36

12 3 0
                                    

Di dalam sebuah ruang makan megah, keluarga Lawrence untuk pertama kalinya setelah 10 tahun mengadakan pertemuan. Keluarga cabang mereka yang tersebar dari seluruh penjuru Inggris berkumpul dalam satu meja bersama Philip Lawrence, pemimpin keluarga bangsawan Lawrence.

Di samping Philip terdapat dua anaknya yang terus bersaing untuk menggantikannya, Borton dan Bell. Keduanya tak saling menyapa, dan bersikap dingin satu sama lain saat Philip memulai pertemuan.

“Terima kasih telah datang, aku tahu kalian tak sedang baik-baik saja. Dan aku hargai kalian memenuhi panggilanku,” kata Philip sembari mengamati semua kepala keluarga cabang yang datang.

“Pertemuan kali ini, mungkin kalian sudah tahu akar masalahnya. Keluarga Morgan, mereka sudah di luar batas, kita tak bisa membiarkan mereka melakukan apa yang mereka suka,” terang Bell yang membantu ayahnya untuk mengadakan pertemuan ini.

Borton tampak tak senang melihat Bell yang selalu cari muka pada ayahnya, ia khawatir Bell akan menikungnya untuk menjadi pemimpin keluarga Lawrence meski ia adalah kakaknya.

“Seperti yang kalian tahu, Morgan telah menyerang daerah-daerah kita di seluruh penjuru Inggris. Mereka menuntut kita untuk bertanggung jawab atas kematian Hudson Morgan, tapi kita semua tahu itu cuma alasan mereka untuk memulai perang dengan kita.”

Saat Bell menerangkan para kepala keluarga cabang yang mengikuti pertemuan itu menjadi ribut, usaha, rumah, bawahan, dan orang yang mereka kasihi telah dibunuh oleh orang-orang Morgan. Mereka menyimpan kebencian yang dalam pada keluarga Morgan, dan semakin membencinya.

“Kita tak bisa membiarkan ini terus terjadi, harga diri kita sebagai bangsawan sedang diinjak-injak. Apa kita akan diam saja? Tidak! Kita akan melawan! Kita serang balik keluarga Morgan!”

Para kepala keluarga menjadi riuh, mereka meneriaki keluarga Morgan, dan berteriak setuju dengan apa yang dikatakan Bell.

“Sebelum itu, Bell. Kau lupa kalau orang-orangmu sendirilah yang membuat mereka jadi semarah ini,” potong Borton.

Bell menelan ludah, ia melirik Borton dan mengutuknya dalam hati karena terus berusaha menjatuhkannya.

“Ayahanda, jangan begitu saja menelan apa yang ia katakan. Informanku mengatakan kalau dia menyuruh anak buahnya untuk membunuh Hudson.” tuduh Borton.

Bell tak terima, dan menyerang balik.

“Oh ya? Kakak, sepertinya kau cukup dekat dengan Morgan sampai tahu sedetail itu. Kudengar kau mengadakan pertemuan rahasia dengan mereka... Apa kau mencoba menghianati keluargamu sendiri.”

Petir menyambar di antara Borton dan Bell, keduanya saling menjatuhkan hingga membuat Philip marah, dan menggedor meja.

“HENTIKAN KALIAN BERDUA! JANGAN MEMPERMALUKAN DIRI SENDIRI!” bentak Philip membuat semua orang terdiam.

Philip mengambil napasnya, dan mencoba bersikap tenang.

“Apa pun alasannya, keluarga Morgan tetap salah. Menyerang kita itu hal yang tak bisa dimaafkan......”

Philip menjeda ucapannya, dan memandang semua orang dengan tatapan tajam.

“Kalau itu mau mereka. Kita layani! Sebagai kepala keluarga bangsawan Lawrence aku memerintah kalian untuk menghancurkan Morgan! Kita berperang!”

“Yeeahhh!”

“Woooooahhh!”

“Hidup Lawrence!”

“Hancurkan Morgan!”

“Musnahkan mereka!”

Kepala keluarga yang mengikuti pertemuan itu terbakar semangat.

“Ayahanda, jangan lupakan tentang pengguna kekuatan di antara Morgan. Si Finn licik itu membeli banyak buah ajaib dari Yggdrasil akhir-akhir ini. Kita dalam masalah kalau para pengguna kekuatan ikut terlibat,” ucap Borton, membuyarkan semangat para kepala keluarga.

“Borton, berapa jumlah pengguna kekuatan di keluarga kita?” tanya Philip.

“11”

“Berapa banyak yang dimiliki keluarga Morgan?”

“31 dan dengan datangnya buah ajaib dari Yggdrasil aku yakin jumlah mereka akan bertambah banyak.”

Semua kepala keluarga tampak bimbang, semangat yang mereka keluarkan tadi melelahkan karena fakta yang mereka terima.

“Berapa harga satu buah ajaib?”

“100 juta Pons, tapi dari info yang kudengar mereka menaikkan harganya menjadi 209 juta Pons.”

Philip tertawa, membuat semua orang bingung.

“Hahahahha! Ternyata cuma segitu. Borton, kudengar kau punya kenalan dengan seorang dari Yggdrasil. Hubungi dia dan pesan satu lusin buah ajaib.”

“Ayahanda!?”

“Bagaimana dengan kalian? Apa kalian tertarik untuk menjadi pengguna kekuatan? Ini bisa jadi adalah perang pertama yang melibatkan para pengguna kekuatan.”

Para kepala keluarga saling pandang, beberapa tergoda oleh kekuatan apa yang akan mereka dapatkan. Sementara yang lain menunduk memikirkan simpanannya jika membeli buah ajaib itu.

“Aku mau satu!”

“Aku juga!”

“Aku mau dua!”

“Aku mau!”

Beberapa kepala keluarga dengan penghasilan lebih ikut memesan. Philip tertawa melihat keserakan mereka, dan meminta Borton bergegas menghubungi kenalannya.

“Kalau begitu sudah diputuskan. Morgan, akan kubuat kalian menyesal....” gumam Philip sembari tersenyum.

*****

Di sebuah ruang operasi terlihat seorang pemuda yang tubuhnya hanya berupa tulang berbalut daging tengah di operasi. Di luar telah menunggu orang-orang dari keluarga Knight  yang menjaga ketat daerah di sekitar ruang operasi.

Alice dan Eva berdebat hebat di ruang kepala rumah sakit, sementara Charlotte ikut menjaga pintu masuk ruang operasi. Eva tak setuju dengan keputusan Alice menyelamatkan Louis, dan membawanya pada keluarga Knight. Di lain sisi, Alice ingin tahu alasan Knight melakukan pembunuhan pada para wanita.

“Alice, dia berbahaya! Cepat singkirkan dia!”

“Tidak sebelum aku tahu alasannya, Nenek Lampir berhentilah untuk menuntutku. Lagi pula semuanya sudah terlambat, perang antara dua keluarga tak bisa dihindarkan lagi,” kata Alice.

Eva berkeringat dingin, dan duduk di kursi direktur—pikirannya pusing sangat mengetahui keluarga Lawrence mengadakan pertemuan rahasia. Dan ingin membeli buah ajaib dalam jumlah besar pada Yggdrasil.

“Alice, dengar. Situasinya menjadi semakin kacau. Alice, kau tahu YYggdrasi?”

Seketika mimik Alice menjadi marah.
“Perusahaan farmasi yang telah membunuh Ed.”

“Ya perusahaan itu. Ed terbunuh saat mencoba menyelidiki tentangnya. Kau juga berada di sana ‘kan pada saat itu. Bagaimana menurutmu?”

“Penjagaannya terlalu ketat untuk sebuah perusahaan farmasi. Buah ajaib yang mereka jual juga tampak mencurigakan, terlebih lagi di sana ada Ibrahim.”

Eva bangkit, dan menepuk pundak Alice untuk menenangkannya.

“Simpan dendammu nanti. Alice dari informasi yang kudapat keluarga Lawrence ingin membeli buah ajaib dalam jumlah besar dari Yggdrasil. Ini kesempatanmu untuk mencuri salah satu buah itu.” bisik Eva, seakan waspada akan sesuatu.

“Kenapa aku memerlukannya? Kekuatanku sudah bangkit, aku tak perlu buah aneh itu.”

“Bodoh! Dengan mencurinya kau mungkin bisa menelitinya. Kenapa buah itu bisa membuat seorang manusia memiliki kekuatan, dan dari mana asal buah itu. Kau bisa melanjutkan apa yang tak bisa diselesaikan Ed, Alice.”

“Ed.....”

“Alice. Ed telah mempertaruhkan hidupnya untuk mencari kebenaran tentang Yggdrasil. Ia tak sepenuhnya gagal, sebelum mati ia mengatakan sesuatu padaku tentang apa yang ia lihat.”

“Apa!? Beritahu aku apa itu!?”

Eva mundur, dan kembali duduk di kursi direktur.

“Berjanjilah satu hal padaku, jangan katakan apa yang kau dengar ini pada siapa pun.”

Alice menelan ludah, ia begitu penasaran dengan kata-kata terakhir kakaknya.

“Katakan padaku. Aku berjanji tak akan bilang pada siapa pun.”

Eva menarik napas panjang, dan mengingat pesan singkat yang Ed kirim sebelum menemui ajalnya padanya.

“Di malam sebelum kejadian itu, ia mengirim sebuah pesan ke emailku. Pesannya terdiri dari 3 kata; Tengkorak, Buah, dan Darah. Pesan itu terhapus dengan cepat setelah aku membacanya.”

“Tengkorak, Buah, dan Darah!? Apa maksudnya?” gumam Alice mencoba mengingat-ingat semua hal tentang Ed.


Syndicate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang