"Hah...." Sasuke menghela nafasnya dengan kencang. Dia capek. Tapi bukan capek karena melakukan pekerjaan. Melainkan, nungguin Sakura sama ibu-ibu rempong lagi fitting baju di dalam sana.
Ini udah 2 jam, dan Sasuke gak tahu sampai kapan ini berakhir.
"Maaf. Ini minum." Seseorang yang ada di sampingnya nawarin minuman. Sasuke menatap itu dan menerimanya.
"Terima kasih." Karena ini adalah hal yang biasa setelah Sasuke dan Sakura memutuskan untuk mempersiapkan pernikahan mereka. Sakura yang berjam-jam di dalam, dan Sasuke dan para lelaki lainnya duduk nungguin di kursi yang disediain di mall. Thanks to manajemen mall yang ngerti banget kebutuhan cowok-cowok kayak Sasuke ini.
Gak lama dari itu, Mikoto, Mebuki, Izumi, dan Sakura muncul. Oh akhirnya!
"Udah?" Tanya Sasuke. Sejenak dia ngeliat Sakura yang malu-malu. Gak tahu kenapa.
"Udah dong." Bukan Sakura yang jawab. Tapi ibunya. Semangat banget dia. Bahkan semangatnya ngelebihin calon mempelai.
Sasuke menghela nafas lagi. "Terus? Gimana? Udah dapat yang cocok?"
"Udah dong." Bukan Sakura lagi yang jawab. Tapi Izumi. Kakak iparnya ini mah sama aja.
"Terus kenapa aku gak dipanggil? Aku juga berhak ngeliat."
"Udah. Sasuke tenang aja. Sakura cantik kok." Lagi-lagi bukan Sakura yang jawab. Tapi calon mertuanya. Ah ya udahlah.
"Oke. Ayo pulang." Tangan Sasuke mau gandeng Sakura, tapi Mikoto sama Izumi ngehadang Sasuke. Terus Mebuki juga sekongkol nahan Sakura. Ini sebenarnya kenapa dah?
"Sasuke-kun. Pulang aja. Urusan kita belum selesai." Kata Mikoto.
"Urusan apalagi sih bu?" Geram Sasuke. Dia cuma mau pegang tangannya Sakura aja kok.
"Urusan cewek. Sasuke-kun gak bakal ngerti. Udah ya. Pulang aja ke mansion. Tuh ajak Inami main. Itung-itung latihan punya anak." Setelah itu, Izumi dan Mikoto narik Sakura. Mebuki ngekor di belakang. Wah....astajim banget nih. Sasuke udah nunggu lebih dari 2 jam dan mereka malah ngusir Sasuke? Tahu gini kan Sasuke gak ikut aja!
"Bibi, Izumi-san, ibu, kita mau kemana?" Setelah berpisah sam Sasuke, Sakura yang dari tadi bertanya-tanya menatap heran ke 3 ibu-ibu ini. Pasalnya, dari tadi dia dipegangin terus.
"Udah. Nurut aja." Jawab Mikoto. Mereka masuk ke salah satu salon. Kira-kira itu yang Sakura baca sebelum mereka masuk kesini. Salon itu masih berada di satu lokasi dengan mall. Jadi cuma naik 1 lantai aja.
"Sakura-chan. Sebelum nikah, perawatan itu penting banget loh." Izumi menduduki Sakura di kursi, sementara Mikoto dan Mebuki lagi bicara sama mbak-mbak salon.
"Em. Oke. Tapi perawatan apa?"
"Semuanya. Dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kalo perlu sampe dalam-dalamnya." Ucap Izumi sambil naik-turunin alis. Sakura diam. Gak ngerti dia. Maksudnya sampai dalam-dalam tuh apa? Organ-organ tubuhnya dicuci gitu?
"Mari nona." Terus, mbak-mbak yang ngobrol sama Mikoto dan Mebuki itu nyamperin Sakura. Nuntun Sakura ke dalam ruangan.
"Ini Sakura mau diapain?"
"Tenang Nona. Cuma treatment kok."
"Maaf kak. Tapi treatment itu apa? Sakura cuma tahu treadmill." Karyawan salon itu tersenyum.
"Treatment itu perawatan." Ucapnya sambil tersenyum. Untung aja gak keduluan emosi karena Sakura masih polos banget.
"Oh gitu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Didn't Expect! II
RomanceCinta yang gak terduga itu sekarang bersemi indah. Enam tahun berlalu, bagaimana kelanjutan hubungan mereka? (Better buat baca dulu season 1 ya). Naruto belongs Masashi Kishimoto. Warning! Beberapa chapter mungkin akan menggunakan bahasa dewasa yang...