Baru Pertama Kali Lihat.

421 63 11
                                    

"Dia kenapa?" Pertanyaan itu datang dari salah satu junior atlet basket. Soalnya dia melihat Naruto yang tidur tengkurap di salah satu tribun. Sontak aja atlet-atlet lain juga ikut melihatnya.

Terhitung sejak dimulainya latihan, pria itu memang sudah seperti itu. Entah terjadi apa, gak ada yang tahu.

"Senior. Kenapa tiduran disini? Sakit ya?" Karena merasa khawatir, salah satunya memberanikan diri untuk mendekat. Naruto yang badannya tadi ditoel gak merespon sedikitpun. Buat yang lainnya jadi khawatir. Jangan-jangan pingsan? Tapi setelah dilihat, mata birunya terbuka. Mana ada orang pingsan matanya kebuka?

"Coach. Senior Naruto sepertinya sakit." Maka diputuskan untuk ngadu ke pelatih. Pelatih yang terkenal galak itu bergerak menuju sang kapten.

"Naruto. Kalau sakit, istirahat di rumah." Kali ini Naruto merespon. Dia yang tadinya tiduran, sekarang sudah duduk tegak.

"Hei."

"Maaf coach."

"Kalau sakit, pulang."

"Engga. Aku baik-baik aja." Katanya yang lalu berjalan ke lapangan. Orang-orang yang melihat dia saling berpandangan. Tapi mereka saling bergidik bahu setelahnya karena sama sekali gak tahu kenapa hari ini Naruto terlihat berbeda.

PRIITTT!!!

Suara peluit berbunyi. Tim mereka sedang berlatih.

"Naruto! Oper kesini!" Teriak salah satunya. Namun Naruto tak mendengarkan. Dia asyik dengan bolanya sendiri.

"Naruto!" Teriak yang lainnya lagi. Naruto menembak ke ring lawan, tetapi berhasil ditahan. Menghasilkan jeritan kekecewaan dari rekan setimnya.

"Naruto!"

"Naruto!"

"Naruto!"

"NARUTO! SHOOT YANG BENAR!" Entah sudah berapa kali dirinya mendapat peringatan. Kali ini sang pelatih sudah murka. Meneriakinya seperti ia meneriaki atlet lain yang tidak becus.

"PERGI SEBELUM WAJAHMU BONYOK!" Teriaknya lagi yang tangannya sudah terkepal. Jelas terlihat kecewa dengan permainan Naruto hari ini. Maka dengan langkah yang frustasi, dia meninggalkan stadion. Mengambil handuk dan bajunya di loker dan bergegas mandi. Ketika rambutnya terkena air, dia merasa lebih baik. Pikirannya menerawang menuju kejadian semalam.

"Maaf. Aku gak bisa."

Terlihat jelas wajah gadis itu, yang kini dia sadari bahwa dirinya sudah jauh menyukai teman masa kecilnya itu.

Apa aku memang gak boleh jatuh cinta?

Tiba-tiba pertanyaan itu muncul. Ini sudah kali ketiga dia merasakan pahit asmara. Apa benar dia gak boleh jatuh cinta? Mengapa di setiap kali dia merasakan perasaan berdebar ini, selalu tidak berjalan dengan baik?

Penampilannya sudah jauh lebih baik ketimbang tadi. Dia sudah segar. Sekarang sedang berada di dalam mobilnya tetapi dia tidak ingin pulang. Maka, disinilah dia sekarang.

TING NUNG!

Awalnya dia menekan bel sekali saja.

TING NUNG TING NUNG TING NUNG!

Tapi gak lama kemudian malah semakin menjadi-jadi. Dia tahu si tuan rumah sedang gak ada di dalam karena sekarang masih siang. Si pemilik apartemen pasti sedang ker--

CKLEK!

"Apa?!" Balas si tuan rumah yang sewot.

"Gak kerja?"

"Gak."

"Oh." Dan si Naruto main masuk gitu aja. Si tuan rumah yang berambut hitam ini diam memandang teman masa kecilnya yang sekarang sudah menenggelamkan diri di sofa. Ia tutup pintu dan menghampiri temannya ini.

Didn't Expect! IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang