Want to Know You.

436 62 26
                                    

Pagi ini Sakura terkejut dengan kehadiran Sasuke yang tertidur di sampingnya. Di ranjangnya.

"Sasuke-kun?" Suara itu nampaknya membuat tidur Sasuke terganggu. Hingga ia membuka mata, tetapi rasanya malas sekali.

"Ke-kenapa disini?" Reflek Sakura was-was. Kalau ibunya melihat bagaimana? Mereka sudah bertunangan sih, t-tapi kan...anu....

"Sakura. Dingin." Keluh Sasuke. Merapatkan kembali selimut yang sempat Sakura tarik hingga ke dada. Sakura masih saja parno. Padahal Sasuke nelanjangin dia juga engga. Ya kali di rumah calon mertua nganu-nganu. Apalagi kemarin sempat dikasih peringatan.

"Sasuke-kun kok disini?" Tanya Sakura lagi. Soalnya Sasuke belum jawab.

"Hn. Nginap."

"E-eh kok gitu? Sasuke-kun gak ke apartemen? Udah ijin sama bibi Mikoto? Udah..."

"Ck!" Kemudian Sasuke bangun dengan mata merah. Demi tuhan kemarin dia baru tidur jam 3 pagi karena jagain Sakura. Sepanjang malam hujan deras disertai suara kilat. Setiap kali suara itu muncul, Sakura selalu ngigau. Sasuke jadi gak tenang tidur, memutuskan untuk jaga Sakura dulu sampai hujan berhenti.

Sakura jadi takut deh. "Maaf. Sakura ganggu ya?" Dibalas sama muka Sasuke yang sebal seakan bilang gini 'menurut situ? Saya bahagia karena dibangunin tiba-tiba?!'

"Ayo bangun." Tapi Sasuke memutuskan untuk menahan emosi. Meskipun matanya ngantuk, dan kepalanya pusing, Sasuke paksa biar dia bisa bangun. Nanti saja lanjut tidur di apartemennya mumpung dia libur hari ini.

"Sasuke-kun kerja gak hari ini?"

"Libur." Jawab Sasuke setelah ia membenahi selimut Sakura. Sempat-sempatnya mendekati gadis itu dan mengecup dahi sang tunangan. Sakura merasa bahagia sekali pagi-pagi dapat morning kiss. Tapi tunggu!

"Sasuke-kun. Badanmu panas." Sasuke ikut memegangi dahinya. Iya juga sih. Dia sedikit merasa tidak sehat pagi ini. Kepalanya pusing, nafasnya juga terasa berat dan panas.

"Ah, mungkin efek hujan."

"Tidur aja lagi disini. Sakura gak ke kafe deh hari ini. Jagain Sasuke-kun." Tangan Sasuke buru-buru memberi kode. Dia gak mau Sakura sampai gak kerja cuma gara-gara jagain dia. Orderan di kafe lagi banyak, Sasuke tahu itu dan dia gak mau buat Sakura repot nanti.

"Engga. Aku gak sakit. Ayo ke bawah, ibumu sepertinya sudah menunggu." Ajak Sasuke. Tetapi bukannya mengajak ke bawah seperti yang ia bilang, malah ke kamar mandi.

"Kyaaaa!!" Terdengar teriakan dari dalam sana, dan kita sepertinya harus pindah haluan dulu untuk sementara.

Di bawah sana, tepatnya di dapur, Mebuki sedang menyiapkan sarapan. Hari ini ekstra soalnya ada Sasuke juga.

"Selamat pagi bu!" Tidak seperti kemarin, Sakura pagi ini sudah terbangun dengan perasaan gembira. Dia bahkan sampai melompat-lompat membuat Sasuke dan Mebuki melotot karena takut gadis itu jatuh.

"Hei! Kau itu sudah umur berapa loncat-loncat begitu? Aduhhh ibu malu sama Sasuke tahu! Dasar!" Plong! Tanpa ampun kepala Sakura dijitak pake spatula. Gadis itu mengaduh kesakitan.

"Sasuke-kun...sakit."

"Syukurin." Niat hati mau dapat pembelaan, tapi tunangannya malah sekongkol sama Mebuki. Sakura jadi manyun deh.

"Lagian, kamu itu! Ingat umur nak...kamu udah bukan anak kecil lagi. Kalau jatuh gimana? Repot kan? Gak bisa buat kue deh. Mau?"

"Gak mau." Cepat-cepat Sakura menggeleng. Waktu dia opname aja tangannya udah gatel banget pengen dekor-dekor kue.

Didn't Expect! IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang