Chapter 31
Berusaha Bangkit Kembali* * *
Angel
[Kak Win, sudah sampai di Amsterdam belum?]
[Sepertinya belum, ya? Ya sudah, ingat makan. Awas kalau skip meals. Aduin ke Mama, nih]
[Titip salam sama Grandma dan Grandpa di sana, bilangin Adek bakalan berkunjung kalau ada waktu]
[Sudah, deh. Adek mau main-main dulu sama Sasa]Gadis itu meletakkan ponselnya kembali ke atas meja belajar dan mencolokkan kabel USB, baterai ponselnya harus diisi kalau malam nanti mau digunakan. Dia baru mandi dan berganti pakaian menjadi sporty outfit. Setelah mengambil raketnya di dalam lemari, dia langsung keluar dan menuruni tangga.
"Loh? Jam segini mau kemana, sayang? Kok pakai pakaian olahraga kamu." Mila menyela kegiatan anak bungsunya dengan semangkuk salad buah segar di tangannya dari arah dapur. Gadis itu menggunakan satu setelan matching pakaian workouts, dengan atasan crop top hoodie dan sweatpants berwarna pink pastel.
Angel menyamai langkahnya dan ikutan duduk di sofa ruang tamu, "Ke rumah Sasa, dia ngajak main badminton, Ma. Boleh, ya? Mama nggak masak apa-apa, kan?"
Tangannya yang terangkat membuat kelihatan gadis itu menggunakan baju dalaman lagi yang menutup lekuk tubuhnya.
"Nggak gerah? Panas gitu diluar, Dek," kata Mila dan menyuapi dirinya sendiri.
"Nggak, kok. Aaaaa." Angel membuka mulutnya dengan mata yang mengarah ke makanan yang dibawa ibunya. Bibirnya mengembang bahagia ketika Mila menyuapinya dengan sesendok penuh buah-buahan segar itu.
"Adek keluar dulu. Nanti malam baru balik."
Dengan begitu, Angel langsung beranjak dari tempatnya. Tidak lupa dengan raketnya menuju ke rumah tetangganya itu. Dengan mudah, dia mendorong pagar yang tidak terkunci itu dan berjalan dari sisi samping rumah tersebut."Asaaa," panggilnya seraya berjalan di sana dan sampai ke halaman belakang.
"Sudah siap?" tanya Johan yang baru selesai menandai garis-garis untuk permainan mereka. Sama sepertinya, laki-laki juga ikut telah memakai pakaian olahraganya, kaus oblong hitam dengan celana training keabuan.
"Huum."
Tangannya memberi gestur kepada Johan untuk berhenti. Lalu, dengan cekatan dia membenarkan posisi headband yang dipakai di sekitar kepala sahabatnya itu. "Nah, sudah satu set apa dua set?" tanya Angel setelah menata rambut laki-laki itu.
"Seperti biasa. Yang kalah, traktir makan malam, nasi padang gimana?"
Angel tersenyum misterius, "Deal."
* * *
Desahan kesal terdengar bersamaan dengan langkah kaki Angel yang terbalut celana training panjang, kedua tangannya masuk ke dalam kantong hooding yang didesain di tengah bajunya itu. Bibirnya mengerucut sebal dengan matanya yang menyipit karena terkena cahaya matahari. Padahal, dia sudah melindungi kepalanya dengan kupluk yang disediakan oleh hoodie-nya. Namun, sore jam lima itu mendadak lebih panas dari sebelumnya.
Kalau saja bukan karena kalah dalam permainan, Angel tidak mau buang-buang tenaga jalan kaki keluar dari komplek untuk membeli nasi padang terdekat. Beruntung ada yang menjual makanan tersebut tepat di depan komplek perumahannya, makanya dia lebih memilih jalan kaki.
"Bu, nasi padangnya lima, ya. Tiga ikan, dua ayam. Yang satu pisah cabe, lainnya samain aja, Bu. Semuanya dibungkus, ya," pesan Angel ketika sampai di dalam rumah makan itu.
"Ikan sama ayamnya yang goreng apa bakar?"
"Ikannya semua goreng. Ayam yang satunya bakar, satunya lagi goreng."
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Lost Her Smile ✔
Fiksi RemajaPepatah mengatakan seseorang yang paling ceria, ternyata dia menyembunyikan rasa paling sakit diam-diam. Angel Joanne Anandra, si gadis yang bermimpi menjadi neurologist memilih ikut dalam organisasi PMR, berkomitmen untuk mengemban tugas sampai ha...