4🌹

544 61 17
                                    

Suasana pagi memang sangat pas untuk memulai aktivitas. Memulai kesibukan dengan bekerja. Tapi tidak untuk kedua Haitani, lantaran kata libur sudah dibuat untuk mereka dihari ini. Alhasil mereka hanya duduk santai di sofa. Sangat aneh jika dibilang mereka berdua sedang memakai masker dipagi hari. Tapi itu memang nyata. Di sofa ruang tamu, dengan kedua kaki diselunjurkan dan TV menyala, hal ini menjadi kebiasaan yang sering mereka lakukan pada hari libur.

"Apa aku yang masih bermimpi... atau memang ada ceweknya Kakucho lagi datang ke markas?"

"Jangan bercanda Rin, kudengar Kakucho cuma dianggap teman. Lagipula mana mungkin dia berani datang kesini setelah kejadian minggu lalu?"

"Berarti cuma halusinasiku aja kayaknya" ucap Rindou memastikan dirinya sendiri.

"Selamat pagi, Tuan-tuan Haitani."

"Anjiirr dia beneran kesini!" seru mereka bersamaan. Sontak kaget melihat siapa yang menyapa mereka. Ran dan Rindou pun saling bertatapan dalam kebingungan.
.
.
.
.
.

5 hari yang lalu.

"Sano...Sano Manjirou....Man...ji...rou...nah ketemu!!" seru Senju yang kini tengah mengacak-ngacak kamar kakak tertuanya. Bersyukurlah Takeomi jarang ke rumah karena Senju sekarang sudah tau jikalau kakaknya itu punya tempat tinggal lain.

Awalnya Senju tidak terpikir sama sekali untuk mengotak-ngatik isi kamar kakaknya karena ia dulu memang tidak peduli. Walaupun pernah Takeomi berpesan kepada Senju jangan pernah membuka laci meja kerjanya, tapi kini yang terlihat Senju tengah membuka laci tersebut untuk tujuannya sekarang. Dan apa yang ia dapat ialah sebuah dokumen penting berisi data-data Bonten. Organisasi kriminal tempat kedua saudaranya berkerja.

"Bon...ten, ketuanya... Sano Manjirou"

Disana terlihat foto member Bonten diatas identitas nama mereka.

"Sanzu Haruchiyo, nomor 2 Bonten..."

"Sanzu?" Senju menaikkan sebelah alisnya, heran dengan marga lain yang mengikuti nama kakaknya padahal jelas terlihat itu foto kakaknya, Akashi Haruchiyo, bukan Sanzu.

"Kakucho Hitto, nomor 3 Bonten" ekspresinya berubah kesal ketika membaca nama pria itu. "Sialan."

"Akashi Takeomi, Hajime Kokonoi, Haitani Ran, Haitani Rindou..." Senju terus membaca nama para eksekutif Bonten dengan serius. Tak lupa beberapa info yang dimiliki Bonten. Hanya membaca sedikit saja, Senju sudah dapat menyimpulkan jika Bonten itu benar-benar sangat berbahaya.

Gadis itu kemudian termenung memikirkan rencana apa yang harus ia lakukan agar bisa masuk ke sarang singa itu. Tujuannya kali ini yaitu membawa Haru...tidak, Senju hanya ingin bersama dengan kedua kakaknya dan ingin berada di sisi Haruchiyo kembali. Kemudian ide muncul seperti lampu yang menyala di atas kepalanya.

Katakan Senju gila karena dia benar-benar berani menginjakkan kakinya di mansion mewah ini lagi. Setelah menggali beberapa informasi dari kamar Takeomi, Senju memilih hari ini sebagai rencana awal dari aksinya. Ia tau Takeomi sekarang berada di luar kota untuk beberapa hari kedepan sedangkan Haruchiyo berada di luar negeri untuk mengurus beberapa bisnis Bonten disana untuk satu minggu kedepan. Entah dengan cara apa ia sampai tau informasi seperti itu. Yang terpenting ini akan memudahkannya untuk bertemu dengan sang pemimpin, pemimpin Bonten, Sano Manjirou.

"Selamat pagi, Tuan-tuan Haitani?"

Masih dalam ekspresi terkejut karena yang mereka lihat bukan mimpi semata, ini nyata sekali. Haitani sulung mencoba untuk bertanya ke sosok gadis dihadapannya untuk memastikan jika sosok itu bukan hantu melainkan manusia.

"Kok, k-kau bisa masuk kesini?"

Berterimakasihlah kepada Takeomi yang sudah meninggalkan kartu pengenalnya di saku jasnya. Sudah lama Senju menemukan kartu itu saat mencuci jas Takeomi, walau awalnya ia tak peduli dan hampir membuangnya ke tong sampah, tapi akhirnya sangat berguna untuk bisa keluar masuk markas Bonten.

Stand By You || MaisenjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang