Now What?

351 65 16
                                    

KLINING!!

Kita semua tahu, kalau bunyi itu khas banget dengan kafe ini.

"Selamat siang~" apalagi dengan suara pegawai kasir ini. Jauh di dalam kafe itu, tepatnya di sebuah bilik kerja yang dibuat khusus untuknya, ada si rambut pink nyentrik kesayangan cowok-cowok.

"HUAAA!!! CAPEK!"

Tapi sayang. Dia orangnya agak-agak.

PLUK!

Sepertinya dia beneran lagi stress, lebih tepatnya mumet sama tumpukan kerjaan yang gak ada ujungnya. Dia butuh healing! Dia butuh penyemangat!

Dan hal yang bisa bikin dia semangat cuma si pria rambut hitam.

"Kalau Sakura nutup mata sambil berharap kalau Sasuke-kun ada disini, bakal terkabul gak ya?" Gumamnya yang sambil tiduran di atas kertas-kertas.

"Oke coba deh." Maka dia putuskan untuk menyatukan tangan. Berdoa dengan tulus sambil memejamkan mata. Lalu, tiba-tiba telinganya sensitif banget sama suara pintu yang dibuka. Ah! Jangan-jangan!!!!

Terkabul?!!

"Kenapa tutup mata?"

JENG-JENG!

Ternyata bukan si rambut hitam. Tapi rambut merah. Sakura makin gak mood!

"Apa?" Tanya Gaara terheran-heran karena diliatin kayak gitu.

"Gak!" Benar-benar wanita dan segala ketidakstabilan hormon. Gaara bener-bener bersyukur karena dia jomblo untuk saat ini. Ngurus Sakura aja capek. Apalagi punya cewek?

"Kenapa? Gak mood lagi?" Tanya Gaara yang udah duduk di sebuah kursi. Berhadapan dengan Sakura.

"Hm....engga." Jawab Sakura tertunduk lesu. Meskipun begitu, Gaara yang udah bertahun-tahun temenan sama Sakura, tahu betul kalau cewe ini lagi galau.

"Ya udah kalau gak cerita."

"Ya udah deh. Sakura cerita." Dan Gaara juga tahu kalau Sakura tipikal orang yang gak tahan buat gak cerita. Jadi, dengan senyum miring sambil memangku dagu dengan tangan, Gaara menyimak.

"Kangen Sasuke-kun."

"Ya ajak ketemu dong."

"Engga." Sakura menggeleng cepat. Faktanya, bukan cuma waktu aja yang berputar cepat dari musim semi ke musim semi lagi. Tapi juga fakta kalau Sasuke makin hari makin sibuk aja.

"Kenapa? Apa susahnya? Samperin dia aja. Tahu apartemennya kan?" Sambung Gaara lagi.

"Bukan...bukan gitu..." Fakta kedua, gak semudah itu ketemu sama Sasuke. Beberapa bulan lalu, sempat dia ke apartemen Sasuke. Apartemennya kosong melompong bahkan Sakura nungguin dia berjam-jam gak juga datang. Pernah juga Sakura ke apartemennya dan berakhir dengan Sasuke yang sibuk sendiri dengan kertas-kertas yang entahlah apa itu.

"Tapi dia ngabarin kan?" Kali ini Sakura mengangguk.

"Ngabarin kok."

"Ya udah. Gak ada yang perlu dikhawatirkan. Selagi dia ngasih kabar kan?" Si pinky terdiam. Menyimak dengan penuh kehati-hatian sebelum kepalanya ngangguk-ngangguk.

"Gaara kok kayak pro banget sih masalah percintaan? Padahal kan jomblo." Benar-benar pinky gak tahu terima kasih. Ah! Udahlah! Gaara ngambek aja!

"Eh! Gaara! Tungguin! Sakura juga mau makan siang!" Katanya yang buru-buru ambil ponsel dan dompet lalu nyusul Gaara.

"Bodo!"

Sebenarnya Gaara gak kemana-mana kok. Soalnya dia udah mesen makan siangnya di kafe Sakura. Cuma, hari ini Gaara pengen ubah suasana dari bilik Sakura yang sempit ke tempat duduk dekat pohon kaktus di kafe Sakura. Setahun berlalu, ada banyak perubahan di kafe ini.

Didn't Expect! IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang