Rapsodi

549 79 38
                                    

Sakura capek banget setelah bekerja dari pagi sampai siang. Nonstop. Ini aja dia baru dapat makan siang di jam 2 siang. Energinya rasanya terkuras habis padahal baru setengah hari. Apa ini efek setelah nangis kemarin?

"Haahh...." Mikirinnya aja buat Sakura makin capek. Kemarin, Sakura nangis sampe puas tanpa disela atau dilarang sama Gaara. Sakura rasa dia cukup beruntung karena kemarin mau diajak jalan sama Gaara. Cowok itu mendengarkan semua keluh kesahnya.

Sakura pengen banget ketemu sama Sasuke, tapi Sakura gak punya keberanian. Bagaimanapun kata putus itu asalnya dari dia yang gak ngasi kesempatan buat Sasuke untuk menjelaskan semuanya.

"Ini lebih rumit daripada ngurusin invoice." Kata dia sambil menatap sedih kertas-kertas yang ada di meja. Sakura pengen nangis lagi, tapi kertas-kertas ini nyadarin dia kalau kerjaannya harus segera diselesaikan. Astaga!

"Hahh...." dia menghela nafas lagi. Harus cepat-cepat makan supaya bisa ngelarin kerjaan. Ngomong-ngomong, tumben Gaara gak datang?

"Sakura-san." Salah satu karyawan kafe datang ke bilik Sakura. Cewek itu baru aja mau buka kotak bekal.

"Ya?"

"Ada yang nyariin di depan."

"Siapa?"

"Cowo. Gak tahu siapa."

"Sakura gak nerima kunjungan dari orang yang gak dikenal." Tolak Sakura. Pikirnya, palingan pengunjung iseng yang cuma modus pengen ketemu sama dia. Udah cukup bagi Sakura yang pusing sama masalahnya sendiri. Dia males ngurusin cowo-cowo yang gak ngerti maunya apa sama Sakura.

"Oke." Karyawan itu patuh aja sama ucapannya Sakura. Lalu kembali ke depan karena dia harus kembali ke pos.

"Maaf. Anu, Sakura-san gak mau ketemu sama orang yang gak dikenal." Kata karyawan itu waktu nyamperin orang yang nyariin Sakura. Orang itu menatap si karyawan dengan pandangan yang sulit buat dibaca. Si karyawan sampai hampir gemetar waktu liat mata hitam itu. Tadi waktu orang ini kesini, kondisi kafe lagi sepi dan karyawan lainnya lagi pada makan siang. Karena sepi, jadinya si karyawan baru ini aja yang charge di kafe bareng satu barista. Tapi si barista lagi ke toilet dan belum balik.

"Oke baiklah." Ucap orang itu yang dari nadanya kedengeran sedih.

"Anu. Maaf. Saya karyawan baru disini. Kalau boleh tahu, namanya siapa? Nanti saya sampaikan lagi ke Sakura-san kalau dia gak sibuk."

"Sasuke."

"Oke baiklah Sasuke-san. Nanti saya sampaikan." Balas si karyawan. Sasuke pergi, dan si barista baru balik dari toilet.

"Gimana? ada pelanggan?"

"Ada. Tapi gak mesen sih. Malah nyariin Sakura-san. Tapi Sakura-san gak mau ketemu."

"Siapa? cowo?" Ah, palingan cowo-cowo random yang biasa nyariin Sakura, pikirnya.

"Iya. Namanya Sasuke." Hah? Si barista auto melotot.

"Sasuke? yang rambutnya hitam? matanya hitam, auranya hitam?" Tanya barista itu memastikan. Siapa tahu Sasuke yang lain kan?

"I-iya. Kenapa emangnya?"

"Itu tunangannya bos!"

"Hah? Aduh. Gimana nih." Si karyawan baru panik. Hari pertama kerja tapi malah kayak gini. Mana tahu dia kalau Sasuke-Sasuke itu orang penting.

"Yah. Gimana. Ya gak apa. Lagian Sakuranya yang gak mau ketemu. Bukan salahmu. Gak usah dipikirin." Balas si barista. Tapi dia jadi penasaran. Ada apa sama mereka berdua? bertengkar? Ah yaudahlah bukan urusannya.

Didn't Expect! IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang