Cerita sebelum Sasuke dan Sai ke Villa.
Kalau ditanya mengapa Sai selalu mengikuti Sasuke, maka Sai akan menjawab 'Kenapa? Memangnya ada yang salah dengan dia?'. Tetapi, suatu ketika Sakura, tunangan pria itu menanyakan hal yang sama, Sai sedikit jahil. Hasilnya gadis itu menangis. Melarang Sasuke bertemu dengan Sai dan menangis juga di hadapan Ino, mengatakan bahwa Sai menyukai Sasuke. Sai tertawa terbahak-bahak. Padahal, bukan itu alasannya ia bersikukuh berinteraksi dengan Sasuke. Ada alasan lain.
Sebenarnya, di balik sikap dingin tak tersentuh yang selalu pria itu keluarkan, Sai tahu betul bahwa Sasuke adalah pria yang kesepian. Pernah sekali ia memergoki pria itu terduduk di tribun basket. Memandang orang-orang yang sedang bermain. Tatapannya sedih. Seperti menahan rindu. Sejak itu rentetan fakta diketahuinya. Bahwa dulu sekali Sasuke pernah berteman baik dengan Naruto.
Meskipun dia sudah berteman cukup lama dengan Sasuke, dan selalu berusaha berinteraksi dengan pria itu, nyatanya Sai tidak sepenuhnya mengenal Sasuke. Contohnya tentang kisah asmara pria itu.
Tadinya Sai pikir Sasuke menyukai Hinata-atau sudah pernah suka tapi hilang begitu saja. Tiba-tiba saja dia banting stir ke kembang sekolah KHS, Haruno Sakura. Gadis yang dulu sempat pria itu tolak secara terang-terangan di gerbang sekolah. Bahkan sampai tunangan pula. Sai sampai pusing dibuatnya! Kadang Sasuke itu juga seperti kode yang harus dipecahkan oleh Sai. Makanya, karena terus menganalisis Sasuke, Sai jadi suka dengan teka-teki dan film tentang detektif. Ditambah lagi kakaknya juga seorang detektif kepolisian. Jadilah sekarang dia bersama Sasuke (yang dia baru tahu pria itu suka detektif juga waktu lulus SMA), menjadi detektif kepolisian.
Dua detektif itu kini sedang mengadakan rapat penting untuk membahas mengenai deduksi bersama inspektur Hiruzen. Ada sebuah kasus yang menimpa seorang CEO perusahaan. Jasadnya ditemukan di kamar sebuah hotel dengan keadaan mata membelalak dan berlumuran darah di sekitar leher.
Awalnya semua baik-baik saja. Sampai suatu ketika, Sasuke yang sedang membaca artikel tentang kasus ini di Instagram, tidak sengaja memencet story Neji. Sebenarnya hanya sebuah foto biasa. Hanya menampakkan bahwa ia baru saja selesai menata meja. Tapi....dia memperbesar foto itu. Menyelidik dua orang yang sedang berdiri di sebuah alat pemanggang.
Pria berambut kuning seperti tersenyum kepada gadis berambut merah muda.
Jika tak teliti, maka tak akan nampak. Tapi ini Sasuke, yang pekerjaannya diharuskan untuk teliti.
"Kau menemukan kejanggalan Sasuke?" Sai tadinya sedang berbicara dengan inspektur Hiruzen, sedikit menyamping demi membahas artikel dengan Sasuke. Tapi pria itu bergeming.
"Sasuke?" Sekali lagi dia memanggil. Sukses membuat Sasuke menyadari panggilannya.
"Hm. Terletak di bagian sini." Dia tersadar karena telah membelah fokus. Ayolah Sas! Tunanganmu tidak akan macam-macam kok! Lupa ya Sakura itu sukanya sama siapa?
Memang benar Sakura suka padamu. Tapi si kuning lain lagi.
Oh shit! Pikiran Sasuke sudah gila!
Ia coba menghembuskan nafas agar bisa fokus pada pekerjaannya sekarang. Hari ini dia lembur. Mendadak lagi karena tiba-tiba ada panggilan pemecahan kasus. Mau bagaimana lagi? Resiko pekerjaannya memang seperti ini.
"Keterangan saksi mengatakan bahwa korban adalah temannya sejak kecil. Mereka memang sedikit cek cok belakangan ini karena korban pernah suka pada tunangan saksi. Ya kan Sasuke?"
"Hah?" Katakanlah bahwa saat ini Sasuke sangat tidak Uchiha. Wajahnya melongo memandang dua orang di hadapannya.
"Ada apa dengan wajahmu? Kau sendiri yang mengintrogasi saksi tadi kan?" Hiruzen tampak heran. Tak biasanya Sasuke seperti ini.
"Kau sehat? Baik-baik saja?" Tanyanya lagi. Hingga membuat Sasuke tersadar. Fokusnya saat ini benar-benar sudah pecah.
"Maaf inspektur. Saya sedang berpikir tadi. Ya benar. Saksi adalah teman lama korban. Dia sempat bertemu korban kemarin dan mengalami cek cok. Tak terima kalau korban mendekati tunangannya lagi. Kedatangan sekitar 15.36 terlihat dari story korban di IG. Dia..."
Oh shit!
Sasuke tak bisa menahan keterkejutan ketika postingan terbaru Kiba. Sebuah video yang menunjukkan aktifitas orang-orang di villa itu. Sedikit menampakkan Naruto yang sedang memakaikan Sakura sarung tangan.
"Dia kenapa Sasuke?" Sasuke tergelak lagi. Cepat-cepat mencari profil korban.
.......
Pukul 8 kurang di malam hari, dua detektif ini baru saja selesai melaksanakan tugas. Mereka memasuki mobil Sasuke, yang memang dari awal Sasuke meminta Sai berangkat menggunakan mobilnya saja. Sementara mobil Sai ditinggal di pelataran kantor. Mereka sudah menyiapkan baju ganti sebelum ke kantor. Jadi tak perlu singgah ke apartemen masing-masing sebelum ke villa.
"Makan dulu sebelum ke villa?" Tanya Sai.
"Tidak. Langsung berangkat." Balas Sasuke yang segera menekan tombol kunci. Segera masuk ke mobilnya diikuti oleh Sai.
"Hei ayolah. Kenapa terburu-buru? Mereka sudah makan sementara kita belum."
"Nanti saja makan disana."
"Hoi. Kau begini karena Naruto ya?"
Skak mat! Lidah Sai serasa menghantam Sasuke saat ini juga. Diamnya pria itu membuat Sai tertawa cekikikan.
"Hahaha. Aku sudah tahu bung. Tadi aku juga melihat postingan Kiba. Cemburu ya?" Goda pria bermarga Shimura ini lagi. Kali ini Sasuke balas menatap mata yang senada dengannya. Tak menyahut apapun lagi dan segera menginjak gas."
"Woi jangan ngebut-ngebut Sas!"
Berkat Sasuke yang ngebut itu, mereka sampai ke desa Oto dalam waktu tempuh 1 jam-yang normalnya bisa ditempuh dengan waktu 2 jam.
Begitu mereka sampai di villa yang sesuai dengan titik koordinat yang dibagikan oleh Neji di grup, Sasuke tanpa basa-basi segera keluar dari mobil. Tergopoh-gopoh pula Sai mengikutinya. Samar-samar bisa mereka dengar suara cekikikan para wanita dan ada seruan Kiba serta Naruto yang mendominasi.
"Huwaaa Naruto!" Itu suara Sakura. Terdengar hingga ke depan parkiran.
"Wah Sasuke. Sakura diapain tuh?" Celetuk si lelaki pucat. Sasuke tetap saja diam. Langsung membuka pagar dan dia melihat Naruto yang menindih tubuh Sakura.
"Aduh Naruto! Berat!"
"Eh? Maaf Sakura-chan. Gak sengaja." Dua manusia itu terekam jelas di mata hitam Sasuke. Di belakangnya, Sai was-was. Gak lucu kan kalau nanti di televisi muncul berita seorang detektif terlibat pertengkaran bersama seorang atlet basket. Motifnya karena masalah percintaan.
Oh no no!
"Hei Sas-"
"Sakura." Sai diam. Orang-orang yang main salju itu diam. Sakura yang tadinya mau meraih uluran tangan Naruto juga diam.
"Sasuke-kun!" Sakura bangkit dengan riang. Menghampiri Sasuke dan menggelayut di lengan pria itu. Sai mati-matian menahan senyum jahilnya. Gila. Ternyata gini toh Sasuke kalau lagi cemburu. Batinnya menjerit senang. Satu hal lagi yang menarik dari temannya ini. Sangat-sangat menyenangkan bagi Sai.
"Kirain datangnya nanti jam 10. Sasuke-kun bawa mobilnya ngebut?" Tanya Sakura.
Sai nyeletuk "Iya Ra. Soalnya Sasuke takut kalau kau--"
"Sakura. Aku belum makan." Sai ingin tertawa lagi ketika Sasuke dengan sengaja memotong ucapannya. Kenapa sih dia tuh gak mau banget ketahuan cemburu? Malah Sakura orangnya gak peka lagi. Ya ampun ini lucu banget menurut Sai.
"Pffttt!" Gak kuasa lagi dia menahan tawa. Menyeringai memandang Sasuke dan Sakura yang sudah berjalan menuju meja makan. Ino jadi heran sama kekasihnya ini. Sai kenapa deh?
"Gila ya?" Sai cepat-cepat menoleh. Seringainya masih ada di bibirnya.
"Engga. Cuma senang aja. Aku sudah memecahkan sesuatu." Dia balas begitu.
Sasuke, Sasuke. Tsundere banget ya tuhan!

KAMU SEDANG MEMBACA
Didn't Expect! II
Roman d'amourCinta yang gak terduga itu sekarang bersemi indah. Enam tahun berlalu, bagaimana kelanjutan hubungan mereka? (Better buat baca dulu season 1 ya). Naruto belongs Masashi Kishimoto. Warning! Beberapa chapter mungkin akan menggunakan bahasa dewasa yang...