalian ada apa-apa, sekalian ngasih kejutan hadiah ulang tahun kamu yang kedua puluh." Defi semakin menggoda Keira dan yang digoda hanya senyum-senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS IS ME, KEIRA [TAMAT]
Novela Juvenil[Follow dulu yuk! Sebelum membaca] *** Jatuh cinta dengan sahabat kakak sendiri itu sih sebenarnya sah-sah saja. Namun, apa jadinya jika sahabat kakak hanya menganggap sebagai adik? Apakah perlu tetap dikejar? Atau menyerah dan menerima saja? Sep...