"Gimana? Mudah bukan?" Naruto terdiam. Berfokus pada jari-jari Hinata yang menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga.
"Naruto-kun, dengar gak?" Naruto jadi auto salah tingkah karena ketahuan gak fokus.
"Hehe. Iya. Dengar." Jawabnya. Kembali Hinata berfokus pada buku. Kadang ia mengusap dagunya dengan anggun, khas orang bangsawan. Kadang juga sambil nyemil snack atau minum teh tanpa gula. Otaknya otomatis berpikir. Mengapa mereka tumbuh secepat ini ya? Perasaan baru kemarin Naruto kenalan sama Hinata pas TK. Waktu itu Hinata udah kelihatan banget malu-malu. Beda banget sama sekarang.
"Eh? Hinata. Kamu potong rambut?" Satu hal yang baru dia sadari padahal sudah seminggu Hinata sering bolak-balik rumah Uzumaki.
"Oh. Iya."
"Wah. Aku baru tahu." Hinata tersenyum simpul.
"Tentu. Naruto-kun mana pernah tahu apapun tentangku." Ucapnya. Berhasil buat Naruto terbengong-bengong sambil bilang 'Hah? Heh? Hoh?'.
"Maksudnya?"
"Naruto-kun sudah mengerti ini kan? Coba dijawab pertanyaan ini. Gak boleh ada mistake."
"Hm...kejam banget kamu Ta. Manusia mana ada yang sempurna." Keluhnya.
"Kerjain atau aku gak mau ngajar lagi." Ancamnya.
"Eh iya iya. Sekarang dikerjain." Pada akhirnya seperti sebelumnya kalau Naruto ngeluh, ancaman itu berhasil buat Naruto fokus lagi. Hinata pun kembali menyeruput teh sambil mengawasi Naruto. Sesekali memberi koreksi kalau Naruto salah. Interaksi itu gak luput dari pantauan Kushina. Dia yang memang udah ngebet pengen punya menantu belakangan ini suka banget lihat interaksi anaknya sama Hinata. Diam-diam ngeliatin Naruto dan Hinata sudah jadi kebiasaan barunya.
"Bu. Ini taruh dimana?"
"Eh ayam!" Kushina kaget karena tiba-tiba bibi Chino udah ada di belakangnya sambil bawa tumpukan baju. Kushina jadi ketahuan deh ngintipin Naruto sama Hinata.
"Ih Chino-san. Ya letakkan di tempat biasa dong. Buat kaget aja!" Katanya sedikit kesal. Terus malu-malu salting juga ke Naruto sama Hinata.
"Hehe. Silakan dilanjutkan. Anggap bibi gak ada." Terus dia kabur dan bibi Chino ngikutin. Naruto jadi gak enak deh sama Hinata.
"Em...mau keluar aja gak?" Tanyanya pelan. Takut buat Hinata gak enak karena tadi diintipin Kushina. Padahal kemarin Naruto udah marahin ibunya kok biar gak ngintipin mereka lagi. Ah ibunya itu buat Naruto malu aja!
"Boleh."
"Okedeh. Aku siap-siap dulu. Kamu diem disini."
......
"Bosan." Kaki Sakura selonjoran di sofa sambil mencet-mencet remot TV gak jelas. Dia bosan. Bosan nunggu tunangannya yang lama banget gak pulang-pulang. Padahal kalau dia dapat shift pagi, pulangnya jam segini kok.
CKLEK!
"Sasuke-kun!" Nah baru aja diomongin, Sasuke udah pulang. Matanya melotot karena ngeliat Sakura ada di dalam apartemennya.
"Sasuke-kun!" Panggil Sakura lagi. Tapi suaranya teredam karena dia lagi meluk Sasuke. Dusel-dusel pipinya ke dada Sasuke yang bidang. Stop Ra. Dia gak lihat kalau sekarang Sasuke lagi melotot mandangin dia?
"Hehe." Terus dia nyengir sambil ngeliatin Sasuke.
"Kamu ngapain disini?" Tanya Sasuke setelah dia nutup pintu apartemen. Tadi lupa ditutup gara-gara serangan dadakan.
"Mau nungguin Sasuke-kun. Habisnya Sasuke-kun jarang ke kafe Sakura sih. Di video call juga alasannya selalu sibuk. Emangnya sibuk banget ya?" Helaian rambutnya ikut bergerak karena Sakura memiringkan sedikit kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Didn't Expect! II
RomanceCinta yang gak terduga itu sekarang bersemi indah. Enam tahun berlalu, bagaimana kelanjutan hubungan mereka? (Better buat baca dulu season 1 ya). Naruto belongs Masashi Kishimoto. Warning! Beberapa chapter mungkin akan menggunakan bahasa dewasa yang...