32

10 3 0
                                    

Alice dibawa ke sebuah mobil porshce berwarna hitam oleh Arthur. Di dalam mobil telah menunggu orang suruhan dari Eva Knight yang siap untuk membawa Alice, supaya lebih aman Arthur mengikat kedua tangan Alice ke belakang menggunakan plastik segel.

Arthur berpesan pada pengemudi porshce untuk berhati-hati, dan tak lengah karena Alice bisa saja melarikan diri tanpa terduga.

“Titip salamku pada, Guru. Sampaikan juga padanya untuk menyelesaikan urusannya sendiri. Aku benar-benar sibuk,” pesan Arthur.

Pengemudi porshce mengangguk, dan mobil pun melaju melewati jalanan kota London yang sedikit ramai. Di kursi belakang Alice terus berusaha untuk melepas plastik segel di tangganya, namun plastik itu terlalu kuat—karena Arthur mengikat tak hanya satu plastik segel di tangan Alice.

“Aku harus melakukan sesuatu, kesempatanku cuma satu,” gumam Alice saat merasakan mobil semakin melambat.

Porsche hitam itu memasuki sebuah kawasan elit milik keluarga Knight, mobil berhenti di sebuah vila mewah dengan penjagaan ketat. Alice dibawa masuk dengan paksa meski ia menolak, dan terus marah-marah. Ia dibawa ke hadapan seorang wanita canting dengan rambut pirang pendek dan mata biru cerah.

“Kau anak nakal, berhentilah melawan. Alice,” ucap Eva Knight, sambil mengisyaratkan para penjaga untuk pergi dengan mengangkat tangannya.

“Nenek lampirr!” gerutu Alice, masih terus berusaha untuk melepas plastik segel di tangannya.

“Kulihat Arthur terlalu berlebihan menangkapmu, tapi kurasa itu perlu... Jika tidak kau pasti akan kabur,” kata Eva sambil membungkuk menatap Alice dengan saksama.

“Kau terlihat seperti Mbakyu, wajahmu, matamu, dan sifat tak mau diaturmu.”
“Berisik! Nenek lampir!”

Eva menjewer Alice dengan urat marah di kepalanya.

“Aduh duh Aaa...”

“Berhentilah memanggilku Nenek Lampir, atau kau akan menyesal. Alice.....”

Alice bergidik ngeri, kenangan masa kecilnya kembali teringat. Kala itu Alice kecil dititipkan pada Eva yang masih menjadi bagian MI6. Eva salah mengira kalau kakaknya menitipkan Alice untuk dilatih menjadi mata-mata sepertinya, dan melatihnya dengan keras meski Alice menolaknya.

Eva Knight lahir di keluarga cabang, keluarganya sudah menjadi mata-mata untuk kerajaan Inggris dari generasi ke generasi. Saat pewaris utama keluarga Knight melamar kakak perempuannya, banyak dari kalangan keluarga utama tak setuju. Tapi ayah Alice tetap kukuh menikahinya hingga mengakibatkan perpecahan dalam diri keluarga Knight bahkan sampai sekarang.

“Alice, aku yang menang. Sekarang penuhi janjimu.”

“Hah!? Janji!? Kau bercanda. Kapan aku pernah berjanji padamu, jangan memutus sepihak!”

Eva tak peduli, dan mengatakan keinginannya. “Keinginanku simpel....”

“Hei, kau dengar!” potong Alice.

“Aku ingin bermitra dengan Syndicate.”
Alice terkejut, tak menyangka bibinya yang loyal itu akan meminta bermitra dengan Syndicate.

“Apa yang!?”

“Situasi menjadi tak terkendali, Alice. Setelah kematian kakakmu, Adam menunjukkan sisi aslinya. Ia ingin menguasai keluarga Knight dengan berbagai cara, ia bahkan membeli beberapa buah ajaib dari Yggdrasil.”

“Tidak mungkin. Jadi maksudmu sekarang pamanku adalah seorang pengguna kekuatan!?”

“Bukan hanya dia. Sekarang ketiga keluarga masing-masing memiliki satu atau lebih pengguna kekuatan di dalamnya. Eksperimen Yggdrasil dalam menciptakan pengguna kekuatan telah mengubah semuanya.”

Glekk—

“Alice. Saat manusia diberikan kuasa lebih mereka akan menyalahgunakannya. Begitu juga dengan para pengguna kekuatan baru itu, mereka membuat keributan hingga sampai ke telinga Yang Mulia. Inggris sedang dalam krisis, satu-satunya cara adalah untuk mengatasi para pengguna kekuatan itu adalah bermitra dengan kalian yang lebih berpengalaman menangani mereka.”

Alice membayangkan ketiga keluarga yang dibekali dengan kekuatan. Mereka akan menjadi bidak yang hebat untuk Ratu, tapi kekuatan mereka pastinya membuat manusia normal takut. Ratu Elizabeth III adalah seorang manusia biasa, ia pernah mengalami kejadian buruk berhubungan dengan pengguna kekuatan di masa lalu.

“Ini terlalu mendadak. Aku tak tahu Will akan setuju atau tidak.” putus Alice, merasa tak bisa menunggu pengguna kekuatan baru itu menyalah gunakan kekuatannya, dan melawan Ratu.

“Soal itu, tenang saja. Aku sudah menghubunginya. Tapi ia belum memutuskan,” jelas Eva. “Ia mengirim seseorang ke sini untuk meninjau, dia adalah.....”

Belum sempat Eva selesai bicara seorang gadis berambut coklat dengan dada besar muncul dari balik tirai. Gadis itu berjalan mendekati Alice sembari tertawa kecil melihat Alice yang tak berdaya.

“Charlotte!?” kata Alice ketika melihat sosok gadis itu yang tak asing baginya.

“Hohohoho~ kau terlihat menyedihkan Alice.....”

*****

Hudson, Louis, dan para pengikutnya pergi ke Bristol secara sembunyi-sembunyi menaiki sebuah kereta bawah tanah. Mereka pergi saat tengah malam, menyuap pihak stasiun untuk membiarkan mereka melakukan perjalanan.

Kereta melaju dengan cepat saat orang lain tertidur, di dalamnya terdapat puluhan orang bersenjata yang merupakan pengikut Morgan. Mereka bergantian berjaga setiap 30 menit untuk memastikan tak ada yang mengejar mereka.

“Waspadalah, lawan kita adalah pengguna kekuatan. Jangan lengah!” seru Hudson, ketika tengah berdiskusi dengan kepala pelayannya, Tucker.

Saat kereta naik ke permukaan tanah, terlihat belasan mobil sedan hitam tengah menunggu mereka. Pengikutnya Hudson memberikan peringatan, dan mereka pun terlibat dalam baku tembak dengan orang-orang yang keluar dari dalam sedan.

“Kita diserang! Beritahu Tuan Hudson!” seru Tucker.

Kereta terus melaju, namun dikejar oleh sedan-sedan hitam yang terus menembaki mereka. Kelompok Hudson pun membalas dengan menembaki mereka dari kaca yang telah pecah. Beberapa pengikut Hudson tewas terkena peluru nyasar, dan 3 mobil Sedan terguling hancur karena terus ditembaki.

“Tuan biarkan aku ikut bertarung! Akan kuurus mereka!” pinta Louis.

“Jangan bergerak dari tempatmu! Mereka mengincarmu. Tak ada gunanya semua yang kita lakukan kalau kau tertangkap.” ucap Hudson.

Baku tembak makin intens sampai membuat beberapa lampu dalam kereta pecah, dan bodi luarnya penyok serta berlubang karena peluru yang terus di tembakkan. Di tengah kekacauan itu, tiba-tiba 3 orang berpakaian battle suit masuk dalam kereta dengan menggunakan teleportasi.

Mereka adalah Talker, Violet, dan Udell orang suruhan Bell Lawrence untuk menangkap Louis. Begitu mereka masuk, mereka langsung membuat keributan.

Violet menembaki pengikut Hudson yang tak siap itu dari belakang, Udell menebas mereka dengan katana di tangannya, sedang Talker meninju mereka hingga pingsan.

“Mereka.... Orang-orang Lawrence! Sial! Kenapa mereka bisa tahu.” gumam Tucker, lalu menyuruh salah satu bawahannya untuk mengevakuasi Hudson.

“Tak akan kubiarkan! Jamming; Instant Move!”

Talker berteleportasi ke depan bawahan Tucker yang mencoba kabur dan memukulnya tepat di dagu hingga membuatnya pingsan.

“Violet, Udell! Pergilah duluan! Akan kuhadapi Tucker!” seru Talker sambil menteleportasi keduanya ke gerbong di depannya. “Cari Louis!”

“Tak akan kubiarkan! Beatles: Get Back!”

Tucker berlari cepat menghancurkan gerbong kereta hendak menangkap Violet, dan Udell. Tapi Talker bertindak cepat, menukar posisi mereka berdua dan menteleportasi Violet dan Udell lebih jauh.

“Pergi!”

“Ugh! Bedebah!”

Buakkkk!

Talker dan Tucker beradu tinju, dan Talker terpental karena kalah dalam segi kekuatan. Talker merasa tulang keringnya retak, dan sosok Tucker menghilang dari pandangan. Ia masih ingin mengejar Violet dan Udell, tapi sekali lagi Talker menukar posisi mereka, meski harus membuatnya tersungkur.

“TALLKEEERRRRR!”

“Jangan keras kepala!”

Talker dan Tucker pun terlibar baku hantam, meski dalam segi kekuatan Talker kalah, tapi ia bisa mengungguli kekuarangannya itu dalam hal kecepatan. Keduanya saling beradu, Beatles milik Tucker membuat segala teknik beladiri Tucker menjadi sangat kuat. Talker hanya bisa menghindar sambil mengulur waktu berharap teman-temannya berhasil melalukan tugasnya.



Syndicate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang