14. Aneh-Aneh

14.3K 1.3K 8
                                    

Elena bangun lebih pagi dari biasanya. Melirik ke arah suaminya, Elena bernafas lega karna suaminya masih tertidur pulas.

Jangan harap gue bakal ngobrol sama lo.

Masih kesal karna kejadian semalam, sebisa mungkin dia akan menghidar dari suaminya hari ini. Turun dari ranjang, Elena langsung melangkah keluar, masih pukul lima pagi ternyata.

Elena tersenyum lebar karna mengingat ini kali pertama dia bangun sepagi ini.

Mama pasti syok ini liat gue bangun jam segini.

Berencana mengagetkan mamanya di dapur, Elena melangkah sepelan mungkin menuju dapur. Tapi, nyatanya tidak ada satu orang pun di dapur, membuat bulu kuduknya berdiri seketika. Berencana kembali ke kamar secepatnya Elena langsung berbalik ke belakang tanpa kaca sepion. Alhasil tubuhnya hampir menabrak sesuatu di belakangnya.

"ASTAGFIRULLAH." Teriak Elena.

Laras yang berdiri di belakang Elena karna kaget dengan teriakan putrinya, langsung berkacak pinggang dan siap murka. Tidak sadar jika, masker wajah berwarna puting Laras membuat mata Elena semakin melotot karna takut.

Tidak sadar jika itu mamanya, Elena langsung ngacir dengan wajah panik dan takut.

Mengabaikan panggilan orang yang dikira setan, Elena terus lari sekuat tenaga yang dia bisa menuju kamar. Setelah sampai kamar, Elena langsung menutup pintu dengan kuat, hingga membuat seseorang yang sedang tidur nyenyak di kamarnya langsung tersentak kaget.

Dipta hampir ingin berteriak kesal saat tau siapa lagi yang mengusik tidur nyenyaknya. Tapi, melihat istrinya memegang gagang pintu dengan nafas memburu, membuat kerutan di dahi Dipta kian membanyak.

"Len, kenapa?" Tanyanya sambil menggeliat, beranjak bangun.

Elena menoleh, melupakan tujuan utama ingin menghindar dari suaminya. Elena malah melangkah mendekat dan kembali ke tempat tidur. Duduk di atas ranjang dengan kaki ditekuk di bawah, di duduki menghadap suaminya.

"Gue ngeliat setan tadi." Ceritanya masih dengan sisa-sisa nafas ngos-ngosan sambil menumpuk kedua tangannya di dadanya.

"Setan?" Ulang Dipta tak percaya.

Elena mengangguk. "Iya setan." Serunya gemas.

"Di mana?"

"Di dapur. Sumpah ya, gue gak bakal bangun jam segini lagi, kalau ujung-ujungnya bakal bikin spot jantung."

"Kamu yakin itu setan?" Tanya Dipta lagi dengan nada malas.

Mengangguk patuh dengan wajah polos, Elena merubah letak duduknya menjadi bersila.

"Yakin seratus persen. Sumpah serem banget."

Mengabaikan jawaban istrinya, Dipta beranjak turun dari atas kasur, buat Elena yang duduk dari Dipta langsung berteriakan heboh.

"Mau ke mana?" Teriaknya reflek memegang ujung baju tidur suaminya.

"Ke toilet." Jawab Dipta malas.

"Gue ikut ya?" Serunya spontan.

Kedua mata Dipta terbelalak. "Kamu gila?" Serunya kaget.

"Please. Gue iseng di sini."

"Ya tuhan Elena, gak akan ada setan jam segini." Ucap Dipta kesal.

"Sumpah, tadi gue ngeliat setan. Gak percaya banget sih lo sama gue. Mukanya serem banget tau." Terangmya sambil menggoyang-goyangkan baju tidur Dipta.

Dipta mengendus kuat, melepaskan pegangan tangan Elena dibajunya. Dia pun tetap beranjak turun membuat Elena mengikutinya turun dari ranjang. Seperti anak unggas mengikuti induknya, Elena mengekor Dipta di belakangnya.

Bukan Salah Nikah! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang