Satu Hari Saja.

416 56 44
                                    


Sasuke-kun memanggil....


Reject.

PIP!

Gak biasanya Sakura ngacangin Sasuke kayak gini. Biasanya juga dia langsung nerima telpon Sasuke. Ini ada apa?

Flashback sedikit. Dua hari sebelumnya.....

"Kata ibu Sakura, waktu masuk, lebih baik keluarnya di luar aja, jangan di dalam. Itu maksudnya apa sih? Apanya yang masuk? Apanya juga yang keluar? Terus simulasi itu apa?" Sasuke mematung. Gak bisa berkata apapun. Lebih tepatnya, dia mikir bagaimana cara menjawab pertanyaan yang menurutnya bodoh ini? Bahkan sepertinya Ito lebih tahu deh daripada Sakura. Serius, dulu waktu sekolah tuh otak Sakura dikemanain? Bisa-bisanya dia gak tahu edukasi seks?!

Lebih daripada itu, ucapan Sakura kini buat Sasuke tegang. Hasratnya pengen segera keluar. Meronta-ronta minta dilepaskan.

Akhirnya, Sasuke mendesah nafas dengan keras. "Sakura...." Gadis itu masih setia menatapnya. "Ya Sasuke-kun?" Melihat wajah polos itu, Sasuke benar-benar gak tega. Tapi dia harus! Biar Sakura pintar. Gak dibodoh-bodohin sama Ino lagi.

"Kalau aku jelasin, janji jangan marah?" Pria ini menyodorkan kelingking. Tunangan sama Sakura membuatnya jadi melakukan hal-hal kecil yang menurutnya konyol ini. Ingat gak waktu Sakura maksa dia janji kelingking? Sejak saat itu Sasuke kalau lagi buat janji sama Sakura, mereka selalu mengaitkan kelingking.

"Janji." Balas Sakura yang semangat mengaitkan kelingking itu. Sekarang, Sasuke bangkit menuju kursi Sakura. Menarik tangannya agar gadis itu ikut berdiri, dan menuntun sang gadis ke arah jendela. Sama-sama melihat suasana malam hari dengan Sasuke yang kini memeluk sang tunangan dari belakang.

"Ooh.... Sasuke-kun mau ngajak Sakura lihat bintang ya? Bilang dong. Hehe. Kalau ini sih, Sakura gak marah kok." Sakura tertawa kecil, buat Sasuke makin gak tega. Tapi dia harus!

"Sakura...." Pria itu memeluk erat tubuh sang tunangan. Kepalanya menempel pada telinga Sakura.

"Tentang pertanyaanmu tadi..."

"Yang dimasukin itu, ini..." Ia rapatkan tubuh mereka. Membuat sesuatu yang tegang dari tadi itu menyentuh bokong Sakura. Cuma menyentuh saja, tapi bikin efek yang luar biasa bagi Sakura.

"Sa-sasuke-kun!" Dia ingin berbalik tapi pria ini dengan kasar menempelkan badan Sakura ke jendela.

"Diam. Aku lagi ngajarin kamu." Ucapannya berat, tajam, dingin pula. Pria ini tengah mati-matian menekan nafsu.

"Kalau ini masuk..." Menggeseknya lagi.

"Akan keluar cairan yang namanya sperma." Membisiki Sakura dengan sensual. Sengaja menggodanya.

"Kalau sperma masuk ke dalam sel telur, maksudku ke dalam sini." Ia sentuh bagian bawah gadis itu. Menghasilkan satu desahan yang cukup memancing emosi.

"...dan jika berhasil membuahi sel telur, maka akan menghasilkan zigot. Zigot itu akan menghasilkan janin atau bayi. Lalu, simulasi itu..." Sasuke membalikkan badan Sakura. Menatapnya dalam.

"....adalah ena-ena." Detik itu juga, mata Sakura melebar sempurna. Lagi-lagi dia dibodohi Ino.

"Ngerti?" Pelajaran selesai. Sakura gelagapan di bawah kukungan Sasuke.

"Sa-sakura gak tahu. Sakura kira apaan sampai harus nanya ke Sasuke-kun. Ma-maaf." Sekarang dia takut. Lebih-lebih lagi saat ini Sakura yang mau melepaskan diri malah ditahan lagi.

Didn't Expect! IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang