Senju, gadis itu tengah dilanda kesibukan. Tatapannya tak beralih, hanya berpaku pada layar laptop sambil mengetik beberapa keperluan pekerjaan yang sepertinya menumpuk.
Dia tidak sendirian di ruangan bernuasa abu-abu itu, bersama pria yang kini juga sama sibuknya. Di satu meja yang sama, ia bersama Mikey.
Melupakan apapun yang menjadi bakal pikiran, Senju memilih fokus mengetik laporan yang ditugaskan Mikey. Senju berada disini juga atas perintah Mikey dengan alasan bisa langsung mengoreksi kinerja Senju. Tidak tau jika pria itu memiliki alasan lain. Yang terpenting Senju sudah berada di ruangannya.
Keheningan sangat terasa. Entah enggan membuka obrolan atau memang kecanggungan mulai menguasai interaksi mereka. Apapun itu hanya mereka yang tau alasannya. Karena ada yang ingin disampaikan, pria itu terlebih dahulu menepis keheningan tersebut.
"Minggu besok, aku berangkat ke luar negeri, ada urusan disana." Ucap Mikey tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya.
"Oh iya? Urusan apa itu?" Respon Senju, juga tanpa mengalihkan pandangan ke Mikey. Atensinya sengaja tetap sibuk pada layar laptop. Entah apa yang membuat ia begitu enggan melihat wajah pria itu.
"Ada yang ngajuin kerja sama dengan perusahaan kita disana, jadi aku harus datang."
Respon selanjutnya mendapat anggukan dari Senju. "Sendiri? Atau ngajak yg lain?"
"Aku pergi dengan Fiona."
Gerakan jemarinya yang sejak tadi sibuk mengetik seketika terhenti kala kalimat itu terucap. Sesaat Senju terdiam, lalu melanjutkan kembali aktivitasnya. Menganggap itu suatu hal biasa tanpa rasa sesak yang seakan muncul tiba-tiba.
Pria itu memperhatikan tingkah Senju namun seolah tak melihatnya. Sejujurnya ia sedikit penasaran.
"Urusan ini lumayan penting, jadi aku butuh perannya dalam negosiasi kita nanti."
Senju hanya ber-oh saja tanpa mengatakan kalimat lain. Tanpa tau jika Mikey melirik kearahnya. Dalam penglihatan Mikey, Senju seolah sangat sibuk, buat pria itu tambah penasaran dengan reaksi Senju jika kalimat selanjutnya ia ucapkan.
"Aku dan dia- "
"Iya, iya aku paham."
Berhasil. Kalimat itu terpotong, serentak dengan bunyi hentakan laptop yang seketika ditutup paksa. Sesaat Mikey membulatkan mata melihat Senju terlihat seakan menahan amarah. Ia dibuat terdiam melihat reaksi gadis itu.
"Mungkin bos butuh banyak pakaian disana, bukankah disana ada tempat-tempat yang bagus untuk sekedar jalan-jalan? Aku sarankan kalian harus nikmatin waktu berdua lebih lama setelah urusan kalian selesai." Senju mengatakan itu diakhiri dengan senyuman. Tentu senyuman palsu. Ketara sekali.
Kenapa ia terlihat begitu menyedihkan?
Kenapa harus Fiona? Kenapa bukan dirinya?
Senju menetralkan napas. Tersadar dengan apa yang ia katakan. Seharusnya ia tidak mengatakan itu. Seharusnya ia tidak gegabah mengatakan hal aneh semacam itu.
"Maaf, aku permisi dulu." Ucap Senju dengan suara rendah.
Senju menundukkan wajah sembari membereskan barangnya dengan tergesa-gesa.
"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan. Tapi saat keberangkatan, kau harus mengantarku ke bandara."
Senju beranjak keluar dari ruangan Mikey tanpa merespon ucapan pria itu. Tidak peduli jika dicap kurang sopan, Senju hanya ingin lenyap dari hadapan Mikey secepatnya.
"Hei Senju."
Wanita yang tidak ingin Senju temui, kenapa harus muncul di depan wajahnya sekarang. Tepat setelah dirinya baru saja keluar dari ruangan Mikey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By You || Maisenju
RomanceBagaimana tanggapan Senju mengenai Bonten? Apakah ia bisa menerima lingkungan itu? Apakah hal baru akan datang kepadanya? (Tokyo Revengers Fanfiction) Mikey Bonten x Senju Au WARNING⚠️ - TYPO - OOC - HARSH WORDS - Kata tidak baku - Penandaan kata ti...