18

15 3 0
                                    

Bayu sampai di depan sebuah villa besar milik Apicai Ongwisit, menurut informasi yang ia Terima dari Priya—mengatakan kalau di tempat itulah para gadis disekap. Di depan pintu terdapat dua orang bertato yang menjaga, tak mau membuat keributan Bayu memutuskan menyelinap melalui tembok.

“Aquamarine; Aqua Buble!”

Bayu menciptakan gelembung air yang memanjang membentuk pijakan yang bisa ia tapaki. Menggunakan gelembung-gelembung air itu, Bayu berhasil melewati pagar yang tinggi dan sampai di halaman villa.

Penjagaan tempat itu sedikit sepi, tak seperti di pintu masuk. Memanfaatkan kesenangan itu bayu mendobrak masuk, ia mencari ke berbagai ruangan tempat para gadis disekap, tapi tak menemukannya—villa itu terlalu luas.

“Aquamarine; Aqua Dew!”

Bayu menyebar embun-embun air ke seluruh bagian villa, dan akhirnya menemukan sebuah gudang yang terlihat dijaga oleh para preman. Ia menggunakan Aqua Dew untuk mengintip yang terjadi di dalam gudang, dan Bayu pun menjadi marah.

“Kurang ajar! Beraninya mereka....”kata Bayu mengertakkan giginya.

Ia merasa harus memberi para preman itu pelajaran, dan membuat keributan di dalam villa dengan membakarnya. Sesuai dugaan para preman berdatangan untuk memadamkan api, dan saat itulah Bayu mengeliminasi mereka satu persatu.

Preman yang bingung saat tahu temannya menghilang satu persatu mulai menaruh curiga—ada seorang penghianat di antara mereka. Bayu tak membuang kesempatan saat mereka saling bertengkar, dan menghantam mereka sekaligus sampai pingsan menggunakan Flow Dragon miliknya.

Setelah para preman tumbang, Bayu memadamkan api yang ia sulut dengan kekuatannya. Lalu berjalan menuju gudang tempat para gadis disekap.

Kreettt!

Pintu terbuka, dan preman yang sedang berpesta menggauli seorang gadis beliau terhenti melakukan aksinya. Mereka kaget melihat Bayu muncul dengan Flow Dragon yang terbang di sampingnya, tapi sebelum mereka sempat bereaksi—Flow Dragon milik Bayu dengan cepat melibas mereka semua dengan beringas.

“Binatang! Kalian semua binatang!” seru Bayu yang tak bisa menahan para emosinya—terus menyerang preman yang pinsan dengan Flow Dragon-nya sampai berdarah-darah.

Bayu tersadar ketika seorang wanita yang disekap berteriak ke arahnya, ia menghentikan aksinya dan berusaha menenangkan wanita itu. Tapi bukannya malah tenang wanita itu malah melemparinya dengan sepatu punya preman.

“Mo-monster! Kau monster!” seru wanita itu, lalu kabur bersama wanita-wanita yang lain.

Perlakuan tak mengenakkan wanita itu mengingatkannya pada Ayu, ia tak pernah mendengar kabar lagi tentang gadis penyelamat nya itu selama setahun ini.

“Kau bisa berdiri?” ucap Bayu, seraya memberikan jaketnya pada gadis beliau yang mentalnya hancur oleh para preman.

Gadis itu tak menjawab, pandangannya kosong. Salah seorang gadis yang disekap menghampiri mereka berdua, memeluk gadis itu, dan menepis tangan Bayu darinya.

“Jauh-jauh dari dia! Kau monster!” katanya sembari mengendong gadis itu bersamanya, dan pergi dari gudang itu.

Bayu terdiam, dan tertawa karena sikap para gadis itu padanya. Ia mengikat semua preman menjadi satu, dan menelpon polisi Thai secara anonim. Ia melihat para preman itu, serta mengingat-ingat jumlah para gadis yang kabur itu.

“Kenapa cuma segitu? Ada yang aneh.... Kemana perginya yang lain,” kata Bayu, lalu memutuskan mencari lagi para gadis yang masih belum ketemu menggunakan Aqua Dew.

Bayu mencari semakin dalam, dan menemukan sebuah pintu rahasia yang terdapat di sebuah kamar di lantai bawah. Pintu itu digembok berlapis-lapis, dan terdengar suara gemuruh dari dalam sana.

“Suara itu.... Aku punya firasat buruk tentang ini,” gumam Bayu, tapi ia tetap berjalan ke arah pintu rahasia itu.

Pintu itu terletak di lantai dengan diameter yang cukup untuk dilewati orang dewasa. Bayu menggunakan Aqua Slasher untuk memotong gembok yang menyegel pintu, dan mendapati sebuah lorong panjang yang tak kelihatan ujungnya. Bayu masuk ke lorong itu, dan tak lupa menutup pintu masuknya—khawatir kalau polisi akan menemukannya.

