Still The Same.

490 65 27
                                    

Mungkin ini adalah hari kedua setelah Sasuke pulang ke Konoha. Oleh karena hari ini hari minggu, dan Sasuke belum mulai kerja, Sakura sempat-sempatin deh berduaan sama tunangannya itu. Tapi sayangnya, Sasuke lagi sibuk. Dia daritadi ngetik-ngetik laptop gatahu apa yang dikerjain.

"Bentar." Cuma itu yang dijawab Sasuke ketika Sakura nanya 'sedang apa'. Okedeh, berarti dia gak mau diganggu. Sakura kecup pipi cowok itu dan berjalan riang ke dapur, bermaksud mau ngobrol sama Mikoto. By the way, pileknya udah agak sembuh. Tapi dia masih tetap pakai masker supaya keluarga Uchiha gak ketularan.

"Eh?" Pas nyampe dapur, orang yang dicari malah gak ada. Dimana ya? Biasanya jam-jam mau makan malam gini Mikoto sama Izumi lagi masak di dapur kok. Dirinya akhirnya menengok ke arah ruang keluarga, dan benar aja. Mereka berdua lagi ada disana. Lagi nonton drama sama ibunya Sakura juga. Iya, tadi Sakura datang ke kediaman Uchiha sama ibunya.

"Huhu. Yamaken cakep amat." Seru Izumi yang memuji-muji sang aktor di layar kaca.

"Kyaaaa!!!" Mereka bertiga yang sedang duduk di sofa kompak berteriak girang sampai buat Sakura berjengit.

"Ih apa sih? Ngagetin Sakura aja." Di detik itu pula, mereka bertiga kompak menengok ke belakang dan nyengir.

"Sini, Ra. Seru nih. Gak boleh ditinggalin." Ucap ibunya. Sakura tahu kok, ini drama yang lagi hype banget. Sering muncul di explore IG Sakura juga. Judulnya 'Hati yang Hampa'. Ibunya juga suka nonton, tapi dia gak tahu kalau Mikoto dan Izumi juga suka drama ini.

"Emangnya seru ya?" Gadis ini sudah duduk di sofa, dia memperhatikan Inami yang lagi main di bawah sofa. Gadis kecil itu lagi main boneka barbie selagi ibu dan neneknya nonton drama.

"Seru dong. Pemainnya ganteng-ganteng juga. Sakura-chan coba nonton deh." Balas Mikoto.

"Hm...bagus sih. Tapi menurut Sakura, Sasuke-kun lebih ganteng." Dia serius. Gak bohong. Tapi ketiga wanita di hadapannya ini malah anggap dia bercanda. 'Yang benar aja!' kata mereka begitu. Padahal Sakura jujur kok. Dilihat dari manapun, tunangannya itu ganteng banget. Wajahnya dipahat sempurna sama tuhan. Matanya tajam, bola matanya warna hitam, badannya tinggi, dadanya bidang, otot-ototnya juga bagus banget soalnya Sasuke sering rajin ngegim semenjak ikut tes kepolisian, etto....terus apalagi ya...ah! Bibirnya juga enak banget. Ehehehe. Suaranya juga serek-serek basah gitu. Apalagi pas dia manggil nama Sakura.

"Sakura..."

KYAAAAAA!!!!!

"Hoi ngapain bengong!" PLUK! Dan tanpa dosanya, Ito nimpuk kepala Sakura pakai buku matematika.

"Aduh!" Tentu aja Sakura meringis. Soalnya tuh buku tebal banget. Ito cuek aja. Tetap memukul-mukul pelan kepala Sakura karena remaja satu ini memang doyan jahilin Sakura.

"Diam gak!" Gadis itu berusaha meraih buku Ito, tapi gak bisa. Dia sudah sedikit lebih tinggi daripada Sakura sekarang. Pertumbuhannya cepat banget. Baru kelas 1 SMP aja udah setinggi ini, apalagi pas SMA?!

"Hehe. Gak kena. Wleee! Siapa suruh pendek!" Sakura berkacak pinggang. Para ibu-ibu jadi menggerutu karena merasa terganggu. Mereka kan lagi nonton.

"Heh! Kau tuh lebih tinggi 1 cm dari Sakura ya. Jangan sombong deh. Nanti Sakura salip, tahu rasa!" Ucapnya yang membuat Ito semakin meledek.

"Sakura-chan pendek, Sakura-chan pendek." Dia kesal. Karena itu mengambil slipper rumah dan melemparnya ke Ito. Tapi meleset, dan hampir aja mengenai wajah Sasuke kalau saja pria itu gak menangkapnya.

"Sa-sasuke-kun! Maaf!" Wajah Sasuke memang asalnya datar. Sakura jadi merasa bersalah, padahal Sasuke mah biasa aja.

"Nah loh! Dimarahin paman nih. Udah paman, putusin aja nih cewe emang kasar banget dia." Ito mengompori, Sakura jadi kena mental gara-gara ucapan Ito.

Didn't Expect! IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang