Sebagian bab sudah di hapus
Tersedia versi karyakarsa juga ebook
***
Siang ini Elena dan Yuli nampak sibuk di caffe, mempersiapkan acaran nanti malam. Karna malam ini caffe sedang dibooking untuk acara lamaran salah satu pengunjung. Elena akan menjadi sangat sibuk dari hari biasanya.
"Len." Panggil Yuli pada Elena yang sibuk menyuruh anak buahnya menyusun beberapa bunga.
"Apaan?"
"Gue baru engeh kalau lo pakek cincin dijari manis sebelah kanan?" Tanya Yuli sambil memicing kan mata curiga.
Cincin. Cincin apaa? Pikir Elena.
"Oh ini, buat gaya-gayaan aja. Iya buat gaya-gayaan aja." Jawab Elena setelah sadar cincin pernikahan yang dimaksud Yuli.
"Bohong. Lo kemarin ambil cuti jangan-jangan, nikah lagi." Tuduh Yuli.
Elena meringis saat mendengar tuduhan Yuli. "Apa, sih lo. Ngomongnya sembarangan! Udah buruan itu lo kelarin nyusun bunganya, awas aja entar siang belum kelar juga, gue potong gaji lo!!" Acam Elena.
Yuli menatap jengkel Elena. Atasanya ini ancamanya pasti gak jauh-jauh dari potong gaji. Gak tau apa gaji Yuli itu seiprit, kalau harus dipotong lagi gimana dia bisa nyambung hidup coba.
"Iya sih ya. Lo kan jomblo! Gak mungkin banget lo mendadak nikah, kecuali kalau lo nikah sama jin baru gue percaya."
"Sekali lagi lo buka mulut, gue bakalan potong gaji lo." Ancam Elena langsung saja membuat Yuli panik.
"Iya, iya. Ibuk Elena yang terhormat."
Elena berdecih pelan. "Ck. Malah ngeledek lagi lo."
"Woy Elena." Teriak Hanum sambil berjalan ke arah Elena, membuat perhatian wanita itu teralihkan.
Elena mendelik. "Lo gak bisa ya mbak normal dikit, gak usah teriak-teriak gak jelas." Serunya kesal.
"Gue ada kabar gembira buat lo." Ucap Hanum mengabaikan teguran Elena.
"Apa'an?" Tanyanya bernada malas.
"Cus. Kita keruangan gue sekarang." Ajak Hanum semangat.
"Mau ngomong apa sih mbak?" Tanya Elena begitu sampai di ruangan Hanum.
"Entar deh kita nunggu orangnya dulu." Ucap Hanum ambigu.
"Orang ? Siapa?"
"Entar juga lo tau." Ucap Hanum sok misterius.
Tidak berapa lama, terdengar suara pintu diketuk.
"Masuk." Teriak Hanum setelah mendengar suara pintu diketuk.
"Nah itu dia, Sini Dik masuk." Suruh Hanum begitu melihat pria jangkung yang tadi sempat mangetuk pintu ruangan Hanum.
"Nah kenalin Len, ini Andika Chef baru kita di sini. Dan Dik kenalin, ini Elena manager di sini." Ucap Hanum memperkenalkan.
Elena yang masih agak bingung, hanya menerima saja uluran tangan pria jangkung di depannya.
"Andika." Andika mengulurkan tangannya ke Elena.
"Elena." Balas Elena menerima uluran tangan Andika singkat.
"Nah jadi Andika ini Len bakal jadi Chef menu makanan korea di sini, lo ingetkan bulan lalu gue pernah bahas ini?"
Elena mengangguk dengan binar bahagia. "Wah berarti kita jadi keluarin menu itu mbak?" Tanyanya semangat dengan senyum cerah di wajahnya.
Andika menoleh mendengar nada semangat Elena. Dia yang melihat senyum cerah Elena sampai tidak berkedip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Nikah! (SELESAI)
Roman d'amourElena tidak punya rencana apa pun dengan masa depannya. Termasuk menikah dalam waktu dekat. Tapi apa jadinya jika dia harus menikah dadakan lantaran keadaan. Terpaksa? Jelas dia terpaksa. Senang? Sedikit. No, no, no. Jangan hujat Elena lantaran dia...