*****

Bayu berjalan semakin dalam dan memukan sebuah jalur bawah tanah yang diterangi lampu Petronas. Banyak cabang di jalur bawah tanah itu, semua terhubung satu sama lain layaknya jalan raya. Bayu berjalan pelan, memikirkan orang yang membuat jalur bawah tanah di tempat sedalam ini.

“Apakah mungkin seorang pengguna kekuatan!?” gumam Bayu.

Saat Bayu tengah berjalan suara puluhan tapak kaki terdengar dari lorong di depannya. Ia menyipitkan matanya dan melihat sekelompok makhluk bertubuh hijau datang dengan mulut mengangga.

“Zo-Zombie!? Di tempat seperti ini!?” seru Bayu saat sosok mereka terlihat jelas di depannya.

Dengan badan terkoyak, dan tubuh laku serta kulit hijau busuk. Zombie muncul bergerombol berteriak, dan mengejar hendak menerkam Bayu.

“Aquamarine; Flow Dragon!” seru Bayu menghantam Zombie dengan teknik naga airnya.

Tapi rupanya tak hanya Zombie yang jatuh, lorong bawah tanah itu pun ikut goyah karena serangan Bayu. Ia yang sadar akan hal itu, menghentikan serangannya dan memilih kabur—dari panas mengambil risiko membuat lorong bawah tanah itu ambuk.

Bayu berlari dengan segerombolan Zombie di belakangnya, layaknya protagonis film zombie mainstream ia lari dengan harapan selamat. Ia terus berlari, berputar, dan menyusuri setiap sudut lorong bawah tanah yang tak ada habisnya itu.

“Seluas apa tempat ini!? Bagaimana caranya aku keluar!” seru Bayu, lalu menggunakan Aqua Dew untuk melakukan pencarian.

Aqua Dew menyebar, dan ternyata lorong bawah tanah itu benar-benar luas—setara kota Bangkok. Fakta ini membuat Bayu terkejut, apalagi dengan orang yang menciptakan lorong bawah tanah ini.

Aqua Dew terus mencari, dan melakukan riset jalan aman untuk dilalui Bayu. Ternyata di bawah tanah Bangkok terdapat ribuan Zombie yang entah dari mana asal-usulnya. Setelah mencari selama 30 menit, dan lari-lari tak jelas—menghindari para Zombie, Bayu akhirnya menemukan titik terang.

“Akhirnya! Saluran air! Syukurlah aku selamat,” puji Bayu ketika menemukan sebuah kucuran air di salah satu lorong.

Dulu Bayu kesusahan untuk merubah wujudnya menjadi cair, tapi sekarang berkat latihannya di Belanda akhirnya ia bisa menguasai teknik itu.

“Aquamarine; Decay!”

Tubuh Bayu berubah menjadi air, dan menyatu dengan tetesan air yang ia temukan. Bayu menggunakan tetesan air itu untuk mencapai permukaan, dan keluar di sebuah air mancur di taman kota.

“Aaaaaa!”

Para gadis yang sedang nongkrong di pinggir air mancur berteriak saat Bayu keluar dari dalam air. Pakaiannya basah, tapi setidaknya ia tak telanjang seperti dulu. Berkat latihannya kini ia bisa juga mengubah pakaiannya menjadi cairan seperti dirinya.

“Aku harus memberitahu Sook dan Priya,” ucap Bayu yang dengan PD keluar dari air mancur dengan tubuh basah kuyup.

*****

Seluruh Thailand gempar dengan berita penculikan serta penyekapan para gadis di rumah seorang miliarder. Lebih terkejut lagi media saat tahu di belakang rumah Apicai Ongwisit terkubur ratusan tulang belulang manusia yang diduga merupakan korban pembunuhannya.
Belasan orang ditangkap karena diduga terlibat dengan kejahatan Apicai, sementara Apicai sudah lebih dulu ditahan di penjara khusus. Karirnya hancur ketika media memukan tulang-tulang wanita yang ia bunuh, dan dirinya kini jadi sosok paling di benci di Thailand.

“Pemeriksaan kesehatan....”

Seorang dokter yang dipanggil oleh kepala sipir datang ke ruangan Apicai yang kondisinya memburuk akhir-akhir ini. Persidangannya sebentar lagi, tapi kondisi kesehatannya memburuk.

“Ka-Kazutoo!? Kenapa kau bisa di tempat ini!?” kata Apicai terkejut, saat tahu dokter itu adalah Kazuto Akihito.

Kazuto menyuruh Apicai untuk tutup mulut, dan mengeluarkan sebuah apel berwarna ungu dari balik pakaiannya.

“Buah ini akan memberimu kekuatan, makanlah dan jadi seorang pengguna kekuatan. Apicai.....” kata Kazuto seraya menyerahkan buah ajaib itu pada Apicai.

Syndicate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang