6. Loh, kok jadi gini sih?

14K 1.5K 16
                                    

"Lena, sama siapa?" Tanya Laras sok kaget yang baru keluar dari pintu utama rumahnya.

Mampus gue.

"Hallo, Tante." Sapa Dipta ramah. Kelewat ramah malah.

Mendengar nada ramah pria di sampingnya, Elena langsung menoleh cepat ke arahnya.

Ni orang bisa ramah juga?

"Hallo. Siapanya Lena? Ayo-ayo masuk. Kita ngobrol di dalam." Ajak Laras semangat. Terlalu semangat sampai Laras berani menggandeng sebelah tangan Dipta. Layaknya mereka sudah mengenal lama.

Merasa diabaikan Laras, Elena langsung mencak-mencak karna gemes liat mamanya mulai kepo.

"Ras sama siapa?" Tanya Tuti. Kakak ipar Laras, yang kebetulan sedang berkunjung ke rumahnya.

Melihat Laras menggandeng pria muda tampan membuat Tuti penasaran.

"Calonnya Elena." Celetuk Laras asal.

Bukan apa-apa, Tuti ini orangnya ngeselin. Selalu saja bisa buat Laras mengelus dada kalau sudah ngomong. Belum lagi dengan semua kesombongannya itu loh, bikin Laras gemes pengen ngetok kepalanya. Selalu saja pengen menang sendiri.

Laras sampai heran, kok bisa sih suaminya yang kalem ini punya saudara model begini. Berkunjung kalau ada maunya, atau mau pamer sesuatu.

Pokoknya gak boleh ada yang lebih baik dari apa yang dia punya. Kadang buat Laras gemes, karna omongannya yang setinggi langit.

Contohnya hari ini, ngomongnya cuman berkunjung nanyain kabar Laras dan keluarga. Padahal Laras tau, kalau Tuti mau pamer pacar anak sulungnya. Yang baru direkrut menjadi maneger perusahaan besar ditempatnya bekerja.

"Nak Dipta mau minum apa?" Tanya Laras.

"Gak usah repot-repot tan." Jawab Dipta sopan.

"Ah gak repot kok." Balas Laras hangat. "Lena sana buatkan nak Dipta minum!" Sambung Laras menyuruh Elena saat melihat putrinya baru masuk ke dalam rumah.

"Ma-" Belum sempat Elena ngomong. Sudah mendapat pelotottan garang dari mamanya. Mau tidak mau membuat dia pun berjalan ke arah dapur. Dari pada di giles habis oleh mamanya. Lebih baik dia nurut kan? Cari aman.

Berjalan ke dapur. Dilihatnya Dimas, anak dari sepupunya Yuni sedang makan bolu di ruang tv. Seakan lupa dengan tujuan awal, Elena pun langsung berbelok ke arah tv.

"YUHU. Dimas ponakan onti Lena yang paling ganteng ngalahin aliando." Teriak heboh Elena. Sampai membuat Yuni mengelus dada karna kaget.

Diciuminya bocah tiga tahun itu sampai terkikik geli dan berusaha menjauh dari Elena.

"Lo bisa gak sih Len. Waras dikit jadi orang?" Omel Yuli.

"Apa sih mbak, ngomel mulu lo kayak emak gue."

"Gue laporin tante Laras lo!" Ancam Yuli.

"Bodo."

"Jangan cium-cium anak gue lo." Kesal Yuli.

"Itu di depan mobil siapa sih mbak, rame banget?" Tanya Elena mengalihkan pembicaraan.

"Tante Tuti sama para kaumnya." Asal Yuli.

Yuli ini anak dari adik Laras, jadi dia lumayan dekat dengan Laras mau pun Elena. Tidak heran jika dia berada di rumah Elena sudah seperti rumahnya sendiri.

"Mau apa mereka ke sini?" Tanya Elena lagi.

"Katanya sih berkunjung. Siap-siap deh lo Len."

Sebelah alis Elena terangkat. "Siap-siap apa?"

Bukan Salah Nikah! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang