Ahlan Wasahlan, terimakasih telah menemukan ceritaku.
Belajarlah untuk ikhlas, agar kau bisa untuk mengikhlaskan.
-Untukmu Zhafira -Zhafira duduk termenung dipinggiran sungai kuin dirinya menunggu seseorang yang selama ini mengisi relung hatinya.
Laki-laki berperawakan tinggi tegap itu menghampiri Zhafira yang termenung memandang air sungai , dengan baju lorengnya, ya dia adalah seorang tentara."Fira maaf membuatmu menunggu lama." ucap Arhab, ya laki-laki itu bernama Arhab Al-ghifary.
Seketika Zhafira mendongakkan ke samping wajahnya, laki-laki yang ia rindukan selama ini sekarang berada disampingnya.
"Ga lama, cuman udah lima belas menit aja nunggunya." Ucap Zhafira jujur.
Arhab duduk disamping Zhafira, sambil memandang luasnya sungai. "Udah lama ya kita ga kaya gini." kata Arhab tanpa mengalihkan pandangannya pada sungai.
Zhafira tentu senang bahwa Arhab mengingat hari-hari yang pernah ia lalui.
"Iya karena kamu suka pergi." ucap Zhafira, menyindir Arhab.Arhab tertawa sumbang ketika mendengar ucapan Zhafira. "Namanya juga mengabdi pada negara Ra, ya wajar." Ucap Arhab.
"Iya dih." kata Zhafira tanpa memperpanjang omongan.
"Fira, aku mau bilang sama kamu kalau aku akan menikah." ucap Arhab sambil memandang Zhafira.
Jadi laki-laki itu menyuruhnya kesini hanya untuk mengatakan kalau dirinya akan menikah dengan perempuan pilihannya. Pasukan oksigen didada Zhafira seperti akan habis, tolong katakan kalau ini bukan mimpi.
"Zhafira Are you oke." ucap Arhab tegas untuk menyadarkan Zhafira yang melamun.
Zhafira tersadar oleh panggilan Arhab. "Oke Ar." kata Zhafira sambil memaksakan senyumannya.
"Barakallah ya.. Ar kamu akan menikah." lagi-lagi Zhafira memaksakan senyumannya pada Arhab.
Arhab tersenyum sumringsih pada Zhafira, ia hanya menganggap Zhafira sebagai teman tak lebih.
"Kamu sakit Ra?" tanya Arhab dengan nada khawatir karena wajah Zhafira sedikit memucat.
"Iya Ar hati aku yang sakit, kenapa bisa jatuh cinta pada dirimu." Ucap Zhafira dalam hati.
"Oh.. enggaku cuma kecapean aja dari kampus kesini." ucap Zhafira.
Zhafira mencintai Arhab dengan diam dulu Arhab berteman dengan kakaknya alhasil dia juga berteman dengan Arhab, ketika sama-sama beranjak remaja dan telah mengenal cinta mungkin bisa dikatakan cinta monyet, dari situlah Zhafira menaruh rasa kagumnya pada Arhab laki-laki sholehah idamannya, tapi takdir berkata lain bahwa Arhab bukan tercipta untuk bersamanya.
"Seharusnya tadi aku yang jemput." kata
Arhab merasa tidak enak karena dirinyalah yang meminta untuk bertemu.
"Ga papa Ar aku baik-baik aja." Ucap Zhafira dengan tersenyum sumringsih.
Arhab beranjak dari tempat duduknya. "Aku antar pulang Fir." tawar Arhab yang khawatir dengan diri Zhafira.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTUKMU ZHAFIRA (Selesai
RomanceApa yang ditakdirkan untuk kita pasti terjadi dan apa yang tidak ditakdirkan untuk kita tidak akan terjadi, tetapi kita sebagai hambanya tentu berusaha untuk menggapai surganya. Ahza Aqila Paranaya, dia pernah jatuh cinta pada orang yang dia sukai...