42

9 2 0
                                    

Garren terus menyerang Tucker sambil menjaga jarak, pukulan panasnya berkali-kali menghantam badan Tucker tapi ada perubahan. Tucker tetap berdiri seperti tak merasakan sakit, dan membalas serangan Garren dengan pukulan serta tendangan.

Garren bingung, Tucker di hadapannya tak seperti Tucker yang selama ini ia kenal. Ekspresinya seolah mati, dan tubuhnya yang keras menyerap setiap serangan Garren.

“Sun Flower: Solar Sun!”

Garren menembakkan cahaya panas dari tangannya yang bercahaya terang, Tucker yang tanpa ekspresi menghindari setiap tembakan Garren dengan memperkuat kakinya. Tucker melompat tinggi sampai keluar stadium, dan atas Tucker bersiap melancarkan tendangan ke arah Garren.

“Beatles: Blackbird!”

Tucker menukik cepat dengan kaki kanan di depan, Garren berusaha menghindar dari arah jatuhnya Tucker. Akan tetapi Tucker merubah arah jatuhnya lagi dengan menggeser tubuhnya.

Duaarrkkkk!

Garren menerima tendangan Tucker dengan kedua tangannya, tanah di bawah kakinya amblas, dan sekitarnya menjadi retak saking kuatnya tendangan Tucker. Sekuat tenaga Garren melempar tubuh Tucker di atasnya, dan terbakar oleh amarah.

“Tuckererrr!” seru Garren sembari terengah-engah, tulang di tangannya bergeser dan retak.

“Sun Flower: Prominance Sun!”

Tubuh Garren memancar cahaya terang yang amat panas, seluruh stadium berkeringat akibat hawa panas yang ditimbulkan Garren. Otot-otot di tangan kanannya mengembang, dan kepalan tangan Garren terbakar oleh api berwarna orange.

Garren melesat dengan menggunakan seluruh kekuatan di kakinya, serangan dadakannya itu membuat Tucker tak siap, dan berakhir menerima serangan telak tepat di perutnya.
Tucker terpental hingga menabrak dinding pembatas stadium.

Bughttt!

Tucker memuntahkan darah, kulitnya terbakar merah melepuh, dan terbakar. Ia terkulai dengan lutut terlebih dahulu, dan terus muntah bercampur darah.
Ekspresinya tetap datar saat Tucker menyeka darah dari mulutnya, secara mengejutkan Tucker kembali berdiri serta memiringkan kepalanya.

“Beatles: Hey Jude!”

Aura hitam mencekam memancar dari tubuh Tucker yang melepus, secara ajaib kulitnya yang melepuh mengering, dan menyusut sampai tulang. Daging di tubuh Tucker menghilang menyisakan tulang belulang yang dibalut oleh kulit, rambut Tucker yang pirang perlahan menghitam mengikuti perubahan pada tubuhnya.

Sekejap mata sosok Tucker telah berubah menjadi jenglot berambut hitam panjang. Gigi-giginya terlihat jelas dari balik bibirnya yang mengering, bola matanya masuk ke dalam menyisakan area hitam di area matanya.

“Beatles: Get It Back!”

Tucker menghilang, dan tiba-tiba berada di samping Garren lalu menendang wajahnya. Garren terhempas, tapi Tucker menangkapnya sebelum lebih jauh.

Garren berusaha melawan menggunakan Burning Sun, tapi Tucker lebih dulu membantingnya ke tanah. Bantingan Tucker sangat kuat hingga membuat tulang belakang Garren patah, ajaibnya Garren berhasil menendang Tucker ketika jatuh, dan menahan jatuhnya tubuhnya menggunakan kedua tangannya.

Tucker tetap tanpa ekspresi, ia berjalan pelan mendekati Garren yang kesusahan untuk bernapas akibat efek dari kekuatannya sendiri serta serangkaian serangan Tucker.

Rambut hitam Tucker yang panjang terurai saat ia berjalan, semua orang di stadium terkejut melihat Garren yang terdesak oleh Tucker.

Di lain sisi Finn yang sedang mencari celah untuk meracuni Elizabeth III, menjadi khawatir pada adiknya. Ia berkeringat dingin, tapi tetap melanjutkan rencananya—ketika melihat Elizabeth III sangat antusias menonton pertarungan mereka.

“Arthur, pria itu luar biasa. Siapa dia?” tanya Elizabeth III.

“Dia Tucker, Yang Mulia. Mantan pelayan almarhum Hudson. Tampaknya sekarang ia bekerja untuk Isla,” jawab Arthur.

Elizabeth III memuji kekuatan dari Tucker yang dapat mengimbanginya Garren. Ia terus bicara pada Arthur hingga membuat perhatian Arthur teralihkan. Hal itu tak di sia-siakan Finn, menggunakan Iris kekuatannya, Finn mengsenyapkan seluruh isi ruangan kecuali tempat Arthur, dan Elizabeth III.

