14. Untukmu Zhafira

22 4 0
                                    

Ahlan Wasahlan
Happy Reading

Zhafira sedang menunggu Ahza ke luar dari dalam mesjid, kebetulan tadi ia melihat Ahza masuk kedalam mesjid. Ia harus menanyakan kepastian ini pada laki-laki itu. Tak lama kemudian muncullah Ahza yang keluar dari pintu mesjid, menuju letak sepatunya.

"Saya mau ngomong sesuatu!" ucap Zhafira the point, sekarang ia tak suka basa basi, biarlah dibilang ga sopan.

"Kita kesana aja." tunjuk Ahza pada tempat duduk disamping pohon kresen.

Ahza tau bahwa perempuan itu akan membahas tentang masalah perjodohan. Mungkin ini semua terlalu mendadak untuk dirinya tapi tidak untuk diri Ahza.

Ahza dan Zhafira sedang duduk di kursi. Ahza menunggu kata-kata yang akan keluar dari mulut Zhafira.

"Kenapa Anda menerima perjodohan ini?" tanya Zhafira.

Zhafira harus tau apa alasan laki-laki itu kenapa menerima perjodohan ini, sedangkan ia belum siap untuk menerima semua ini.

Ahza memandang lurus kedepan, tebakan nya benar, perempuan itu hanya ingin menanyakan tentang masalah perjodohan, tapi dirinya tidak akan melepaskannya begitu saja lagi pula ia perempuan satu-satunya, yang bisa membuat rasa cintanya lebih besar.

"Apa penting jawabab itu." ucap Ahza santai.

Tentu penting bagi Zhafira kalau sama-sama tak mencintai kenapa menerima perjodohan ini, salah satu dari mereka bisa beralasan untuk menghentikan perjodohan.

"Apa bedanya kalau saya menerima perjodohan ini." ucap Ahza.

"Ya beda lah Anda menerima, sedangkan saya tidak." kata Zhafira jujur, padahal sejak awal pertemuannya Ahza sudah mulai menggangu pikirannya.

"Jadi berusahalah untuk menerima diriku dan perjodohan ini." kata Ahza setelah itu pergi begitu saja meninggalkan Zhafira yang masih bergelut dengan pikirannya.

Dirinya juga perlu untuk bersikap tegas dan bersiterang dengan Zhafira.

"Apa ia bilang menerima dirinya dan perjodohan ini." Rasanya Zhafira ingin menangis kenapa juga ia harus dihadapkan dengan masalah percintaan yang pelik menurutnya. Padahal uminya telah mengatakan padanya bahwa cinta itu akan tumbuh sendirinya, seperti tanaman yang diberi pupuk akan tumbuh subur dan bercabang, seperti itu juga cinta ia akan tumbuh seiring waktu.

----------------------------------

Zhafira sedang duduk di atas batang pohon yang berada ditepi danau, salah satu tempat pelariannya untuk menyendiri.

Tempat favoritnya untuk menenangkan jiwa dan pikiran. Gemisik air menjadi alunan melodi, sedangkan angin menjadi irama.

Tanpa disadari dari pertemuan pertama Allah telah menggentarkan hati keduanya, hanya saja salah satu dari mereka tidak menyadarinya.

"Aku akan menerima perjodohan ini." kata Zhafira, dengan air mata yang menganak.

Ia harus membuka lembaran dan cerita baru untuk perjalanan hidupnya. Bahwa ia harus berani untuk melangkah kedepan.

----------------

Ahza mencari kucingnya super aktif dan lincah miliknya, saat ia turun dari tangga Hatori yang berada digendonganya melompat begitu saja. Satu minggu yang lalu ia membawa pulang kucingnya dari penitipan hewan, kucing berjenis mukchin.

Ras kucing munchkin sudah dikembangbiakan di Amerika Serikat sejak tahun 1980-an silam dengan segala kelebihan uniknya. Ras munchkin pun akhirnya dianggap ras kucing resmi oleh The International Cat Association (TICA) pada 2003. Kucing munchkin mulai digemari masyarakat Indonesia sejak 2014.

Kucing yang ia cari sedari tadi kini berada diatas pinggiran tangga. Ahza mengambilnya lalu membawanya pulang kerumah.

Mpok Sara menghampiri Ahza, yang ingin memasuki kamarnya. "Tadi ada seorang perempuan yang datang, dia nitip ini buat aden." kata Mpok Sara memberikan totebag berwarna putih pada Ahza.

Totebag itu kini telah berada di tangan Ahza. "Dari teman Aden mungkin." kata Mpok Sara yang melihat wajah Ahza bingung.

Ahza mengangguk. "Ya udah Mpok saya masuk dulu." kata Ahza, sambil membawa Hatori dipangkuannya.

Sampai dikamar dengan nuansa putih dan plapon bercat biru muda, Ahza menurunkan Hatori dari gendongannya.
Lidah buaya terletak diatas nakas dekat ranjang dan meja rias.

Aloe vera atau lidah buaya adalah tanaman penyaring udara. Bisa menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen ke udara di sekitarnya.

Sementara buahnya kaya akan vitamin C dan E dan berguna sebagai obat meredakan luka bakar dan peradangan kulit.

Selain menyerap karbon dioksida, sukulen pada lidah buaya juga menyerap zat seperti formaldehida dan benzena.

Lidah buaya tidak dapat terkena sinar matahari langsung, jadi bisa diletakkan dalam ruangan yang minim cahaya matahari.

Ahza mengeluarkan isi dari totebag itu sebuah kotak besar berwarna cokelat.
Setelah dibuka teryata isinya adalah perahu mini dan secarik kertas. Kini Ahza tau dari siapa benda semua ini, Anita.

Ahza membuka lipatan kertas lalu membacanya.

Dari Anita Azora

Maaf kalau menggangu waktumu.
Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih padamu, setelah hari-hari yang pernah kita lalui bersama sampai aku pergi begitu saja, setelah itu kita bertemu kembali tapi sayang hubungan kita tak sampai kejenjang serius.

Aku tak mengatakan kalau kau kecewa padaku karena kepergianku. Aku mencintaimu Ahza Aqila Paranaya untuk terakhir kalinya.

Mungkin ketika kamu membaca surat ini aku telah pergi untuk menuju tempat yang lebih indah.

Perahu kecil ini kutitipkan untukmu, pemberianmu ketika aku menginginkan sebuah hadiah pada hari lahirku. Karena aku tak bisa menjaganya, jadi kukembalikkan pada dirimu.

Ahza ingat sekali, ia membuat sendiri miniatur perahu kecil itu. Karena ia tak tau harus memberi hadiah apa pada saat ulang tahun Anita. teryata hadiah pemberian dalam kisah hidupmu dan kau bukan ditakdirkan untukku. Ahza Aqila Paranaya, terimakasih watunya selama 5 tahun kita bersama.

Ahza melipat kembali suratnya, inilah keputusan yang telah ia ambil, semoga Anita mendapatkan lelaki yang lebih baik dari dirinya.

UNTUKMU ZHAFIRA (Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang