Chapter 33
Terbakar Dalam Lautan Api* * *
Rabu minggu ini lebih panas dari minggu lalu sepertinya dan bagi Isha semakin gerah ketika mendengar sorakan Lucas tadi pagi, “Hey! Hey! Lo tahu gue senang, kan? Malaikat kelas kita sudah balik! Ayo, gue traktir lo, Sel, siomay kantin.”
“Gas!”
“Tapi, nanti istirahat barengan sama cewe gue.”
“Nggak masalah, kan ada lo.”
Isha berdecak kesal dan kemudian hanya bisa diam ketika guru yang mengajar Fisika masuk ke kelas mereka, sudah dua hari ini dia melihat Angel tertawa atau terlihat bahagia dengan siapapun yang ditemuinya.
“Selamat pagi, anak-anak. Sebelum kita memulai pembelajaran kita, Ibu mau mengatakan kepada kalian untuk tetap berlaku sopan dan menghargai sesama kalian, terlebih lagi yang lebih tua, ntah itu orang tua kalian sendiri, kami para guru,” kata wanita yang berada di belakang meja guru. Perkataannya jelas menimbulkan desas-desus dan tatapan bingung diantara para murid.
Termasuk Isha yang mengangkat bahunya ketika mendapat tatapan bingung dari teman sebangkunya.
Wanita dengan tanda pengajar ‘Rismawati’ itu kembali melanjutkan pembicaraannya setelah menangkap suara anak-anak kelasnya semakin terdengar jelas, “Kalian itu kalau melihat seseorang yang kalian kenali, seharusnya disapa bukan memalingkan apalagi menunduk kepala. Ibu bertemu dengan seseorang seperti itu. Itu menunjukkan kalian sama sekali tidak ada sopan santun. Sekolah mengajarkan tingkah laku yang baik. Bukan begitu, Angel?”
Isha langsung memalingkan wajahnya ke samping, melihat Angel yang tersentak kaget. Namun, gadis itu langsung menjawab lantang, “Iya, Bu.”
“Nah, bagus. Ingat, ya. Jangan sampai dicap tidak sopan oleh orang lain, pengetahuan memang penting. Namun, tanpa kelakuan dan etika yang baik, itu semua sama saja. Jika kalian tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana orang lain bisa menghargai kalian? Paham?” jelas ibu guru tersebut yang dibalas dengan seruan kompak dari para siswa.
“Paham, Bu!”
“Okay. Kita mulai belajarnya, buka Latihan Try Out Fisika 1, kita kerjakan semuanya. Kalau sempat, kita bahas hari ini. Kalian juga harus mulai belajar lebih serius, Ujian Nasional sudah didepan mata. Belajar yang baik, jika tidak paham, mintalah teman kalian yang lebih mengerti topik tersebut. Atau buat kelompok belajar sendiri. Kuncinya hanya latihan soal Ujian Nasional sebanyak mungkin.”
“Baik, Bu!” seru yang lainnya lantang.
Memang wali kelas mereka kali ini sangat banyak memberikan petuah-petuah panjang lebar setiap kali beliau masuk ke kelas mereka. Namun, ada juga siswa dari kelas yang lain mengatakan kalau Rismawati adalah guru yang pintar menyindir siswanya yang tidak sesuai dengan prinsipnya.
Tidak dipungkiri kalau Isha diam-diam menarik sebelah sudut bibirnya. Ya, sekarang dia punya sesuatu untuk menjatuhkan Angel.
Lo nggak perlu sok munafik lagi, Angel. Tunggu pembalasan gue.
* * *
“Kantin, Gel? Nggak jagain UKS, kan?” tanya Johan setelah mata pelajaran Fisika selama dua jam itu selesai dan sekarang jam istirahat kedua.
Angel menjawab sembari menyimpan alat tulis, “Ke kantin. Rendra yang jagain UKS. Katanya biar sekalian belajar di sana.”
“Oh, ayo, deh. Jajan doang, kan?”
“Iya, sama beli susu kotak.”
Keduanya beriringan keluar dari kelas, menuruni tangga yang mulai ramai akan lalu lalang para siswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Lost Her Smile ✔
Teen FictionPepatah mengatakan seseorang yang paling ceria, ternyata dia menyembunyikan rasa paling sakit diam-diam. Angel Joanne Anandra, si gadis yang bermimpi menjadi neurologist memilih ikut dalam organisasi PMR, berkomitmen untuk mengemban tugas sampai ha...