Pelan- pelan ia bergerak menghampiri tas jinjing ratu yang diletakkan di atas meja. Tak ada suara yang ditimbulkan, dan bunyi apa pun saat Finn mengganti tonik Elizabeth III dengan tonik berisi racun. Dalam hati Finn tertawa merayakan keberhasilannya, sementara di dunia nyata Finn berusaha keras untuk tak membuat mimik mencurigakan agar tak dicurigai Arthur.

“Finn, menurutmu siapa yang akan menang?” tanya Elizabeth III tiba-tiba.

Finn sedikit gugup, mengira kalau tertangkap basah—ia mencoba untuk tetap tenang, dan menjawab pertanyaan Elizabeth III.

“Aku tak yakin, Yang Mulia. Garren adikku itu kuat, di antara kami berempat yang paling jago bertarung adalah dia. Sulit kupercaya ia bisa dipojokkan seperti itu oleh seorang pelayan,” tanggap Finn.

Mereka bertiga pun terbawa oleh pertarungan habis-habisan yang dilakukan Garren dan Tucker. Bahkan Garren sendiri lupa tujuan utamanya untuk memperoleh hak atas harta Hudson, dan memilih untuk menghabisi Tucker karena membuatnya terlihat memalukan di hadapan para bangsawan yang sedang nobar.

*****

Di antara penonton yang sedang menonton duel antara Garren dan Tucker, seorang gadis cantik bergaun hitam tiba-tiba duduk di samping Charlotte yang tengah mengunyah popcorn. Gadis itu terlihat tertarik pada apa yang dilakukan oleh Charlotte, dan menyapanya.

“Kelihatannya enak, boleh kuminta sedikit,” pinta gadis itu.

Charlotte yang baru tersadar akan kedatangan gadis itu pun mempersilahkan.

“Silahkan, ambil saja semaumu. Aku punya banyak,” kata Charlotte sambil menyodorkan popcornnya pada gadis bergaun hitam itu.

“Terima kasih,” ucap gadis itu, menerima popcorn dan memakannya dengan lahap.

Kedua gadis yang tak saling kenal itu duduk bersebelahan, sambil saling berkomentar tentang pertarungan Garren dan Tucker.

“Hebat, kuat sekali daya tahan pelayan itu. Apa dia manusia?” komen Charlotte tak percaya saat Tucker berhasil selamat dari serangan kedua Prominance Sun, Garren.

“Pria matahari itu juga lumayan, kupikir tendangan pelayan tadi telah cukup untuk mematahkan beberapa tulang. Tapi ia masih bisa menyerang seperti itu,” tanggap gadis bergaun hitam.

Charlotte menatap gadis bergaun hitam dengan tersenyum, lalu mengambil popcorn kedua dari dalam tas kertas yang dibawanya. Kali ini Charlotte menawarinya, tapi gadis itu menolak dengan alasan satu saja cukup.

“Kau gadis yang baik, kupikir kita bisa jadi teman. Namaku Charlotte, namamu?” kata Charlotte merasa sefrekuensi dengan gadis bergaun hitam di sampingnya.

Gadis itu tersenyum, “Odette. Namaku Odette, senang berkenalan denganmu.”

Mereka berdua saling ngobrol sambil menyaksikan duel, Charlotte membandingkan Garren dan Tucker ketika melihat pertarungan mereka. Sementara Odette menganalisis kerusakan yang dialami oleh Garren dan Tucker.

“Hei, Odette. Menurutmu siapa yang akan menang?” tanya Charlotte meminta pendapat.

Tanpa ragu Odette menjawab, “Pelayan yang akan menang. Meskipun pria matahari itu kuat, tapi ia tetaplah manusia biasa.”

Charlotte kebingungan, “Manusia biasa? Dia pengguna kekuatan loh?”

Odette tersenyum, dan akhirnya pertarungan antara Garren dan Tucker pun mencapai klimaks.

Mereka saling beradu pukul dengan jurus terkuatnya, dan Garren berakhir jatuh tak sadarkan diri dengan luka parah di sekujur tubuh. Tucker yang melihat lawannya jatuh tak memberikan sedikit pun hormat, dan berbalik pergi tanpa melihat lawannya yang tumbang.
Sikapnya yang dingin ini membuatnya dikecam oleh para bangsawan pendukung Garren, tapi ekspresi Tucker tetap dingin. Ia telah kehilangan seluruh emosinya sebagai syarat untuk bergabung dengan organisasi BLACK.

Kini ia telah menjadi pelayan sempurna yang siap melayani tuannya tanpa ekspresi, dan emosi. Code nama yang diberikan ketua BLACK padanya adalah, Black Butler.

Syndicate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang