49

13 2 0
                                    

Arthur bergerak cepat di atas langit kota Birmingham, ia langsung turun ketika melihat Alice dan Charlotte yang berjalan sempoyongan di trotoar di samping sungai. Arthur menemui mereka, dan terkejut mendapati keduanya dipenuhi luka yang telah kering.

“Arthur!?” seru Alice ketika Arthur Doyle tiba-tiba turun di hadapannya.

“Apa yang terjadi pada kalian!? Di mana Yang Mulia!” tanya Arthur panik.

“Arthur gawat! Seseorang membawa yang mulia pergi, sekarang Tuan Elliot tengah mengejarnya! Kumohon selamatkan Yang Mulia,” jawab Alice tanpa basa-basi.

Arthur menelan ludah, ia ingin pada Alice tapi ia urungkan karena marah melihat kondisinya yang seperti itu. Arthur lalu mengambil smartphonenya, dan menelpon ambulance.

“Kalian tunggulah di sini, ambulan akan segera datang. Jangan khawatir, aku pasti akan membawa Yang Mulia kembali,” kata Arthur sambil menyuruh Alice dan Charlotte beristirahat.

Alice menundukkan muka, ia benar-benar merasa tak berguna dan hanya menjadi beban pada saat seperti ini. Ia marah pada dirinya sendiri, ia ingin membantu tapi ia sadar ia hanya akan menjadi beban untuk Arthur.

“Maaf aku tak bisa menjaga Yang Mulia,” kata Alice menyesali kelemahannya.
Arthur yang ingin kembali terbang, lalu berbalik dan menyentil dahi Alice dengan telunjuknya.

“Jangan minta maaf padaku, minta maaflah pada Yang Mulia. Kau harus mempersiapkan diri untuk meminta maaf padanya, apa kau tak malu dengan penampilanmu saat ini? Kembalilah meminta maaf jika kau sudah siap,” nasehat Arthur.

Alice lalu melihat pakaiannya yang robek, dan lusuh karena pertarungan tadi. Ia memeluk dirinya sendiri untuk menutupi bagian yang robek, dan tersipu malu.

“Hahahahha. Kau gadis yang lucu. Jangan khawatir Yang Mulia pasti akan memaafkanmu,” ujar Arthur seraya berbalik, dan terbang dengan menaiki angin.

Arthur terbang cukup tinggi hingga menembus awan, ia gunakan seluruh kekuatannya untuk mencari keberadaan Elliot, dan Elizabeth III. Tubuhnya bercahaya, gelombang angin lembut keluar dari tubuhnya.

Angin bertiup kencang di seluruh Inggris, daerah mana pun tak luput dari terpaan angin Arthur. Ia terus memperluas pencariannya hingga akhirnya ia merasakan badai tak biasa yang terjadi di Wales.

“Elliot!? Dengan siapa ia bertarung!?” gumam Arthur, lalu menaiki angin menuju  Wales.

******

Black Swan menidurkan Elizabeth III pada lantai Altar, kedua tangannya diikat ke belakang oleh sebuah benang yang keluar dari tangan Black Swan. Elizabeth III berteriak minta tolong, tapi Black Swan dengan cepat menyumpal mulutnya dengan gumpalan benang yang membentuk kain.

Elizabeth III terus mencoba berontak, tapi perlawanannya sia-sia. Black Swan menebar benang hitam ke seluruh penjuru ruangan, dan menggantung Elizabeth III dengan benang yang ia kaitkan ke tiang-tiang altar.

“Maafkan aku,” ucap Black Swan seraya mengeluarkan sebuah pisau dari dalam tubuhnya yang terbuka seperti kantung.

Elizabeth III berkeringat dingin, ia hanya bisa berharap pada para pengawalnya untuk datang menyelamatkannya. Ia memiliki saat pisau Black Swan terhunus ke dalam perutnya. Darah mengalir melalui benang hitam yang di tebar Black Swan, dan akhirnya menetes di lantai altar raksasa itu.

Brrrtttttt! Brrrttttt!

Tanah berguncang saat darah Elizabeth III membasahi lantai altar, tiang-tiang yang mengelilingi altar saling meregang, dan altar persembahan turun ke bawah tanah. Elizabeth III terjatuh, dan darahnya banjir ke seluruh lantai yang sedang bergerak ke bawah.

Cahaya merah memancar dari bawah, sebuah ruangan raksasa dengan sebuah tengkorak tangan kanan raksasa terlihat. Di atas tengkorak tangan kanan raksasa itu terdapat sebuah cangkir emas yang tak tersentuh oleh debu.

“Ini dia!? Akhirnya kutemukan!” seru Black Swan sambil berlalu meninggalkan Elizabeth III yang bersimbah darah.

Ia melihat sekilas tengkorak tangan kanan raksasa itu, dan bergerak mendekatinya. Saat ia ingin menyentuh tengkorak itu, tiba-tiba langit di atasnya bergemuruh. Sesesok Wyrn berukuran manusia dewasa masuk ke dalam sana melalui jalur turunnya altar persembahan.

Black Swan berbalik, dan menggigit bibir. Ia lalu menciptakan topeng hitam berbentuk wajah gagak untuk menutupi wajahnya. Ia sebarkan benang hitam ke seluruh ruangan, dan membuat sebuah sayap menggunakan benang di belakang punggung.

“Yang Mulia!?” teriak Elliot ketika melihat Elizabeth III terkapar dengan bersimbah darah.

Ia lalu terbang ke arahnya, dan mengabaikan Black Swan yang tengah bersiap untuk menghadapinya.

“Yang Mulia, jawablah! Yang Mulia!” seru Elliot memanggil Elizabeth III yang tubuhnya mulai dingin dan menggigil.

Elliot melakukan pertolongan pertama dengan menyobek pakaiannya, dan ia ikatkan kuat ke luka tusuk Elizabeth III. Ia terus menahan darah yang keluar dengan pakaiannya, dan memanggil Elizabeth III.

“Dasar manusia tak berguna,” ucap Black Swan yang mulai menurunkan kewaspadaannya.

Ia kembali menyentuh tulang tangan kanan itu dan membungkusnya dengan benang hitam yang keluar dari tangannya. Tulang raksasa itu perlahan menyusut di telan oleh benang Black Swan dan menghilang.

Tinggg!

Cawan emas itu jatuh dan menggelinding ke tanah, Black Swan mengambilnya dan menunjukkan cawan itu pada Elliot.

“Hei! Orang British! Lihatlah!” seru Black Swan sembari menunjukkan cawan itu pada Elliot.

“Ratumu tak akan selamat! Meski kau membawanya secepat apa pun, ia akan mati karena kehabisan darah. Tapi cawan ini bisa menyelamatkan hidupnya! Orang British! Maukah kau membuat kesepakatan denganku?” tawar Black Swan.

Elliot yang panik berbalik menatap Black Swan dengan marah, kedua tangannya berubah menjadi tangan naga, dan pupilnya menyipit.

“Hentikan bualanmu! Bagaimana cangkir itu bisa menyelamatkan Yang Mulia. Sebaiknya kau bersiap, aku kan mencabut nyawamu!" Black Swan berdalih.

“Ini bukan cawan biasa, ini adalah cawan suci yang dijaga oleh para Templar sejak zaman dulu. Cawan ini dapat menyembuhkan apa pun, dan benda ini asli.”

Elliot terdiam, ia kembali melirik Elizabeth III yang menggigil. Elliot mengamati cawan itu, wanita di depannya ini tak bisa dipercaya—tapi kesempatan untuk menolong Elizabeth III, adalah sesuatu yang tak mungkin ia abaikan.

“Apa kesepakatannya!?” ucap Elliot dengan mengepalkan tangan, dan rasa terpaksa.

Black Swan tersenyum kecil, lalu mendekat pada Elliot yang sekarang berwujud hybrid setengah wyrn.

******

Arthur dan Black Swordsman terus beradu pedang, dan keduanya hampir seimbang. Beberapa saat lalu, ia datang menyela pertarungan Elliot dan Black Swordsman, dan membantu Elliot menghadapinya.

Tapi Black Swordsman sama sekali tak merasa kewalahan menghadapi serangan mereka berdua, karena khawatir pada keadaan Elizabeth III, Arthur meminta Elliot untuk pergi duluan menyusul Elizabeth III.

“Jangan gegabah Arthur! Dia bukan orang sembarangan, bahkan ia bisa menangkis pedang anginmu dengan pedangnya. Ia punya indra yang bagus, dan keahlian berpedang yang tak bisa diremehkan,” kata Elliot yang telah kembali ke wujud manusia, dan menembakkan petir ke arah Black Swordsman yang terus menghindar.

“Jangan khawatir, aku akan serius! Kau cukup jemput Yang Mulia. Aku tak akan kalah melawannya,” kata Arthur dengan percaya diri.

Elliot terdiam, sudah begitu lama ia tak melihat Arthur sesemangat ini. Melihat kesungguhan tekat di wajahnya, Elliot pun memutuskan untuk mempercayainya.

“Kau pikir aku akan membiarkannya!?” seru Black Swordsman seraya melesat cepat ingin memenggal kepala Elliot.

“Noble Arm: Caliburn!”

Duuuuuuaarrrrr!

Pedang angin milik Arthur menahan Ares milik Black Swordsman, dan menggemaskannya dengan gelombang angin yang sangat kuat.

Memanfaatkan kesempatan itu, Elliot kembali ke wujud wyrnnya dan terbang masuk ke dalam lorong yang tadi di lewati Black Swan.

“Lawanmu adalah aku! Akan kutunjukkan teknik pedang sejati padamu!” provokasi Arthur sambil mengarahkan pedang anginnya pada Black Swordsman.


Syndicate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang