07. Untukmu Zhafira

17 2 0
                                    

Ahlan wasahlan
Happy reading.

Rumah sakit Hidayah sedang membicarakan tentang trending topik
yang masih sama minggu-minggu ini. Kedatangan dokter perempuan yang cantik dan anggun yang mengejutkannya lagi perempuan itu pernah menjalin hubungan dengan dokter Ahza.

Anita berjalan menyusuri lorong rumah sakit beriringan dengan Ahza. "Za apa kabar." sapa Anita.

"Alhamdulilah baik." ucap Ahza ramah.

Anita sendiri ia begitu senang ketika bertemu kembali dengan kekasihnya, karena hubungan mereka belum ada kata putus. "Za aku minta maaf soal yang dulu." kata Anita, karena dirinya pergi tanpa kasih kabar, waktu itu kakek dari ayahnya sakit keras dan mengharuskan ia untuk pergi ke As bersama bundanya dan ayahnya dan menetap disana.

"Itu masalalu Anita, aku udah memaafkannya apalagi proitas keluarga itu nomor satu."

Anita selalu suka dengan pembawaan Ahza yang dewasa dan hambule. Syukurlah kalau ia tak mengungkit masalah itu, sekarang ia harus memperbaiki benang yang kusut dan menata ulang kembali. Karena Anita Anatasya masih mencintai Ahza Aqila Paranaya.

"Za aku mau ngomong serius tentang hubungan kita." kata Anita, kini mereka berdua sedang berada dikantin rumah sakit dengan dua cangkir cup copi.

"Hubungan kita selama ini ga ada masalahkan!" Ahza sendiri tentu tak bodoh dengan arah perkataan Anita bahwa perempuan itu ingin kejelasan tentang hubungan mereka berdua.

"Maksud aku tentang status kita Za!" ucap Anita lembut.

Ahza menghembuskan nafasnya kasar, ia tidak bisa begitu saja marah dengan Anita, lagi pula bukan sepenuhnya juga salah Anita. Tapi masalahnya ia mengetahui dari orang lain, informasi kepergian Anita ia dapatkan dari orang lain.

"Hubangan kita bukan sepasang kekasih lagi Anita, sejak kamu pergi meninggalkanku kuanggap semua itu telah berakhir tentang kita." jelas Ahza dengan santai.

Anita menanggapinya dengan seulas senyuman manis, perempuan itu terlalu pandai untuk menutupi kesedihannya, lihatlah sekarang ia masih bisa tersenyum manis setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Ahza.

"Tapi tidak ada kata putus diantara kita, berartinya kita masih sepasang kekasih Za." Ucap Anita lembut.

Ahza memandang Anita sekejab, baiklah kalau memang kata putus belum terucap maka saat ini ia akan mengatakannya pada Anita tentang kepastian hubungan mereka. "Kalau begitu aku akan mengatakannya kalau kita sekarang juga putus tidak ada hubungan spesial lagi di antara kita berdua." ucap Ahza tegas, setelah itu pergi meninggalkan Anita yang terdiam mematung dengan pikirannya sendiri.

Anita terlonjak kaget dengan ucapan Ahza, laki-laki itu benar mengatakanya kalau mereka sekarang ini bukanlah sepasang kekasih. Anita mengeluarkan perahu kecil dari tas selimpangnya. Memandangnya dengannya menahan perih didada, benda pemberian dari Ahza masih ia simpan sampai saat ini perahu kecil yang menjadi temannya untuk mengobati rasa rindunya pada Ahza sedangkan laki-laki yang ia rindukan telah lama melupakannya.

Seorang perempuan dengan rambut diikat satu menghapiri Anita, Ayumi perempuan itu adalah temannya Anita.

"Kamu baik-baik aja kan Anita?" tanya Ayumi yang tak sengaja mendengar perbincangan Anita dan Ahza.

Anita menampilkan senyuman manisnya pada Ayumi. "Aku bai-baik aja Ay, apa tadi kamu dengar tentang pembicaraan kami!"

"Ga sengaja dengar." ucap Ayumi, mengankat jari tangannya membentuk huruf v.

"Gue salut sama lo Anita, pembawaan yang anggun dan dewasa, sebenarnya kalian toh cocok untuk bersama." kata Ayumi pada Anita.

"2 A." tambah Anita lagi.

"Ya mau gimana lagi benang yang kusut tidak bisa untuk dikembalikan seperti semula lagi yang ada bakalan putus." ucap Anita santai.

"Aku mau ketoilet dulu udah kebelit nih." pamit Anita pada Ayumi.

Ayumi pun beranjak dari tempat duduknya dan pergi keruangan dokternya.

Ahza berjalan dilorong rumah sakit untuk menemui pasien-pasiennya.

"Siang dok." Sapa salah satu dokter.

"Siang." Sapa Ahza balik.

Ahza mendengar topik yang membicarakan hubungannya dengan Anita, hampir dari setiap lorong ia mendengar suster-suster yang membicarakannya walaupun terdengar samar-samar.

"Dokter Ahza dan Dokter Anita itu pasangan cople." ucap salah satu suster yang masih bisa didengar oleh Ahza.

"Iya cantik dan ganteng, apalagi anaknya nanti." kata teman satunya lagi.

Ahza dengan sengaja berdeham nyaring ketika melewati suster-suster itu, kenapa bisa sejauh itu hanyalan mereka, Ahza sendiri saja tidak terpikirkan sampai kesana, masalalu yang dikubur dalam-dalam akhirnya terbongkar begitu saja bahwa dirinya pernah menjalin hubungan dengan dokter Anita.

Anita menangis sejadi-jadinya dibilik toilet, harapannya sirna ketika ia memutuskan untuk kembali keindonesia, bertemu kembali dan berhubungan baik, kini sudah berubah tapi rasa ini sulit untuk dihilangkan ia belum sepenuhnya yakin kalau Ahza benar-benar melepaskan dirinya.

Daniel menghampiri Ahza yang berjalan dan memukul punggungnya pelan, kini mereka berdua berjalan beriringan . "Za lo udah ketemu ama Anita, ga yangka kalau kalian dipertemukan lagi ditempat yang sama lagi, jangan-jangan jodoh Za." kompor Daniel pada Ahza.

"Kalau Allah ridho, maka akan dipersatukan." Ucap Ahza logis.

"Semoga aja, apa lagi kalian udah lama menjalin hubungan." kata Daniel.

Ahza mengangkat bahunya. "Entahlah kadang yang kita harapkan ga sesuai realita Niel, aku dan Anita itu hanya bagian kisah masalalu, lagi pula tak ada hubungan yang spesial lagi sama Anita." Jelas Ahza pada Daniel.

Dulu ya dulu itu hanya bagian dari perjalanan hidup, memang benar ia dan Anita pernah menjalin hubungan tapi itu dulu, sekarang dan dulu tak lagi sama.

Daniel melongo ketika mendengarkan penjelsan dari Ahza. "Za ga gitu juga, dia meninggalkan lo karena kakeknya yang sakit, dia mempunyai alasan Za." Kata Daniel.

Ahza menghela nafasnya perlahan dan menghentikan langkahnya. "Bukan masalah tentang ia yang meninggalkan ku Niel, tapi hati ini tak terpaut lagi padanya." Ucap Ahza.

"Aku mau jenguk pasien dulu Niel."

"Assalamualaikum." ucap Ahza.

"Wa'alaikum salam." sahut Daniel.

Semua bisa berubah, tak lagi sama, tak lagi manis, harapan-harapan yang diinginkan bisa jadi tak terwujud, bisa juga terwujud, bisa juga apa yang tidak diharapkan terjadi pada kita. Hati akan tau kemana ia akan berlabuh atas dasar cinta dan ridho dari Allah.

Jazakumulla Kher telah baca vote and komen

UNTUKMU ZHAFIRA (Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang