03. Untukmu Zhafira

38 3 0
                                    

Ahlan Wasahlan, telah menemukan ceritaku.

Dia tidak akan pernah lari kalau memang untuk ditakdirkan.

-Untukmu Zhafira-

Ahza sedang berdiri diatas balkon melihat indahnya ciptaan Allah yang bersinar ketika dimalam hari, daun-daun yang terkena sinarnya akan berubah seperti keperak-perakan.

Dilain tempat Zhafira sedang sibuk mengerjakan makalah. "Cuman salah dikit aja penulisannya, disuruh revisi." kata Zhafira lesu. Setelah itu ia membuka aplikasi WhatsApp di handphonenya

Tok...
Tok...

"Masuk aja, belum tidur." ucap Zhafira dari dalam kamar.

Zahra memasuki kamar Zhafira dan duduk disisi ranjang. Melihat Zhafira yang sedang sibuk dengan handphonenya.

"Kamu lagi belajar?" tanya Zahra.

"Lagi ngerjain makalah ka, tapi cuma revisi doangku." ucap Zhafira yang masih berselancar dengan handphonenya.

Zahra hanya mengangguk, setelah mendengar jawaban dari Zhafira. "Sebenarnya kaka ingin minta bantuan sama kamu, bersedia ga?" tanya Zahra, kalem.

Zhafira, mematikan handphonenya, merubahah duduknya menghadap sang kakak.

"Kaya ngasih pernyataan."
"Kalau ga nyusahin Fira akan bantu." kata Zhafira.

"Jadi gini besok ada undangan tasyakuran sekaligus akikahan anak kaka, karena kaka besok sibuk kamu mau ya datang acaranya ba'da dzuhur, soalnya kadonya udah beli." Jelas Zahra, yang berharap adiknya bersedia datang.

Zhafira menghembuskan nafas perlahan. "Loh kenapa Fira sih, minta izin aja dulu perginya bentar aja atau umi aja yang pergi sama abi mewakili kakak." ucap Zhafira.

Zahra, menenangkan dirinya sekejab. "Ku jadi umi dan abi sih kaka itu mintanya kamu." ucap Zahra, tegas.

Zhafira juga tau, mau itu berat, ringan tetap aja ia, harus mengiyakannya.

"Iya-iya, Fira bakalan pergi kesana tapi pesanin taxi dan jangan lupa ga gratis." kata Zhafira mengedip-ngedipkan matanya.

Mata Zahra melotot pada Zhafira. "Niat bantuin ga sih, pakai imbalan segala." ucap Zahra sarkas.

Zhafira sedikit was-was dengan sikap kakaknya lebih baik cari aman dari pada kena marah. "Becanda kak serius amat." lirih Zhafira.

Zahra mendekati Zhafira, memeluknya sebentar. "Thank adikku tercinta." kata Zahra yang diakhiri dengan cubitan dipipinya.

Ahza, beranjak dari balkon menuju kamarnya. Terkadang Ahza rindu dengan momen-momen bersama uminya, sebelum tidur biasanya uminya selalu mencerita-kan tentang kisah-kisah para nabi dan sahabat-sahabat rasul sedangkan waktu sama abi dia tidak terlalu mengingatnya mungkin karena waktu yang dilalui sama abi cuma sebentar.

Handphone Ahza berbunyi tertera nama dilayar Daniel she is calling. Ahza mengangkat telpon dari Daniel, menempelkan handphone pada samping telinganya.

"Assalamualaikum."

"Wa'alikum salam." sahut Azha

"Za ada operasi mendadak malam ini."

"Oke-oke, gue bakalan kerumah sakit." kata Ahza.

Ahza menyudahi sambungannya dengan cepat mengganti pakainya. Operasi mendadak itu adalah panggilan yang sedikit meneganggankan untuk Ahza, tapi ia udah biasa dengan panggilan mendadak seperti ini.

UNTUKMU ZHAFIRA (Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang